Pada (bait) ke-183;185, Pupuh ke-10, Mijil, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Lan (dan) maninge (lagi) babo (Duhai) dipun (di) eling (ingat), ing (pada) pitutur (nasihat) ingong (aku), sira (engkau) uga (juga) padha (sama) ngempek–empek (berlindung), iya (juga) marang (kepada) kang (yang) jumeneng (menjadi) Aji (Raja). Dan lagi, Duhai, harap diingat! Pada nasihatku, engkau juga sama-sama berlindung, juga kepada yang menjadi Raja.
Dan lagi, Duhai, harap diingat! Satu lagi nasihatku! Engkau semua juga sama-sama berlindung kepada yang menjadi Raja. Siapaun dia yang telah ditetapkan sebagai Raja, kepadanyalah engkau berlindung.
Ing (dalam) lair (lahir) myang (dan) batin (batin), den ngarsa (mendekatlah) kawengku (dalam kuasa). Dalam lahir dan batinnya, mendekatlah dalam kekuasannya.
Secara lahir dan dalam batin, mendekatlah dalam kekuasaannya. Karena engkau telah berlindung maka masuklah dalam kuasanya, jangan pernah membangkang atau berselisih dengannya.
Kang (yang) jumeneng (menjadi) nata (raja) ambawani (memerintah), wus (sudah) karseng (kehendak) Hyang Manon (Yang Maha Tahu). Yang menjadi Raja memerintah negara itu sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Tahu.
Karena siapapun yang telah diangkat menjadi Raja dan memerintah negeri, sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Tahu. Sudah atas seizinnya, karenanya Dia telah meridhoinya menjadi Raja. Jika tidak pastilah Dia yang akan menurunkannya. Ini sudah takdir!
Wajib (wajib) padha (sama, semua) wedi (takut) lan (dan) bektine (berbakti), aja (jangan) mampang (mogok) parintahing (perintah) Aji (Raja). Wajib bagi semua takut dan berbakti, jangan mogok dari perintah Raja.
Maka wajib bagi semuanya untuk takut dan berbakti. Jangan ada yang mogok tidak menjalankan perintahnya. Apapun alasannya!
Nadyan (walau) anom (muda) ugi (juga), lamun (kalau) dadi (jadi) Ratu (Raja), nora (tidak) kena (boleh) iya (juga) den (di) waoni (cela, nyinyir), parentahing (perintah) Katong (raja). Walau masih muda juga, kalau menjadi raja, tidak boleh juga dicela, segala perintahnya.
Walau lebih muda juga, kalau menjadi Raja, tidak boleh engkau cela. Yang harus dilakukan hanyalah tunduk dan patuh. Tidak ada opsi mencela raja, itu termasuk pembangkangan namanya.
Dhasar (sudah ketentuan) Ratu (raja) bener (benar) parentahe (perintahnya), kaya (seperti) priye (bagaimana) nggonira (engkau) sumingkir (mengelak), yen (kalau) tan (tak) anglakoni (melaksanakan), pasthi (pasti) tan (takkan) rahayu (selamat). Seudah ketentuan kalau Raja selalu benar perintahnya, bagaimana engkau akan mengelak? Kalau tak melaksanakan, pasti takkan selamat.
Sudah ketentuan hukum bahwa Raja selalu benar perintahnya. Itulah hukum yang berlaku pada sistem kerajaan. Bagaimana engkau akan mengelak, tak melaksanakan perintah? Jika demikian pasti hidupmu takkan selamat.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/10/kajian-wulangreh-183-185-tan-kena-den-waoni/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar