Translate

Sabtu, 18 April 2015

AJARAN SERAT WULANGREH

Dalam pandangan manusia Jawa nafsu sangat berbahaya karena manusia yang dikuasai olehnya tidak lagi menuruti akal budinya. Manusia semacam ini tidak lagi bisa mengembangkan jiwa halusnya, ia semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik dan ketegangan dalam masyarakat dan dengan demikian membahayakan ketentraman.Untuk mengontrol nafsu-nafsu dapat dilakukan dengan cara melakukan laku tapa  mengurangi makan dan tidur, menguasai seksual dan sebagainya.

SERAT CENTHINI

Serat Centhini (dalam aksara Jawa: ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦕꦼꦟ꧀ꦛꦶꦤꦶ), atau juga disebut Suluk

Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra

terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu

pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat

Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis

lagunya.

Selasa, 31 Maret 2015

MATERI PARIKAN LAN WANGSALAN 2

Parikan yaiku tetembungan utawa unen-unen kag nduweni pathokan utawa paugeran 

ajeg. Tembunge liya parikan iku rerangkening tembung kang awewaton gunggungin wanda, 

runtuting swara (vokal), lan nganggo pathokan pambuka sarta tundhone isi dadi bakuning karep 

(maksud). Ing piwulang Basa Indonesia diarani pantun. Umpamane :

1.    Cacahe wanda ukara sepisan , kudu padha karo ukara kapindho.

2.    Ukara kang ngarep mung kanggo bebuka, dene ukara sabanjure minangka isi (wose)

3.    Tibaning swara ukara sepisan, kudu padha karo ukara kapindho.

4.    Parikan biasane kedadeyan saka rong gatra, nanging uga bisa patang gatra

5.    Bisa kedadeyan saka patang wanda saben sagatra lan uga bisa kedadeyan saka wolung 

wanda saben sagatra.


SYEH AHMAD MUTAMAKIN

Syeh Ahmad Mutakim adalah seorang yang disegani serta berpandangan jauh, salah satu

tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam di Utara Pulau Jawa terkhusus

wilayah Pati. Beliau juga seorang yang arif dan bijaksana. ia pernah mencari ilmu sampai ke

negeri - negeri Arab selama bertahun-tahun. belajar ilmu-ilmu dibidang Syariat, selanjutnya

belajar Thoriqoh menurut dorongan hatinya, sebagai landasan hidupnya.[1]

Dalam perjalanannya mencari ilmu itu,

SEJARAH DESA KALIMOYO

Tidak ada referensi yang pasti, memang. Sejarah Desa Kalimulyo hanya sebatas cerita

dari mulut ke mulut yang diceritakan secara turun temurun. Bermula dari kisah Ki Ageng Talun,

salah satu murid Sunan Kudus yang menjadi pembuka desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten

Pati yang pergi dari desanya untuk mencari ketenangan setelah mengakibatkan meninggalnya

salah satu muridnya.

Setelah pengembaraan panjangnya, beliau bermaksud untuk kembali ke desanya. Dengan

menaiki sebuah rakit bambu beliau menyusuri Sungai Juwana. Ditengah perjalanan, Kelapa

Gading yang dibawanya terjatuh ke sungai. Ia berusaha untuk mengambilnya kembali, tetapi

justru rakitnya oleng dan beliau tercebur ke dalam sungai. Susah payah beliau menuju tepi

sungai. Daerah tersebut hingga sekarang dinamakan Desa Gadingrejo Kecamatan Juwana.

Ketika beristirahat di tepi sungai,

Minggu, 29 Maret 2015

CERITA RAKYAT : SUNAN MURIA

Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria

adalah Raden Umar Syahid. Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti

ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai

mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar

gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu

puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.


Sasaran dakwah dari sunan muria...

Dongeng : Puteri Tidur

Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang sangat adil dan

bijaksana.Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya.Tapi ada satu yang masih

terasa kurang.Sang Raja belum dikaruniai keturunan.Setiap hari Raja dan permaisuri selalu

berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa Raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah

9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik. Raja sangat

bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya.

Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya.

"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama."Jadilah engkau putri yang

cantik", kata penyihir kedua."Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir

ketiga."Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat."Jadilah engkau

putri yang pandai menyanyi," kata penyihir keenam.Sebelum penyihir ketujuh memberikan

mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak,

"Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?"

Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan....

Dongeng : Liliput Dan Pembuat Sepatu

Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu.

Mereka sangat baik hati.Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang

menjualnya.Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan

makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo

yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua.Karena itu

walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis.Karena uang mereka

sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu

berwarna merah.Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita

bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.

Tak lama setelah itu...

Dongeng : Anak Gadis yang Jatuh Cinta pada Pohon Oak.

Konon, di sebuah desa di perbukitan ada seorang anak gadis yang sangat cantik dan

mempesona.Anak gadis tersebut bernama Oryu.Dia mempunyai kebiasaan untuk

mengunjungi sebuah pohon oak besar yang tumbuh di atas bukit dekat desanya.Dia percaya

bahwa pohon oak besar tersebut mempunyai roh penghuni.Ia sering datang ke tempat itu

untuk memberikan persembahan.

Suatu saat Oryu bertemu dengan seorang pria muda yang tampan.Oryu dan pria muda

tersebut saling jatuh cinta. Sebenarnya, pria tampan tersebut merupakan penjelmaan dari roh

penghuni pohon oak besar yang selama ini ia kunjungi. Sejak saat itu, kebiasaan untuk

mengunjungi pohon oak besar di atas bukit dihentikan.Sebagai gantinya Oryu dan pria

tersebut saling bertemu di desanya. Pada saat malam ketika Oryu dan pria itu tidak bisa saling

bertemu, angin akan berhembus daro arah bukit dengan membawa serta bau harum pohon

dan beberapa lembar dauh pohon oak sampai ke jendela kamarnya.

Pada suatu hari

CERITA RAKYAT : ASAL-USUL KADIPATEN PATI

Ing Pantai Lor Pulo Jawa ( Pantura ), sekitar Gunung Muria bagian Wetan, ana penguasa sing

kasebut Adipati, wilayah kekuasaane kasebut kadipaten. Ana penguasa loro jaman iku yaiku

kadipaten Paranggaruda lan kadipaten Carangsoka. Kadipaten Paranggaruda dipimpin Adipati

Yudhapati, wilayahe saka kali Juwana mengidul nganti pegunungan gamping lor batesan karo

wilayah kabupaten Grobogan. Yudhapati nduweni putra jenenge Raden Jasari.

Sawetara iku, kadipaten Carangsoka dipimpin dening adipati Puspa Andungjaya, wilayahe saka

lor kali Juwana nganti Pantai Lor Jawa Tengah bagian Wetan. Adipati Carangsoka nduwe anak

wadon jenenge Rara Rayungwulan.


lelorone

CERITA RAKYAT : ASAL USUL SENDANG SANI

Desa Sani tidak begitu dikenal oleh masyarakat kebanyakan. Walaupun begitu Desa Sani mempunyai kenangan tersendiri yang tidak mudah  dilupakan oleh penduduknya. Desa Sani sebenarnya berasal dari sebuah sendang yang ditempati  oleh seekor bulus, penjelmaan dari seorang abdi Sunan Bonang.
Pada Zaman dahulu, khususnya di Jawa, banyak berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Khususnya kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Di Demak terkenallah para wali yang giat menyebarkan agama islam. Para Wali itu berjumlah sembilan orang dengan sebutan “Wali Songo”. Di antara kesembilan wali itu terdapatlah seorang wali bernama Sunan Bonang.

Pada suatu hari

DONGENG : Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

Pada suatu waktu, hiduplah seorang anak yang rajin belajar. Mogu namanya.Usianya 7 tahun. 

Sehari-hari ia berladang. Juga mencari kayu bakar di hutan. Hidupnya sebatang kara. Mogu 

amat rajin membaca.Semua buku habis dilahapnya.Ia rindu akan pengetahuan.

Suatu hari ia tersesat di hutan. Hari sudah gelap.Akhirnya Mogu memutuskan untuk 

bermalam di hutan. Ia bersandar di pohon dan jatuh tertidur. Dalam tidurnya, samar-samar 

Mogu mendengar suara memanggilnya. Mula-mula ia berpikir itu hanya mimpi. Namun, di 

saat ia terbangun, suara itu masih memanggilnya. “Anak muda, bangunlah!Siapakah 

engkau?Mengapa kau ada disini?”Mogu amat bingung.Darimana suara itu berasal?Ia 

mencoba melihat ke sekeliling. “Aku disini.Aku pohon yang kau sandari!” ujar suara itu lagi.

Seketika Mogu menengok. Alangkah terkejutnya ia! Pohon yang disandarinya ternyata 

memiliki wajah di batangnya. “Jangan takut! Aku bukan makhluk jahat. Aku Tule, pohon 

pengetahuan. Nah, perkenalkan dirimu,” ujar pohon itu lagi lembut.

Rabu, 25 Maret 2015

SOAL WULANGAN PADINAN I

Nama Sekolah : SMK Tunas Harapan Pati
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Alokasi Waktu : 45 menit





lihat selengkapnya

MATERI WACANA EKSPOSISI

Nulis wacana kuwi ora gampang, mesthine kudu eling wacana kang kepriye kang

dikarepake. Mula iku miturut jenikang wacana iku ana narasi, deskrepsi, eksposisi,

argumentasi lan persuasi.

Wacana eksposisi tegese wacana kanggo mbeberake anane analisis proses kanthi

cara narasi. Miturut KBBI (2009:290) eksposisi tegese uraian/ paparan kang nduweni

ancas mbeberake maksud lan tujuan. Wacana eksposisi yaiku salah sawijining wacana

kang mbudidaya ngandharake pokok pikiran kang bisa njembarake wawasan utawa

pangertene kang maca. Supaya luwih cetha biasane digenepi nganggo grafik, utawa

gambar. Wujud tulisan uga  kangkat, akurat, lan padat.

Wacana eksposisi adate digunakake kanggo mbabarake kawruh utawa ilmu, definisi,

pangerten, cak-cakan sawijining kegiyatan, methode, cara lan proses dumadi sawijining

kedadeyan utawa bab, tuladhane wacana eksposisi yaiku pawarta kang ana ing koran lan

cara-cara nggawe barang tertemtu kayata ng gawe sabuk saka kulit, tas kulit, carane

nggawe tahu, lan sapanunggalale. Ana sajroning nulis wacana eksposisi penulis kudu

nduweni kawruh bab pola pengembangan paragraf.

Pola pengembangan paragraf kang bisa dienggo ing wacana eksposisi:




lihat selengkapnya

MATERI UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA

Basa Jawa nduweni unggah-ungguh basa, yaiku cak-cakane basa miturut drajat utawa

trap-trapane umur. Dadi yen matur karo wong sing luwih tuwa, upamane bapak, ibu, guru,

kangmas, mbakyu kudu nganggo basa krama. Saliyane kuwi, menawa ketemu wong sing lagi

dikenal, prayogane kudu nganggo basa krama. Perlu digatekake, terkadhang ana klera-kleru

panganggone tembung krama inggil, kang dadi cirine basa alus, yaiku tumrap awake dhewe

(O1= orang pertama). Tembung krama inggil kang bisa dienggo tumrap awake dhewe (O1)

asring diarani krama andhap. Cacahe ora akeh, kayata: atur, caos, dherek, marak, sowan,

sung, suwun lsp.


lihat selengkapnya

MATERI PAWARTA

Miturut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 (2003:140) sing diarani berita (basa

Jawane pawarta) yakuwi crita utawa karangan bab kedadeyan utawa kahanan, prastawa sing

isih anget, anyar, gres lan merak ati.

Unsur-unsur sing lazim ana sajroning pawarta biyasa dikenal istilah 5W+1H, yaiku:

1. What (apa sing kadadeyan)

2. When (kapan kedadeyane)

3. Where (nang ndi kadadeyane prastawa kuwi)

4. Why (kena apa nganthi kedadeyan prastawa kuwi)

5. Who (sapa sing nglakoni prastawa kuwi)

6. How (kepriye kedadeyane prastawa kuwi)



lihat selengkapnya

MATERI PAWARTA 2

Manungsa warganing bebrayan mesthi ora bisa uwal saka manungsa liyane. Ing saben

dinane mesthi mbutuhake informasi. Informasi utawa kabar bisa katemokake saka medhia

elektronik kayata radhio, televise, internet lsp., utawa saka medhia ora elektronik kayata

kalawarti, ariwarti, lan buku. Ngandharake kabar utawa informasi marang wong liya kuwi ora

gampang, apa maneh ngandharake ing ngarepe wong akeh, bisa-bisa apa kanga rep

dikabarake malah salah kedadeyan.

         Supaya apa kang arep dikabarake marang wong liya ora salah kedadeyan, kang kudu

digatekake yaiku :

 Sumber informasi kudu cetha

 Kudu ngerti isine

 Informasine kudu anyar, actual lan bisa dipercaya

 Kanggo sapa kabar mau

 Kabar mau ora kena ditambah-tambahi utawa dikurangi

 Tujuane menehi kabar marang wong liya

 Paedahe informasi mau kanggo wong liya



lihat selengkapnya

MATERI PARIKAN LAN WANGSALAN

Parikan

Guneman utawa pacelathon marang wong liya iku ana tata kramane utawa unggah-

ungguhe basa, punapa maneh guneman nganggo parikan utawa wangsalan. Unggah-ungguh

yaiku sopan-santun, tata susila, tata pranataning basa miturut lungguhing tata krama utawa

nggunakake basa. Babagan unggah-ungguh basa di butuhake banget ing jaman moderen iki.

Emane, basa krama kurang kaajarake marang siswa ing sekolahan. Mula iku ing kene para

siswa bakal di ajari kepriye tuladhane pacelathon arang wong kang luwih tuwa.

Unda-usuking basa kaperang dadi loro, yaiku basa ngoko lan basa krama. Basa ngoko

kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang wis kulina utawa satataran. Dene basa

krama kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang durung kulina utawa wong kang

tataran bebrayan luwih tuwa.

Parikan yaiku unen-unen kang kedadeyan saka rong ukara, kang dhapukane kanggo

purwakanthi swara utawa purwakanthi sastra. Saben saukara kadadeyan saka rong gatra,

saben sagatrane isine 4 wanda utawa 8 wanda. Ukara kapisan minangka pambuka, ukara

kapindho iku wose utawa isi bakune. Ing basa Indonesia parikan diarani pantun.



lihat selengkapnya

MATERI CRITA PENGALAMAN PRIBADHI

A. Pangertene Crita Pengalaman Pribadi

Crita pengalaman pribadhi dumadi saka 3 (telung) tembung, yaiku crita, pengalaman,

lan pribadi. ‘Crita’ yaiku lelakon sing diandharake lumantar lisan utawa tulisan.

‘Pengalaman’ yaiku kedadeyan sing wis kliwat utawa wis tau dilakoni menungsa wiwit biyen

nganti saiki, dene ‘pribadi’ yaiku dhiri utawa awak. Miturut pangerten ing dhuwur, crita

pengalaman pribadi yaiku crita pribadi sing wis dilakoni dening pawongan.

B. Unsur Intrinsik Crita Pengalaman Pribadi

Kaya dene unsur intrinsik crita, unsur intrinsik crita pengalaman pribadi dibagi dadi

loro (miturut wujude), yaiku unsur lair lan unsur batin. Rong unsur mau dijalaske ing ngisor

iki.

a. Unsur lair ana 5 (lima), yaiku 1) underan (tema): 2) paraga lan sifat paraga (tokoh lan

penolohan): 3) lelakon (alur): 4) Plot: 5) pamilihing tembung (pemilihan diksi).

1) Tema yaiku titikan crita sing sifate umum. Meh kaya judhul, nanging dudu judhul.

Cara pamikiran bodhone, tema digambarake kaya dene ‘bab’, dene judhul mono kaya

dene ‘subbabe’



lihat selengkapnya

CONTOH MATERI NULIS AKSARA JAWA

Salinana ukara ing ngisor iki dadi aksara Jawa!

1. Ibu nembe sare 6.   Tuku buku loro

2. Aku lan Sari tuku buku  7.   Budi mangan roti

3. Bocah kuwi nakal banget 8.   Baya mangan kancil

4. Suminah ora mlebu sekolah 9.   Mobil biru kae anyar

5. Rega beras mundhak dhuwur 10. Menyang kutha Solo.

B. Salinana wacan ing ngisor iki dadi aksara Jawa!

sawijining dina kancil arep nyabrang kali. nanging dheweke bingung amarga

kaline jero banget.  kancil banjur nggolek debog arep gawe nyabrang. lagi arep nyeret

debog ing kali, kancil ditubruk baya.  baya iku duwe karep mangan kancil. kancil banjur

nggolek akal. kancil banjur ngutus baya supaya ngundang kanca-kancane yen arep

mangan dheweke. akhire akeh baya sing padha teka. baya-baya banjur padha mandheg

jejer ana ing kali. kancil banjur nyabrang lan mlayu saka kali iku. baya-baya padha

ngamuk amarga rumangsa diapusi kancil.

MATERI MENULIS RINGKASAN WACANA NON SASTRA

Tembung ringkesen mono saemper tegese karo tembung ikhtisar. Tembung loro iku

mujudake andharan cekak saka wacana kang asli. Diarani andharan cekak, amarga ing

ringkesan ora ngowahi bakune isi wacana. Bedane kang baku, ringkesan isih tetep njaga urut-

urutan isine wacana asli, dene ing ikhtisar ora njaga urut-urutan mau.

         Ngringkes iku njupuk pokok-pokok isine wacana kang dianggep penting utawa

wigati. Kanthi ringkes, wacana kang dawa lan ngambra-ngambra bisa digawe luwih cendhak,

nanging bab-bab kang penting ing wacana iku isih bisa ditemokake.

         Cara kang gampang supaya bisa nemokake pokok isine wacana yaiku kanthi

nemokake gagasan kang pokok saka wacana kang diringkes. Bab-bab kang ora utawa kurang

penting kang dudu pokoke isi, kayata cacahe ( kuantitas ) barang, bobote ( kualitas ) dhata,

lan jeneng-jenenge panggonan dilebokake ing ringkesan mung menawa bab kasebut dianggep

penting banget.

        Sawise nemokake pokoke gagasan utawa pokok pikiran, banjur digoleki apa isine

kang baku. Bakune isine iku banjur diandharake nganggo basane dhewe nanging urutane

ajeg, ora owah. Sajrone nggawe ringkesan, becike ora maca wacana mau, cukup nggathuk-

nggathukake pokoke gagasan utawa pikiran kang wis dicathet.



lihat selengkapnya

MATERI GEGURITAN

Guritan saiki wis ora jumbuh karo paugeran, akeh-akeh wis ana pangaribawaning jaman,

saengga guritan saiki wis beda karo giritan jaman biyen, tegese wis mardika. Titikane guritan

yaiku ora kawengku ing pathokan, migunakake tembung-tembung kang pinilih, cacahe larik

ora katemtokake, sajak pungkasane bebas mardika, ora nggunakake basa padinan, arng-arang

nggunakake tembung pangiket, migunakake tembung kawi, isine mentes, lan migunakake

purwakanthi basa, swara lan sastra.

 Carane nulis geguritan yaiku nemtokake tema, milih tetembungan kang mentes, endah

lan cekak, menehi irah-iarahan kang junbuh karo isine geguritan,

 Titikane geguritan :

 Ora kawengku ing pathokan

 Migunakake tembung-tembung kang pinilih

 Migunakake purwakanthi sastra, swara lan basa

 Isine mentes


lihat selengkapnya

MACA TEKS NON SASTRA

Standar Kompetensi : Mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai   keterampilan dan teknik membaca.
Kompetensi Dasar : Membaca pemahaman  wacana nonsastra tentang budaya Jawa

Materi Pokok : Teks bacaan non sastra tentang budaya Jawa

Indikator :

 Menemukan kata-kata sukar dalam bacaan

 Mengartikan kata-kata sukar dalam bacaan

 Menemukan pokok-pokok isi bacaan

 Menjawab pertanyaan bacaan secara tepat

 Menyusun ringkasan bacaan secara tepat

 Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri



KENDUREN, APA WIS AREP ILANG?

Dening Arief Mulyana.

           Saperangan ahli mastani, agamane wong Jawa sing temenan iku sejatine aran

kenduren. Kenduren, ora beda pokoking ngibadah. Awit kanggone wong Jawa, kabeh

perkara kang ana gandheng cenenge karo lakuning urip, wiwit ceprot jabang bayi

nganti tekan matine, kalebu prstawa liyane, kayata nggawe omah, lulus sekolah,

ketampa nyambut gawe, kudu dikendureni. Upacara kenduren mono ancase kanggo

nggayuh kaslamatan. Muga kenduren uga kasebut slametan. Wong kang wus

ngleksanani upacara wujud kenduren mau, adate banjur rada ayem lan tentrem atine.

Pancen kabeh mau gumantung kepercayaan pribadine dhewe-dhewe.

            Miturut Herusatoto (1991), kenduren iku kalebu perangan tindakan simbolis

tumrape wong Jawa kanggo memuji lan  nggayuh kaslametan. Apa kang dadi tatacara,

ubarampe lan lakuning upacara kenduren sejatine mung medhia simbolis kanggo

nglairake pepinginan utawa panyuwunan marang Dzat Kang Luwih Kuwasa. Dadi, yen

ditelusuri tenan, kenduren iku kalebu wujuding ibadah tumraping wong Jawa kang

ngleksanani upacara mau, dadi kaya dene donga.



lihat selengkapnya

MATERI MEMBACA NYARING BAHASA JAWA

Maca seru utawa maca nyaring nduweni ancas supaya bisa mangerteni tembung-

tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong

jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine

pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.

Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :

1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,

pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.

2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar

karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane

3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake

jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha

( // ) kanggo mandheg suwe,  tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena

mandheg.

4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake

antarane bagian kang penting lan ora penting

5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget

ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang

ngrungokake.

6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.

7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa

ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere

pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang

isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta

kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.

Kaprigelan kang kudu dilatih nalika maos pawarta!

1. Gladhen swara/vokal



lihat selengkapnya

MATERI MACA PAWARTA

Maca seru utawa maca nyaring nduweni ancas supaya bisa mangerteni tembung-

tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong

jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine

pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.

Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :

1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,

pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.

2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar

karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane

3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake

jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha

( // ) kanggo mandheg suwe,  tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena

mandheg.

4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake

antarane bagian kang penting lan ora penting

5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget

ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang

ngrungokake.

6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.

7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa

ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere

pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang

isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta

kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.



lihat selengkapnya

Selasa, 24 Maret 2015

MATERI GEGURITAN

Tembung guritan asale saka tembung “gurit” kang tegese:

** Kidung utawa tembang

** Tulisan awujud tatanan kanthi paugeran tartamtu

Nggurit tegese ngarang tembang, kidung utawa rerepen.

Carane nggurit kuna:

• Cacahing gatra ora ajeg nanging sithik-sithike papat

• Cacahing wanda ing gatra siji-sijine kudu padha

• Tibaning swara kudu runtut

• Sangarepe guritan, diwiwiti tembung “sun nggurit” utawa “sun nggegurit”

Ana ing guritan anyar, katamtuan iku wis ora lumaku.

Kang kudu digatekake maos geguritan:


lihat selengkapnya

MATERI CRITA RAKYAT (2)

I. Unggah-ungguhing Basa Jawa

Miturut cak-cakane, basa Jawa kaperang dadi loro, yaiku :

A. Basa Ngoko

Basa ngoko yaiku bahasane wong kang ora pati ngurmati kang diajak guneman

Basa ngoko ana rong werna :

1. Ngoko lugu

Wujude tembung ngoko, ora ana tembung kang krama inggil tumrap wong kang di

ajak guneman. Yen ana, mung tumrap marang wong sing digunem.

Kanggone : omongane bocang karo bocah sing kulina, omongane wong tuwa karo

wong enom, yen lagi ngunandhika.

2. Ngoko alus

Basa ngoko kang alus utawa luwig diajeni. Wujude yaiku basa ngoko kanthi

tembung krama inggil tumrap wong kang di jak guneman

Kanggone : ibu marang bapak, adhi marang kangmase utawa mbakyune, bisa uga

kangmas utawa mbakyu marang adhi kang diajeni merga pangkate luwih dhuwur,

anak marang wong tuwa, guru padha guru kang wis akrab/ kulina


lihat selengkapnya

MATERI CRITA RAKYAT

Cerita rakyat yaiku sawijining prosa lawas sing urip ing masyarakat lan anggone

nyebarake turun-temurun nganggo bahasa lisan. Crita rakyat kasebut kacritakake ing maneka

warna kahaanaan, ana ing sajroning kumpulan, utawa pinangka crita paamancing impen llan

sapiturute. Tumpraping bocah-bocah, crita rakyat uga bisa migunani pinangka pendhidhikan

budi pekerti amarga ana ing sajroning critaa kasebut akeh pesen-pesen moral kang bisa dadi

lantaran nandurake budi pekerti luhur tumprap bocah-bocah.

Déné crita rakyat kuwi wujudé kapérang dadi 2 (loro), kayata :


lihat selengkapnya

MATERI CRITA PENGALAMAN PRIBADHI

Pengalaman mono wujude maneka werna. Ana pengalaman pribadi, ana kedadeyan

kang dialami dening masyarakat/ bangsa. Kedadeyan penting kang dialami dening

sawenehing bangsa kanthi bukti kang nyata dadi sejarah. Pengalaman pribadi yaiku

pengalaman sing dilakoni/ dirasakake dening manungsa dhewe. Nitik saka isi ceritane,

pengalaamaan ana kang wujud pengalaman kang lucu, ana uga pengalamaan kang ngayelake,

gawe trenyuh lan sapanunggalaane.

Pengalaman ateges apa-apa kang wis nate dialami. Pangerten wis dialami ora banjur

kudu awake dhewe kang ngalami, nanging uga bisa dening wong liya, lumantar dicritani

utawa maca pengalamane wong liya. Saben wong duwe crita pengalaman kang maneka

warna. Pengalaman kuwi ana kang ndadekake senenging ati, gawe ati lara, gawe susahe ati,

gawe guyu lsp.

lihat selengkapnya

CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI BAHASA JAWA KELAS X

1. “Bocah-bocah, suk dina setu tanggal 25 Oktober 2005 raport bakal didumake. Sing

mundhut kudu wong tuwane dhewe, ora kena diwakilke.”

Kangge nanggepi wara-wara punika, murid-murid anggenipun matur dhateng tiyang sepuh

ingkang leres…

a. “Pak/ Bu, dipun aturi tindak dhateng sekolah, saperlu mundhut raport, benjang

tanggal 25 Oktober.”

b. “Pak/ Bu, raportipun sampun saged dipun pundhut tanggal 25 Oktober.”

c. “Pak/ Bu, kon menyang sekolahan njupuk raport semesteran suk tanggal 25 Oktober.”

d. “Pak/ Bu, tanggal 25 Oktober raportan, ken mundhut piyambak boten angsal

diwakilke.”

e. “Pak/ Bu, diutus mendhet raport teng sekolah tanggal 25 Oktober.”

Wara-wara

Wara-wara iki katujokake kanggo para siswa anyar kelas X. Kabeh siswa anyar kelas X

supaya ngumpul ing:

dina : Kemis

tanggal : 19 Juli 2007

wanci : jam 12.00 wib

panggonan : kelase dhewe-dhewe

kaperluan : ngrembug bab kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah

Wara-wara iki penting banget, mula kanggo para siswa anyar kelas X prayogane kabeh

bisa nekani patemon iku.

2. Sapa kang menehi pengumuman kuwi?

a. Kepala sekolah

b. Ketua OSIS SMA XI

c. Baskoro kembar

d. Wakil Ketua OSIS

e. Siswa anyar

3. Manut isine, wara-wara kuwi saperlu kanggo ngrembug bab apa?

a. Kerja bakti

b. Kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah

c. Kumpul ing kelase dhewe-dhewe

d. Para siswa anyar supaya kumpul

e. Pengumuman saka OSIS


lihat selengkapnya

MATERI NULIS CERKAK

Wacana  narasi yaiku  karangan kang nyritakake saweneh prastawa kanthi runtut, 

jlentreh, ceritane kranalogis, cetha paraga lan latare darta alure. 

Ancase karangan narasi yaiku nritakake pengalaman uripe wong ing saperangan 

wektu utawa bisa uga karangan kang minangka asiling rekadaya pikirane pangripta. Mula 

supaya bisa nggambarake kaya kasunyatane ing karangan narasi kudu an paraga, papan, 

swasana, urutan  kedadeyan  lan sapanunggalane.

MATERI CERKAK (3)

Miturut wong kang ora kangelan mangerteni tembung-tembung ing basa Jawa, maca

cerkak kalebu kagiyatan kang nyenenorae. Maca kanthi seru (membaca nyaring) kudu

cetha, nengenake ing kaendahan lan paugeraning tembung. Jiwa sajroning maca cerkak

uga kudu digatekake. Sabanjure kang wigati liyane yaiku intanasi, cendhak dhuwure

pangucapan. Kabeh mau kanggo nggambarake kaya kahanan sanyatane paraga utawa

takoh lan setting.

lihat selengkapnya

MATERI CERKAK (2)

Cerkak yaiku wacan kang kalebu crita narasi lan isine nyritakake prastawa kang

dialami paraga kanthi urutan wektu tinamtu.

Titikane cerkak yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu

kedadeyan. Cerita cerkak utawa cerkak (basa Indonesia: Cerpen) klebu gancaran utawa

prosa sastra. Cerkak bisa di rembug mawa dhiskusi. Diskhusi uga bisa diarani wawan

rebug/ musyawarah kanthi tujuan lan arah kang cetha. Sajroning diskusi para anggota

utawa panyarta diskusi kudu aktif kabeh.

lihat selengkapnya

MATERI CERKAK

CERKAK

Pasinaon nyemak cerkak yaiku kang nyemak kudu waspada lan ngerti marang 

tembung lan isi crita., kenal marang lakon lan paraga crita, kahanan, sarta setting lan liya-

liyane. 

Cerkak yaiku wacan kang kalebu crita narasi lan isine nyritakake prastawa kang 

dialami paraga kanthi urutan wektu tinamtu. 

Titikane cerkak yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu 

kedadeyan.

Unsur-unsur  intrinsik cerkak :

a. Tema yaiku saripatine kang diandharake utawa kang dicritakake. Tema uga bisa diarani 

underan utawa punjeraning crita. Tema kuwi wujude saka satembung utawa rong 

tembung. Tema-tema kang asring ana ing cerkak, kayata: pribadi, sosial, kesehatan, 

sosial budaya, lan sapiturute.


Minggu, 22 Maret 2015

FONT AKSARA JAWA


font aksara jawa kagem microsoft office

MATERI AKSARA JAWA

AKSARA JAWA

Aksara Jawi ha ngantos nga makaten punika ing jagating basa kawastanan aksara 

ingkang gadhah sipat silabis ‘wanda, suku kata’. Liripun aksara setunggal lan setunggalipun 

manawi kagandheng saged mujudaken tembung. Aksara Jawa ingkang tanpa sandhangan 

dipunwastani legena, sampun ngemu swara “a”.

MATERI WARA-WARA

WARA-WARA

Pengumuman utawa wara-wara digawe bisa lumantar tulisan utawa sarana 

dipocapake. Pengumuman mujudake informasi sing dituju ora mung pribadhi, nanging sipate 

sapa-sapa kena. Tuladhane nalika kowe arep ngleboni SMA kene, kowe maca pengumuman 

“Penerimaan Siswa Baru”. Coba jenengmu mesthi ora ana. Sing ana mung sing nanggung 

jawab sing gawe pengumuman. Ana maneh ngrungokake pengumuman lumantar mesjid 

perkara sesuk sing arep nindakake shalat Idul Fitri. Terkadhang pengumuman kerja bakti apa 

kumpulan RT cukup nganggo loudspeaker masjid. Iki srana nekakake pengumuman sing 

paling prasaja, uga nganggo papan pengumuman sing amadya ing sekolah, RT, Kelurahan lan 

sapanunggalane (Fokus, kaca 68).

Wara-wara mujudake salah sawijining basa kang duweni tenger:

a. Basane komunikatif, maksude basane cukup saperlune wae, nganggo tetembungan 

kang prasaja bae, supaya gampang ditampa dening kang maca utawa sing 

ngrungokake.

b. Isine ringkes, maksude ngemot bab-bab kang wigati (penting) bae.

c.   Perangane jangkep, maksude sanajan ringkes, ananging kudu lengkap. Saka wara-

wara mau   bisa diwangsuli pitakon: apa, sapa, kapan, neng endi, kenapa, kepriye lan 

pitakonan liyane.

SILABUS BASA JAWA KELAS X KTSP

Nama Sekolah : SMK Tunas Harapan Pati

Mata Pembelajaran : Bahasa Jawa

Kelas/Semester : XI/Gasal

Standar Kompetensi : Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa Jawa.

Kode Kompetensi : 1

Alokasi waktu : 6x45 menit

lihat selengkapnya

MATERI SENI TEATER KELAS X KTSP

SENI TEATER


1. Definisi Teater

Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya 

tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata 

teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan 

demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, 

wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. 

Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-

anaknbermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain sebagainya. Selain itu, 

teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan 

masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-

unsur teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan perluasan 

definisi teater itu bisa terjadi. 

Tetapi batasan tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut:“tidak ada 

teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di layar maupun 

pertunjukan langsung yang dihadiri penonton, serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”, 

(Harymawan, 1993). Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas 

pentas dan disaksikan oleh penonton. Namun, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang 

berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang 

berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan 

lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah.


MATERI SENI TARI KELAS X KTSP

PENGERTIAN SENI TARI

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi 

unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-

maksud tertentu dari koreografer. 

Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya 

menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di 

Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa 

gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran 

dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi 

symbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. 

Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral 

maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman 

prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan 

tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.

Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, 

sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan 

beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi 

suatu upacara keagamanaan atau ritual. 

Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual 

yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam 

setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya 

mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari 

jenis kesenian yang lahir pada zaman modern.

MATERI SENI MUSIK KELAS X KTSP

I. PENGERTIAN SENI MUSIK

Seni musik adalah hasil gagasan isi hati yang diekspresikan dalam bentuk suara dan 

dikeluarkan secara teratur, menghasilkan keindahan dalam bentuk bahasa bunyi yang 

dapat dihayati pendengarnya (audio). Kata musik berasal dari bahasa Inggris music, 

bahasa Belanda muziek. Bangsa Yunani mengenal musik dengan sebutan musae yang 

artinya sekumpulan dewi kesenian.  

Seni musik Indonesia pada jaman dahulu banyak berakar pada kepercayaan dunia leluhur 

atau pemikiran mistik. Perubahan lebih banyak ditentukan oleh benturan budaya Hindu 

dan Budha, Arab, Portugis dan Spanyol, Jepang dan budaya pop Barat. 


II. SEJARAH MUSIK BARAT DAN TIMUR

Musik muncul karena tuntutan yang menyertai manusia dalam pelafalan mantra agar 

mampu menimbulkan suasana magis. Musik digunakan sebagai salah satu sarana dalam 

upacara ritual masyarakat pra-sejarah. Peradaban manusia kian berkembang, musik 

digunakan sebagai simbol dan tanda untuk suatu aktivitas. Musik digunakan untuk 

memanggil orang agar berkumpul, digunakan sebagai tanda dalam peperangan, iringan 

tertentu dan sebagainya. Jenis musik pada saat itu lebih banyak musik-musik ritmis 

daripada melodis.

MATERI SENI RUPA KELAS X KTSP

I. PENGERTIAN SENI RUPA

Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan

rupa (visual) sebagai medium pengungkapan gagasan seni dengan penghayatan indera mata

(dilihat) bentuk atau wujudnya. Macam – macam karya seni rupa antara lain seperti seni

lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, seni kaligrafi, seni membetik, seni ukir, seni

kerajinan dan sebagainya.

A. Seni Rupa Menurut Fungsi/Tujuan

Seni rupa dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu :

1. Seni Rupa Murni (Fine Art)

Seni rupa ini diciptakan dengan bebes tanpa mempertimbangkan segi fungsi atau

kegunaanya, biasanya hanya untuk kenikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan

praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni ini dapat kita temukan dalam bentuk

lukisan, patung, grafik dan sebagainya.

2. Seni Rupa Pakai / Terapan (Applied Art)

Seni rupa ini diciptakan untuk kegunaan dan fungsi praktis sebuah karya seni dalam

kehidupan sehari-hari yang juga lazim dikenal sebagai seni kriya (craff).

Hampir setiap barang/kebutuhan disekitar kita berhubungan dengan seni rupa.

Contoh :

- Bangunan rumah yang indah  - Taman yang asri

- Gelas dan piring yang cantik - Candi yang megah

- Mobil mewah - Dekorasi rumah


lihat selengkapnya

SILABUS SENI BUDAYA KELAS X KTSP

SILABUS

Nama Sekolah : Smk Tunas Harapan Pati

Mata Pelajaran : Seni Budaya (seni rupa)

Kelas/Semester : X / 1

Standar Kompetensi : Mengapresiasi karya seni rupa

Kode : 1

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

lihat selengkapnya

Selasa, 17 Maret 2015

RPP SENI TEATER KELAS XI KTSP (2)

Form 01 - POS 7.5.1.b

 
 



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
                                                                                                                                             
Nama Sekolah                       : SMK Tunas Harapan Pati
Mata Pelajaran                      : Seni Budaya 
Kompetensi Keahlian           : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester                    : XI / I
Pertemuan Ke                       : 14
Alokasi Waktu                       : 1 x 45 menit
Standart Kompetensi            : Mengapresiasikan Karya Seni Teater.
Kode Standart Kompetensi  : 4
Kompetensi Dasar                 : Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur
estetis pertunjukan teater
Indikator                                :  1. Estetika pertunjukan teater dijelaskan sesuai dengan unsur – unsur   pembentuk seni teater
2. Unsur – unsur teater dipadukan secara estetis dan     dicobakan dalam pertunjukan teater kelas
3.   Sikap apresiatif ditunjukkan dengan menyaksikan contoh pertujukan teater secara tertib dan memberikan tanggapan setelah pertunjukan selesai
 



A.      Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1.    Membedakan dan menjelaskan harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2.    Membedakan dan menjelaskan langkah-langkah berkarya teater sederhana.

B.       Materi Pembelajaran :
1. Definisi, unsur – unsur dan bentuk seni teater
2. Role play (bermain peran)

C.      Metode Pembelajaran :
1.    Ceramah,
2.    Praktek,
3.    Demonstrasi,
4.    Penugasan.

D.      Kegiatan Pembelajaran :
1.    Kegiatan Awal  (10 menit)
a.    Guru memberikan motivasi tentang pertunjukan teater.
b.    Guru memberi informasi awal mengenai harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
c.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d.   Guru memberikan pre test secara lisan.



2.    Kegiatan Inti  (30 menit)
a.    Eksplorasi
1)   Guru menggugah rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan pokok bahasan tentang harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2)   Peserta didik bekerja keras dan disiplin memahami harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
b.   Elaborasi
1)   Peserta didik disiplin memperhatikan penjelasan guru tentang harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2)   Peserta didik bekerja keras mendengarkan dan mencatat hal-hal penting terkait dengan harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
c.    Konfirmasi
1)   Guru membimbing siswa dalam memahami harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2)   Guru dan peserta didik secara kreatif menyimpulkan bersama-sama dengan demokratis dari apa yang sudah dipelajari.
3)   Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif.
3.    Kegiatan Akhir (5 menit)
a.    Guru bersama dengan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b.    Penenangan.
c.    Guru memberi tugas terstruktur dan tidak terstruktur sebagai pengayaan materi tentang harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater

E.       Alat dan Bahan, Sumber Belajar :
1.    Alat dan Bahan :
a.       LCD Projektor
b.      Laptop
c.       Power Point
2. Sumber Belajar :
a.       Arini, Sri Hermawati Dwi. Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
b.      Buku Seni Teater (A. Kasim Achmad)
c.       Buku Dramaturgi (RMA. Harymawan)
d.      VCD Pentas seni teater
e.       Buku Seni Peran (Japi Tambajong)
f.       Buku cerita
F.    Penilaian :
1.    Kecakapan non akademik meliputi kecakapan sosial, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi sesama teman, berani mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru
2.    Kecakapan akademik meliputi tugas kelompok maupun individu dan ulangan harian


Mengetahui,                                                                Pati, 15 Juli 2013                   
Kepala Sekolah                                                           Guru Pengampu



Ir. Eny Wahyuningsih, M.Pd                                      Dika Agung Marlianto, S.Pd


Tugas terstruktur dan tidak terstruktur
KD Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur estetis pertunjukan teater

A.  Tugas Terstruktur
1.      Apa yang anda ketahui tentang drama?
2.      Apa yang dimaksud denan naskah?
3.      Sebutkan dan jelaskan pembagian naskah
4.      Apa perbedaan antara drama dan teater?
5.      Sebutkan teknis menulis drama!

B.  Tugas Tidak Terstruktur
Carilah di internet, video permainan drama sederhana


RPP SENI TARI KELAS XI KTSP (4)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
                                                                                                                                             
Nama Sekolah                       : SMK
Mata Pelajaran                      : Seni Budaya 
Kompetensi Keahlian           : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester                    : XI / I
Pertemuan Ke                       : 12
Alokasi Waktu                       : 1 x 45 menit
Standart Kompetensi            : Mengapresiasikan Karya Seni Tari
Kode Standart Kompetensi  : 3
Kompetensi Dasar                 : Mengidentifikasi Jenis, peran dan perkembangan
tari
Indikator                                : 1. Tari diidentifikasi jenis, peran dan
perkembangannya.
2.   Hasil identifikasi diaplikasikan dalam bentuk dan diperagakan.
3.   Hasil identifikasi tari ditampilkan dengan sikap gerak dasar yang  benar.
 



A.      Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat :
1.    Memahami pola dasar tari
2.    Memperagakan bentuk gerak dasar tari.

B.       Materi Pembelajaran :
1.      Aplikasi hasil identifikasi jenis dan peran tari.
2.      Penampilan gerak dasar tari.

C.      Metode Pembelajaran :
1.      Ceramah,
2.      Praktek,
3.      Demonstrasi,
4.      Penugasan.

D.      Kegiatan Pembelajaran :
1.    Kegiatan Awal  (10 menit)
a.    Guru memberikan motivasi tentang tentang bentuk gerak dasar tari.
b.    Guru memberi informasi awal mengenai bentuk gerak dasar tari.
c.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d.   Guru memberikan pre test secara lisan.

2.    Kegiatan Inti  (30 menit)
a.    Eksplorasi
1)   Guru menggugah rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan pokok bahasan tentang bentuk gerak dasar tari.
2)   Peserta didik bekerja keras dan bersungguh-sungguh memahami bentuk gerak dasar tari.
b.   Elaborasi
1)   Peserta didik bersungguh-sungguh memperhatikan penjelasan dan praktek guru tentang bentuk gerak dasar tari.
2)   Peserta didik bekerja keras mendengarkan dan mencatat hal-hal penting terkait dengan bentuk gerak dasar tari.
c.    Konfirmasi
1)   Guru membimbing siswa dalam memahami bentuk gerak dasar tari.
2)   Guru dan peserta didik secara kreatif menyimpulkan bersama-sama dengan demokratis dari apa yang sudah dipelajari.
3)   Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif.
3.    Kegiatan Akhir (5 menit)
a.    Guru bersama dengan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b.    Penenangan.
c.    Guru memberi tugas terstruktur dan tidak terstruktur sebagai pengayaan materi tentang pola dasar tari

E.       Alat dan Bahan, Sumber Belajar :
1.    Alat dan Bahan :
a.       LCD Projektor
b.      Laptop
c.       Power Point
2. Sumber Belajar :
a.       Arini, Sri Hermawati Dwi. Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
b.      Buku pengetahuan tari
c.       Sejarah tari Indonesia
d.      Buku komposisi tari

F.    Penilaian :
1.    Kecakapan non akademik meliputi kecakapan sosial, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi sesama teman, berani mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru
2.    Kecakapan akademik meliputi tugas kelompok maupun individu dan ulangan harian


Mengetahui,                                                                Pati, 15 Juli 2013                   
Kepala Sekolah                                                           Guru Pengampu



Ir. Eny Wahyuningsih, M.Pd                                      Dika Agung Marlianto, S.Pd






Tugas terstruktur dan tidak terstruktur
KD Mengidentifikasi Jenis, peran dan perkembangan tari


A.  Tugas Terstruktur
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1.    Apa yang anda ketahui tentang tari primitif?
2.    Berikan contoh beberapa tari klasik!
3.    Apakah yang dimaksud dengan tari tradisional/tradisi?
4.    Apakah yang dimaksud tari klasik?
5.    Sebutkan peranan seni tari!
B.  Tugas Tidak Terstruktur
1.    Carilah di internet, pola dasar dan gerak dasar tari yang ada di nusantara!


Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...