Dalam pandangan manusia Jawa nafsu sangat berbahaya karena manusia yang
dikuasai olehnya tidak lagi menuruti akal budinya. Manusia semacam ini tidak
lagi bisa mengembangkan jiwa halusnya, ia semakin mengancam lingkungannya,
menimbulkan konflik dan ketegangan dalam masyarakat dan dengan demikian
membahayakan ketentraman.Untuk mengontrol nafsu-nafsu dapat dilakukan dengan
cara melakukan laku tapa mengurangi makan dan tidur,
menguasai seksual dan sebagainya.
Blog ini berbagi materi seputar perangkat dan materi pembelajaran bahasa jawa
Translate
Sabtu, 18 April 2015
SERAT CENTHINI
Serat Centhini (dalam aksara Jawa: ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦕꦼꦟ꧀ꦛꦶꦤꦶ), atau juga disebut Suluk
Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra
terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat
Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis
lagunya.
Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra
terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat
Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis
lagunya.
Selasa, 31 Maret 2015
MATERI PARIKAN LAN WANGSALAN 2
Parikan yaiku tetembungan utawa unen-unen kag nduweni pathokan utawa paugeran
ajeg. Tembunge liya parikan iku rerangkening tembung kang awewaton gunggungin wanda,
runtuting swara (vokal), lan nganggo pathokan pambuka sarta tundhone isi dadi bakuning karep
(maksud). Ing piwulang Basa Indonesia diarani pantun. Umpamane :
1. Cacahe wanda ukara sepisan , kudu padha karo ukara kapindho.
2. Ukara kang ngarep mung kanggo bebuka, dene ukara sabanjure minangka isi (wose)
3. Tibaning swara ukara sepisan, kudu padha karo ukara kapindho.
4. Parikan biasane kedadeyan saka rong gatra, nanging uga bisa patang gatra
5. Bisa kedadeyan saka patang wanda saben sagatra lan uga bisa kedadeyan saka wolung
wanda saben sagatra.
SYEH AHMAD MUTAMAKIN
Syeh Ahmad Mutakim adalah seorang yang disegani serta berpandangan jauh, salah satu
tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam di Utara Pulau Jawa terkhusus
wilayah Pati. Beliau juga seorang yang arif dan bijaksana. ia pernah mencari ilmu sampai ke
negeri - negeri Arab selama bertahun-tahun. belajar ilmu-ilmu dibidang Syariat, selanjutnya
belajar Thoriqoh menurut dorongan hatinya, sebagai landasan hidupnya.[1]
Dalam perjalanannya mencari ilmu itu,
tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam di Utara Pulau Jawa terkhusus
wilayah Pati. Beliau juga seorang yang arif dan bijaksana. ia pernah mencari ilmu sampai ke
negeri - negeri Arab selama bertahun-tahun. belajar ilmu-ilmu dibidang Syariat, selanjutnya
belajar Thoriqoh menurut dorongan hatinya, sebagai landasan hidupnya.[1]
Dalam perjalanannya mencari ilmu itu,
SEJARAH DESA KALIMOYO
Tidak ada referensi yang pasti, memang. Sejarah Desa Kalimulyo hanya sebatas cerita
dari mulut ke mulut yang diceritakan secara turun temurun. Bermula dari kisah Ki Ageng Talun,
salah satu murid Sunan Kudus yang menjadi pembuka desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten
Pati yang pergi dari desanya untuk mencari ketenangan setelah mengakibatkan meninggalnya
salah satu muridnya.
Setelah pengembaraan panjangnya, beliau bermaksud untuk kembali ke desanya. Dengan
menaiki sebuah rakit bambu beliau menyusuri Sungai Juwana. Ditengah perjalanan, Kelapa
Gading yang dibawanya terjatuh ke sungai. Ia berusaha untuk mengambilnya kembali, tetapi
justru rakitnya oleng dan beliau tercebur ke dalam sungai. Susah payah beliau menuju tepi
sungai. Daerah tersebut hingga sekarang dinamakan Desa Gadingrejo Kecamatan Juwana.
Ketika beristirahat di tepi sungai,
dari mulut ke mulut yang diceritakan secara turun temurun. Bermula dari kisah Ki Ageng Talun,
salah satu murid Sunan Kudus yang menjadi pembuka desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten
Pati yang pergi dari desanya untuk mencari ketenangan setelah mengakibatkan meninggalnya
salah satu muridnya.
Setelah pengembaraan panjangnya, beliau bermaksud untuk kembali ke desanya. Dengan
menaiki sebuah rakit bambu beliau menyusuri Sungai Juwana. Ditengah perjalanan, Kelapa
Gading yang dibawanya terjatuh ke sungai. Ia berusaha untuk mengambilnya kembali, tetapi
justru rakitnya oleng dan beliau tercebur ke dalam sungai. Susah payah beliau menuju tepi
sungai. Daerah tersebut hingga sekarang dinamakan Desa Gadingrejo Kecamatan Juwana.
Ketika beristirahat di tepi sungai,
Minggu, 29 Maret 2015
CERITA RAKYAT : SUNAN MURIA
Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria
adalah Raden Umar Syahid. Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti
ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai
mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar
gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu
puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.
Sasaran dakwah dari sunan muria...
adalah Raden Umar Syahid. Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti
ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai
mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar
gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu
puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.
Sasaran dakwah dari sunan muria...
Dongeng : Puteri Tidur
Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang sangat adil dan
bijaksana.Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya.Tapi ada satu yang masih
terasa kurang.Sang Raja belum dikaruniai keturunan.Setiap hari Raja dan permaisuri selalu
berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa Raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah
9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik. Raja sangat
bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya.
Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya.
"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama."Jadilah engkau putri yang
cantik", kata penyihir kedua."Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir
ketiga."Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat."Jadilah engkau
putri yang pandai menyanyi," kata penyihir keenam.Sebelum penyihir ketujuh memberikan
mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak,
"Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?"
Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan....
bijaksana.Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya.Tapi ada satu yang masih
terasa kurang.Sang Raja belum dikaruniai keturunan.Setiap hari Raja dan permaisuri selalu
berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa Raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah
9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik. Raja sangat
bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya.
Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya.
"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama."Jadilah engkau putri yang
cantik", kata penyihir kedua."Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir
ketiga."Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat."Jadilah engkau
putri yang pandai menyanyi," kata penyihir keenam.Sebelum penyihir ketujuh memberikan
mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak,
"Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?"
Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan....
Dongeng : Liliput Dan Pembuat Sepatu
Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu.
Mereka sangat baik hati.Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang
menjualnya.Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan
makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo
yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua.Karena itu
walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis.Karena uang mereka
sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu
berwarna merah.Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita
bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.
Tak lama setelah itu...
Mereka sangat baik hati.Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang
menjualnya.Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan
makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo
yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua.Karena itu
walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis.Karena uang mereka
sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu
berwarna merah.Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita
bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.
Tak lama setelah itu...
Dongeng : Anak Gadis yang Jatuh Cinta pada Pohon Oak.
Konon, di sebuah desa di perbukitan ada seorang anak gadis yang sangat cantik dan
mempesona.Anak gadis tersebut bernama Oryu.Dia mempunyai kebiasaan untuk
mengunjungi sebuah pohon oak besar yang tumbuh di atas bukit dekat desanya.Dia percaya
bahwa pohon oak besar tersebut mempunyai roh penghuni.Ia sering datang ke tempat itu
untuk memberikan persembahan.
Suatu saat Oryu bertemu dengan seorang pria muda yang tampan.Oryu dan pria muda
tersebut saling jatuh cinta. Sebenarnya, pria tampan tersebut merupakan penjelmaan dari roh
penghuni pohon oak besar yang selama ini ia kunjungi. Sejak saat itu, kebiasaan untuk
mengunjungi pohon oak besar di atas bukit dihentikan.Sebagai gantinya Oryu dan pria
tersebut saling bertemu di desanya. Pada saat malam ketika Oryu dan pria itu tidak bisa saling
bertemu, angin akan berhembus daro arah bukit dengan membawa serta bau harum pohon
dan beberapa lembar dauh pohon oak sampai ke jendela kamarnya.
Pada suatu hari
mempesona.Anak gadis tersebut bernama Oryu.Dia mempunyai kebiasaan untuk
mengunjungi sebuah pohon oak besar yang tumbuh di atas bukit dekat desanya.Dia percaya
bahwa pohon oak besar tersebut mempunyai roh penghuni.Ia sering datang ke tempat itu
untuk memberikan persembahan.
Suatu saat Oryu bertemu dengan seorang pria muda yang tampan.Oryu dan pria muda
tersebut saling jatuh cinta. Sebenarnya, pria tampan tersebut merupakan penjelmaan dari roh
penghuni pohon oak besar yang selama ini ia kunjungi. Sejak saat itu, kebiasaan untuk
mengunjungi pohon oak besar di atas bukit dihentikan.Sebagai gantinya Oryu dan pria
tersebut saling bertemu di desanya. Pada saat malam ketika Oryu dan pria itu tidak bisa saling
bertemu, angin akan berhembus daro arah bukit dengan membawa serta bau harum pohon
dan beberapa lembar dauh pohon oak sampai ke jendela kamarnya.
Pada suatu hari
CERITA RAKYAT : ASAL-USUL KADIPATEN PATI
Ing Pantai Lor Pulo Jawa ( Pantura ), sekitar Gunung Muria bagian Wetan, ana penguasa sing
kasebut Adipati, wilayah kekuasaane kasebut kadipaten. Ana penguasa loro jaman iku yaiku
kadipaten Paranggaruda lan kadipaten Carangsoka. Kadipaten Paranggaruda dipimpin Adipati
Yudhapati, wilayahe saka kali Juwana mengidul nganti pegunungan gamping lor batesan karo
wilayah kabupaten Grobogan. Yudhapati nduweni putra jenenge Raden Jasari.
Sawetara iku, kadipaten Carangsoka dipimpin dening adipati Puspa Andungjaya, wilayahe saka
lor kali Juwana nganti Pantai Lor Jawa Tengah bagian Wetan. Adipati Carangsoka nduwe anak
wadon jenenge Rara Rayungwulan.
lelorone
kasebut Adipati, wilayah kekuasaane kasebut kadipaten. Ana penguasa loro jaman iku yaiku
kadipaten Paranggaruda lan kadipaten Carangsoka. Kadipaten Paranggaruda dipimpin Adipati
Yudhapati, wilayahe saka kali Juwana mengidul nganti pegunungan gamping lor batesan karo
wilayah kabupaten Grobogan. Yudhapati nduweni putra jenenge Raden Jasari.
Sawetara iku, kadipaten Carangsoka dipimpin dening adipati Puspa Andungjaya, wilayahe saka
lor kali Juwana nganti Pantai Lor Jawa Tengah bagian Wetan. Adipati Carangsoka nduwe anak
wadon jenenge Rara Rayungwulan.
lelorone
CERITA RAKYAT : ASAL USUL SENDANG SANI
Desa Sani tidak begitu dikenal oleh masyarakat kebanyakan. Walaupun begitu Desa Sani mempunyai kenangan tersendiri yang tidak mudah dilupakan oleh penduduknya. Desa Sani sebenarnya berasal dari sebuah sendang yang ditempati oleh seekor bulus, penjelmaan dari seorang abdi Sunan Bonang.
Pada Zaman dahulu, khususnya di Jawa, banyak berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Khususnya kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Di Demak terkenallah para wali yang giat menyebarkan agama islam. Para Wali itu berjumlah sembilan orang dengan sebutan “Wali Songo”. Di antara kesembilan wali itu terdapatlah seorang wali bernama Sunan Bonang.
Pada suatu hari
Pada Zaman dahulu, khususnya di Jawa, banyak berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Khususnya kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Di Demak terkenallah para wali yang giat menyebarkan agama islam. Para Wali itu berjumlah sembilan orang dengan sebutan “Wali Songo”. Di antara kesembilan wali itu terdapatlah seorang wali bernama Sunan Bonang.
Pada suatu hari
DONGENG : Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan
Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan
Pada suatu waktu, hiduplah seorang anak yang rajin belajar. Mogu namanya.Usianya 7 tahun.
Sehari-hari ia berladang. Juga mencari kayu bakar di hutan. Hidupnya sebatang kara. Mogu
amat rajin membaca.Semua buku habis dilahapnya.Ia rindu akan pengetahuan.
Suatu hari ia tersesat di hutan. Hari sudah gelap.Akhirnya Mogu memutuskan untuk
bermalam di hutan. Ia bersandar di pohon dan jatuh tertidur. Dalam tidurnya, samar-samar
Mogu mendengar suara memanggilnya. Mula-mula ia berpikir itu hanya mimpi. Namun, di
saat ia terbangun, suara itu masih memanggilnya. “Anak muda, bangunlah!Siapakah
engkau?Mengapa kau ada disini?”Mogu amat bingung.Darimana suara itu berasal?Ia
mencoba melihat ke sekeliling. “Aku disini.Aku pohon yang kau sandari!” ujar suara itu lagi.
Seketika Mogu menengok. Alangkah terkejutnya ia! Pohon yang disandarinya ternyata
memiliki wajah di batangnya. “Jangan takut! Aku bukan makhluk jahat. Aku Tule, pohon
pengetahuan. Nah, perkenalkan dirimu,” ujar pohon itu lagi lembut.
Rabu, 25 Maret 2015
SOAL WULANGAN PADINAN I
Nama Sekolah : SMK Tunas Harapan Pati
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Alokasi Waktu : 45 menit
lihat selengkapnya
MATERI WACANA EKSPOSISI
Nulis wacana kuwi ora gampang, mesthine kudu eling wacana kang kepriye kang
dikarepake. Mula iku miturut jenikang wacana iku ana narasi, deskrepsi, eksposisi,
argumentasi lan persuasi.
Wacana eksposisi tegese wacana kanggo mbeberake anane analisis proses kanthi
cara narasi. Miturut KBBI (2009:290) eksposisi tegese uraian/ paparan kang nduweni
ancas mbeberake maksud lan tujuan. Wacana eksposisi yaiku salah sawijining wacana
kang mbudidaya ngandharake pokok pikiran kang bisa njembarake wawasan utawa
pangertene kang maca. Supaya luwih cetha biasane digenepi nganggo grafik, utawa
gambar. Wujud tulisan uga kangkat, akurat, lan padat.
Wacana eksposisi adate digunakake kanggo mbabarake kawruh utawa ilmu, definisi,
pangerten, cak-cakan sawijining kegiyatan, methode, cara lan proses dumadi sawijining
kedadeyan utawa bab, tuladhane wacana eksposisi yaiku pawarta kang ana ing koran lan
cara-cara nggawe barang tertemtu kayata ng gawe sabuk saka kulit, tas kulit, carane
nggawe tahu, lan sapanunggalale. Ana sajroning nulis wacana eksposisi penulis kudu
nduweni kawruh bab pola pengembangan paragraf.
Pola pengembangan paragraf kang bisa dienggo ing wacana eksposisi:
lihat selengkapnya
dikarepake. Mula iku miturut jenikang wacana iku ana narasi, deskrepsi, eksposisi,
argumentasi lan persuasi.
Wacana eksposisi tegese wacana kanggo mbeberake anane analisis proses kanthi
cara narasi. Miturut KBBI (2009:290) eksposisi tegese uraian/ paparan kang nduweni
ancas mbeberake maksud lan tujuan. Wacana eksposisi yaiku salah sawijining wacana
kang mbudidaya ngandharake pokok pikiran kang bisa njembarake wawasan utawa
pangertene kang maca. Supaya luwih cetha biasane digenepi nganggo grafik, utawa
gambar. Wujud tulisan uga kangkat, akurat, lan padat.
Wacana eksposisi adate digunakake kanggo mbabarake kawruh utawa ilmu, definisi,
pangerten, cak-cakan sawijining kegiyatan, methode, cara lan proses dumadi sawijining
kedadeyan utawa bab, tuladhane wacana eksposisi yaiku pawarta kang ana ing koran lan
cara-cara nggawe barang tertemtu kayata ng gawe sabuk saka kulit, tas kulit, carane
nggawe tahu, lan sapanunggalale. Ana sajroning nulis wacana eksposisi penulis kudu
nduweni kawruh bab pola pengembangan paragraf.
Pola pengembangan paragraf kang bisa dienggo ing wacana eksposisi:
lihat selengkapnya
MATERI UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA
Basa Jawa nduweni unggah-ungguh basa, yaiku cak-cakane basa miturut drajat utawa
trap-trapane umur. Dadi yen matur karo wong sing luwih tuwa, upamane bapak, ibu, guru,
kangmas, mbakyu kudu nganggo basa krama. Saliyane kuwi, menawa ketemu wong sing lagi
dikenal, prayogane kudu nganggo basa krama. Perlu digatekake, terkadhang ana klera-kleru
panganggone tembung krama inggil, kang dadi cirine basa alus, yaiku tumrap awake dhewe
(O1= orang pertama). Tembung krama inggil kang bisa dienggo tumrap awake dhewe (O1)
asring diarani krama andhap. Cacahe ora akeh, kayata: atur, caos, dherek, marak, sowan,
sung, suwun lsp.
lihat selengkapnya
trap-trapane umur. Dadi yen matur karo wong sing luwih tuwa, upamane bapak, ibu, guru,
kangmas, mbakyu kudu nganggo basa krama. Saliyane kuwi, menawa ketemu wong sing lagi
dikenal, prayogane kudu nganggo basa krama. Perlu digatekake, terkadhang ana klera-kleru
panganggone tembung krama inggil, kang dadi cirine basa alus, yaiku tumrap awake dhewe
(O1= orang pertama). Tembung krama inggil kang bisa dienggo tumrap awake dhewe (O1)
asring diarani krama andhap. Cacahe ora akeh, kayata: atur, caos, dherek, marak, sowan,
sung, suwun lsp.
lihat selengkapnya
MATERI PAWARTA
Miturut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 (2003:140) sing diarani berita (basa
Jawane pawarta) yakuwi crita utawa karangan bab kedadeyan utawa kahanan, prastawa sing
isih anget, anyar, gres lan merak ati.
Unsur-unsur sing lazim ana sajroning pawarta biyasa dikenal istilah 5W+1H, yaiku:
1. What (apa sing kadadeyan)
2. When (kapan kedadeyane)
3. Where (nang ndi kadadeyane prastawa kuwi)
4. Why (kena apa nganthi kedadeyan prastawa kuwi)
5. Who (sapa sing nglakoni prastawa kuwi)
6. How (kepriye kedadeyane prastawa kuwi)
lihat selengkapnya
Jawane pawarta) yakuwi crita utawa karangan bab kedadeyan utawa kahanan, prastawa sing
isih anget, anyar, gres lan merak ati.
Unsur-unsur sing lazim ana sajroning pawarta biyasa dikenal istilah 5W+1H, yaiku:
1. What (apa sing kadadeyan)
2. When (kapan kedadeyane)
3. Where (nang ndi kadadeyane prastawa kuwi)
4. Why (kena apa nganthi kedadeyan prastawa kuwi)
5. Who (sapa sing nglakoni prastawa kuwi)
6. How (kepriye kedadeyane prastawa kuwi)
lihat selengkapnya
MATERI PAWARTA 2
Manungsa warganing bebrayan mesthi ora bisa uwal saka manungsa liyane. Ing saben
dinane mesthi mbutuhake informasi. Informasi utawa kabar bisa katemokake saka medhia
elektronik kayata radhio, televise, internet lsp., utawa saka medhia ora elektronik kayata
kalawarti, ariwarti, lan buku. Ngandharake kabar utawa informasi marang wong liya kuwi ora
gampang, apa maneh ngandharake ing ngarepe wong akeh, bisa-bisa apa kanga rep
dikabarake malah salah kedadeyan.
Supaya apa kang arep dikabarake marang wong liya ora salah kedadeyan, kang kudu
digatekake yaiku :
Sumber informasi kudu cetha
Kudu ngerti isine
Informasine kudu anyar, actual lan bisa dipercaya
Kanggo sapa kabar mau
Kabar mau ora kena ditambah-tambahi utawa dikurangi
Tujuane menehi kabar marang wong liya
Paedahe informasi mau kanggo wong liya
lihat selengkapnya
dinane mesthi mbutuhake informasi. Informasi utawa kabar bisa katemokake saka medhia
elektronik kayata radhio, televise, internet lsp., utawa saka medhia ora elektronik kayata
kalawarti, ariwarti, lan buku. Ngandharake kabar utawa informasi marang wong liya kuwi ora
gampang, apa maneh ngandharake ing ngarepe wong akeh, bisa-bisa apa kanga rep
dikabarake malah salah kedadeyan.
Supaya apa kang arep dikabarake marang wong liya ora salah kedadeyan, kang kudu
digatekake yaiku :
Sumber informasi kudu cetha
Kudu ngerti isine
Informasine kudu anyar, actual lan bisa dipercaya
Kanggo sapa kabar mau
Kabar mau ora kena ditambah-tambahi utawa dikurangi
Tujuane menehi kabar marang wong liya
Paedahe informasi mau kanggo wong liya
lihat selengkapnya
MATERI PARIKAN LAN WANGSALAN
Parikan
Guneman utawa pacelathon marang wong liya iku ana tata kramane utawa unggah-
ungguhe basa, punapa maneh guneman nganggo parikan utawa wangsalan. Unggah-ungguh
yaiku sopan-santun, tata susila, tata pranataning basa miturut lungguhing tata krama utawa
nggunakake basa. Babagan unggah-ungguh basa di butuhake banget ing jaman moderen iki.
Emane, basa krama kurang kaajarake marang siswa ing sekolahan. Mula iku ing kene para
siswa bakal di ajari kepriye tuladhane pacelathon arang wong kang luwih tuwa.
Unda-usuking basa kaperang dadi loro, yaiku basa ngoko lan basa krama. Basa ngoko
kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang wis kulina utawa satataran. Dene basa
krama kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang durung kulina utawa wong kang
tataran bebrayan luwih tuwa.
Parikan yaiku unen-unen kang kedadeyan saka rong ukara, kang dhapukane kanggo
purwakanthi swara utawa purwakanthi sastra. Saben saukara kadadeyan saka rong gatra,
saben sagatrane isine 4 wanda utawa 8 wanda. Ukara kapisan minangka pambuka, ukara
kapindho iku wose utawa isi bakune. Ing basa Indonesia parikan diarani pantun.
lihat selengkapnya
Guneman utawa pacelathon marang wong liya iku ana tata kramane utawa unggah-
ungguhe basa, punapa maneh guneman nganggo parikan utawa wangsalan. Unggah-ungguh
yaiku sopan-santun, tata susila, tata pranataning basa miturut lungguhing tata krama utawa
nggunakake basa. Babagan unggah-ungguh basa di butuhake banget ing jaman moderen iki.
Emane, basa krama kurang kaajarake marang siswa ing sekolahan. Mula iku ing kene para
siswa bakal di ajari kepriye tuladhane pacelathon arang wong kang luwih tuwa.
Unda-usuking basa kaperang dadi loro, yaiku basa ngoko lan basa krama. Basa ngoko
kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang wis kulina utawa satataran. Dene basa
krama kagunakake kanggo sesambungan karo wong kang durung kulina utawa wong kang
tataran bebrayan luwih tuwa.
Parikan yaiku unen-unen kang kedadeyan saka rong ukara, kang dhapukane kanggo
purwakanthi swara utawa purwakanthi sastra. Saben saukara kadadeyan saka rong gatra,
saben sagatrane isine 4 wanda utawa 8 wanda. Ukara kapisan minangka pambuka, ukara
kapindho iku wose utawa isi bakune. Ing basa Indonesia parikan diarani pantun.
lihat selengkapnya
MATERI CRITA PENGALAMAN PRIBADHI
A. Pangertene Crita Pengalaman Pribadi
Crita pengalaman pribadhi dumadi saka 3 (telung) tembung, yaiku crita, pengalaman,
lan pribadi. ‘Crita’ yaiku lelakon sing diandharake lumantar lisan utawa tulisan.
‘Pengalaman’ yaiku kedadeyan sing wis kliwat utawa wis tau dilakoni menungsa wiwit biyen
nganti saiki, dene ‘pribadi’ yaiku dhiri utawa awak. Miturut pangerten ing dhuwur, crita
pengalaman pribadi yaiku crita pribadi sing wis dilakoni dening pawongan.
B. Unsur Intrinsik Crita Pengalaman Pribadi
Kaya dene unsur intrinsik crita, unsur intrinsik crita pengalaman pribadi dibagi dadi
loro (miturut wujude), yaiku unsur lair lan unsur batin. Rong unsur mau dijalaske ing ngisor
iki.
a. Unsur lair ana 5 (lima), yaiku 1) underan (tema): 2) paraga lan sifat paraga (tokoh lan
penolohan): 3) lelakon (alur): 4) Plot: 5) pamilihing tembung (pemilihan diksi).
1) Tema yaiku titikan crita sing sifate umum. Meh kaya judhul, nanging dudu judhul.
Cara pamikiran bodhone, tema digambarake kaya dene ‘bab’, dene judhul mono kaya
dene ‘subbabe’
lihat selengkapnya
Crita pengalaman pribadhi dumadi saka 3 (telung) tembung, yaiku crita, pengalaman,
lan pribadi. ‘Crita’ yaiku lelakon sing diandharake lumantar lisan utawa tulisan.
‘Pengalaman’ yaiku kedadeyan sing wis kliwat utawa wis tau dilakoni menungsa wiwit biyen
nganti saiki, dene ‘pribadi’ yaiku dhiri utawa awak. Miturut pangerten ing dhuwur, crita
pengalaman pribadi yaiku crita pribadi sing wis dilakoni dening pawongan.
B. Unsur Intrinsik Crita Pengalaman Pribadi
Kaya dene unsur intrinsik crita, unsur intrinsik crita pengalaman pribadi dibagi dadi
loro (miturut wujude), yaiku unsur lair lan unsur batin. Rong unsur mau dijalaske ing ngisor
iki.
a. Unsur lair ana 5 (lima), yaiku 1) underan (tema): 2) paraga lan sifat paraga (tokoh lan
penolohan): 3) lelakon (alur): 4) Plot: 5) pamilihing tembung (pemilihan diksi).
1) Tema yaiku titikan crita sing sifate umum. Meh kaya judhul, nanging dudu judhul.
Cara pamikiran bodhone, tema digambarake kaya dene ‘bab’, dene judhul mono kaya
dene ‘subbabe’
lihat selengkapnya
CONTOH MATERI NULIS AKSARA JAWA
Salinana ukara ing ngisor iki dadi aksara Jawa!
1. Ibu nembe sare 6. Tuku buku loro
2. Aku lan Sari tuku buku 7. Budi mangan roti
3. Bocah kuwi nakal banget 8. Baya mangan kancil
4. Suminah ora mlebu sekolah 9. Mobil biru kae anyar
5. Rega beras mundhak dhuwur 10. Menyang kutha Solo.
B. Salinana wacan ing ngisor iki dadi aksara Jawa!
sawijining dina kancil arep nyabrang kali. nanging dheweke bingung amarga
kaline jero banget. kancil banjur nggolek debog arep gawe nyabrang. lagi arep nyeret
debog ing kali, kancil ditubruk baya. baya iku duwe karep mangan kancil. kancil banjur
nggolek akal. kancil banjur ngutus baya supaya ngundang kanca-kancane yen arep
mangan dheweke. akhire akeh baya sing padha teka. baya-baya banjur padha mandheg
jejer ana ing kali. kancil banjur nyabrang lan mlayu saka kali iku. baya-baya padha
ngamuk amarga rumangsa diapusi kancil.
1. Ibu nembe sare 6. Tuku buku loro
2. Aku lan Sari tuku buku 7. Budi mangan roti
3. Bocah kuwi nakal banget 8. Baya mangan kancil
4. Suminah ora mlebu sekolah 9. Mobil biru kae anyar
5. Rega beras mundhak dhuwur 10. Menyang kutha Solo.
B. Salinana wacan ing ngisor iki dadi aksara Jawa!
sawijining dina kancil arep nyabrang kali. nanging dheweke bingung amarga
kaline jero banget. kancil banjur nggolek debog arep gawe nyabrang. lagi arep nyeret
debog ing kali, kancil ditubruk baya. baya iku duwe karep mangan kancil. kancil banjur
nggolek akal. kancil banjur ngutus baya supaya ngundang kanca-kancane yen arep
mangan dheweke. akhire akeh baya sing padha teka. baya-baya banjur padha mandheg
jejer ana ing kali. kancil banjur nyabrang lan mlayu saka kali iku. baya-baya padha
ngamuk amarga rumangsa diapusi kancil.
MATERI MENULIS RINGKASAN WACANA NON SASTRA
Tembung ringkesen mono saemper tegese karo tembung ikhtisar. Tembung loro iku
mujudake andharan cekak saka wacana kang asli. Diarani andharan cekak, amarga ing
ringkesan ora ngowahi bakune isi wacana. Bedane kang baku, ringkesan isih tetep njaga urut-
urutan isine wacana asli, dene ing ikhtisar ora njaga urut-urutan mau.
Ngringkes iku njupuk pokok-pokok isine wacana kang dianggep penting utawa
wigati. Kanthi ringkes, wacana kang dawa lan ngambra-ngambra bisa digawe luwih cendhak,
nanging bab-bab kang penting ing wacana iku isih bisa ditemokake.
Cara kang gampang supaya bisa nemokake pokok isine wacana yaiku kanthi
nemokake gagasan kang pokok saka wacana kang diringkes. Bab-bab kang ora utawa kurang
penting kang dudu pokoke isi, kayata cacahe ( kuantitas ) barang, bobote ( kualitas ) dhata,
lan jeneng-jenenge panggonan dilebokake ing ringkesan mung menawa bab kasebut dianggep
penting banget.
Sawise nemokake pokoke gagasan utawa pokok pikiran, banjur digoleki apa isine
kang baku. Bakune isine iku banjur diandharake nganggo basane dhewe nanging urutane
ajeg, ora owah. Sajrone nggawe ringkesan, becike ora maca wacana mau, cukup nggathuk-
nggathukake pokoke gagasan utawa pikiran kang wis dicathet.
lihat selengkapnya
mujudake andharan cekak saka wacana kang asli. Diarani andharan cekak, amarga ing
ringkesan ora ngowahi bakune isi wacana. Bedane kang baku, ringkesan isih tetep njaga urut-
urutan isine wacana asli, dene ing ikhtisar ora njaga urut-urutan mau.
Ngringkes iku njupuk pokok-pokok isine wacana kang dianggep penting utawa
wigati. Kanthi ringkes, wacana kang dawa lan ngambra-ngambra bisa digawe luwih cendhak,
nanging bab-bab kang penting ing wacana iku isih bisa ditemokake.
Cara kang gampang supaya bisa nemokake pokok isine wacana yaiku kanthi
nemokake gagasan kang pokok saka wacana kang diringkes. Bab-bab kang ora utawa kurang
penting kang dudu pokoke isi, kayata cacahe ( kuantitas ) barang, bobote ( kualitas ) dhata,
lan jeneng-jenenge panggonan dilebokake ing ringkesan mung menawa bab kasebut dianggep
penting banget.
Sawise nemokake pokoke gagasan utawa pokok pikiran, banjur digoleki apa isine
kang baku. Bakune isine iku banjur diandharake nganggo basane dhewe nanging urutane
ajeg, ora owah. Sajrone nggawe ringkesan, becike ora maca wacana mau, cukup nggathuk-
nggathukake pokoke gagasan utawa pikiran kang wis dicathet.
lihat selengkapnya
MATERI GEGURITAN
Guritan saiki wis ora jumbuh karo paugeran, akeh-akeh wis ana pangaribawaning jaman,
saengga guritan saiki wis beda karo giritan jaman biyen, tegese wis mardika. Titikane guritan
yaiku ora kawengku ing pathokan, migunakake tembung-tembung kang pinilih, cacahe larik
ora katemtokake, sajak pungkasane bebas mardika, ora nggunakake basa padinan, arng-arang
nggunakake tembung pangiket, migunakake tembung kawi, isine mentes, lan migunakake
purwakanthi basa, swara lan sastra.
Carane nulis geguritan yaiku nemtokake tema, milih tetembungan kang mentes, endah
lan cekak, menehi irah-iarahan kang junbuh karo isine geguritan,
Titikane geguritan :
Ora kawengku ing pathokan
Migunakake tembung-tembung kang pinilih
Migunakake purwakanthi sastra, swara lan basa
Isine mentes
lihat selengkapnya
saengga guritan saiki wis beda karo giritan jaman biyen, tegese wis mardika. Titikane guritan
yaiku ora kawengku ing pathokan, migunakake tembung-tembung kang pinilih, cacahe larik
ora katemtokake, sajak pungkasane bebas mardika, ora nggunakake basa padinan, arng-arang
nggunakake tembung pangiket, migunakake tembung kawi, isine mentes, lan migunakake
purwakanthi basa, swara lan sastra.
Carane nulis geguritan yaiku nemtokake tema, milih tetembungan kang mentes, endah
lan cekak, menehi irah-iarahan kang junbuh karo isine geguritan,
Titikane geguritan :
Ora kawengku ing pathokan
Migunakake tembung-tembung kang pinilih
Migunakake purwakanthi sastra, swara lan basa
Isine mentes
lihat selengkapnya
MACA TEKS NON SASTRA
Standar Kompetensi : Mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai keterampilan dan teknik membaca.
Kompetensi Dasar : Membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa
Materi Pokok : Teks bacaan non sastra tentang budaya Jawa
Indikator :
Menemukan kata-kata sukar dalam bacaan
Mengartikan kata-kata sukar dalam bacaan
Menemukan pokok-pokok isi bacaan
Menjawab pertanyaan bacaan secara tepat
Menyusun ringkasan bacaan secara tepat
Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri
KENDUREN, APA WIS AREP ILANG?
Dening Arief Mulyana.
Saperangan ahli mastani, agamane wong Jawa sing temenan iku sejatine aran
kenduren. Kenduren, ora beda pokoking ngibadah. Awit kanggone wong Jawa, kabeh
perkara kang ana gandheng cenenge karo lakuning urip, wiwit ceprot jabang bayi
nganti tekan matine, kalebu prstawa liyane, kayata nggawe omah, lulus sekolah,
ketampa nyambut gawe, kudu dikendureni. Upacara kenduren mono ancase kanggo
nggayuh kaslamatan. Muga kenduren uga kasebut slametan. Wong kang wus
ngleksanani upacara wujud kenduren mau, adate banjur rada ayem lan tentrem atine.
Pancen kabeh mau gumantung kepercayaan pribadine dhewe-dhewe.
Miturut Herusatoto (1991), kenduren iku kalebu perangan tindakan simbolis
tumrape wong Jawa kanggo memuji lan nggayuh kaslametan. Apa kang dadi tatacara,
ubarampe lan lakuning upacara kenduren sejatine mung medhia simbolis kanggo
nglairake pepinginan utawa panyuwunan marang Dzat Kang Luwih Kuwasa. Dadi, yen
ditelusuri tenan, kenduren iku kalebu wujuding ibadah tumraping wong Jawa kang
ngleksanani upacara mau, dadi kaya dene donga.
lihat selengkapnya
Kompetensi Dasar : Membaca pemahaman wacana nonsastra tentang budaya Jawa
Materi Pokok : Teks bacaan non sastra tentang budaya Jawa
Indikator :
Menemukan kata-kata sukar dalam bacaan
Mengartikan kata-kata sukar dalam bacaan
Menemukan pokok-pokok isi bacaan
Menjawab pertanyaan bacaan secara tepat
Menyusun ringkasan bacaan secara tepat
Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri
KENDUREN, APA WIS AREP ILANG?
Dening Arief Mulyana.
Saperangan ahli mastani, agamane wong Jawa sing temenan iku sejatine aran
kenduren. Kenduren, ora beda pokoking ngibadah. Awit kanggone wong Jawa, kabeh
perkara kang ana gandheng cenenge karo lakuning urip, wiwit ceprot jabang bayi
nganti tekan matine, kalebu prstawa liyane, kayata nggawe omah, lulus sekolah,
ketampa nyambut gawe, kudu dikendureni. Upacara kenduren mono ancase kanggo
nggayuh kaslamatan. Muga kenduren uga kasebut slametan. Wong kang wus
ngleksanani upacara wujud kenduren mau, adate banjur rada ayem lan tentrem atine.
Pancen kabeh mau gumantung kepercayaan pribadine dhewe-dhewe.
Miturut Herusatoto (1991), kenduren iku kalebu perangan tindakan simbolis
tumrape wong Jawa kanggo memuji lan nggayuh kaslametan. Apa kang dadi tatacara,
ubarampe lan lakuning upacara kenduren sejatine mung medhia simbolis kanggo
nglairake pepinginan utawa panyuwunan marang Dzat Kang Luwih Kuwasa. Dadi, yen
ditelusuri tenan, kenduren iku kalebu wujuding ibadah tumraping wong Jawa kang
ngleksanani upacara mau, dadi kaya dene donga.
lihat selengkapnya
MATERI MEMBACA NYARING BAHASA JAWA
Maca seru utawa maca nyaring nduweni ancas supaya bisa mangerteni tembung-
tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong
jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine
pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.
Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :
1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,
pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.
2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar
karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane
3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake
jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha
( // ) kanggo mandheg suwe, tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena
mandheg.
4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake
antarane bagian kang penting lan ora penting
5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget
ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang
ngrungokake.
6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.
7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa
ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere
pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang
isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta
kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.
Kaprigelan kang kudu dilatih nalika maos pawarta!
1. Gladhen swara/vokal
lihat selengkapnya
tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong
jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine
pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.
Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :
1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,
pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.
2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar
karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane
3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake
jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha
( // ) kanggo mandheg suwe, tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena
mandheg.
4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake
antarane bagian kang penting lan ora penting
5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget
ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang
ngrungokake.
6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.
7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa
ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere
pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang
isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta
kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.
Kaprigelan kang kudu dilatih nalika maos pawarta!
1. Gladhen swara/vokal
lihat selengkapnya
MATERI MACA PAWARTA
Maca seru utawa maca nyaring nduweni ancas supaya bisa mangerteni tembung-
tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong
jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine
pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.
Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :
1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,
pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.
2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar
karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane
3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake
jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha
( // ) kanggo mandheg suwe, tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena
mandheg.
4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake
antarane bagian kang penting lan ora penting
5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget
ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang
ngrungokake.
6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.
7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa
ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere
pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang
isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta
kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.
lihat selengkapnya
tembung kanthi bener. Maca pawarta kaya kang dilakokake panggiyar (penyiar), kagolong
jenikang maca kanggo wong liya. Mula pamacane pawarta kudu cetha, supaya isine
pawarta katampa wutuh kanggone kang ngrungokake lan ora dadi kleru ing panampa.
Mula saka kuwi, ana babagan kang kudu dinggatekake pamaca pawarta yaiku :
1. Pamaca pawarta kudu nguwasani isine pawarata kanga rep diwaca. Sadurunge maca,
pamaca pawarta kudu wis maca naskah luwih dhisik lan naliti menawa ana kang kleru.
2. Pelafalan utawa kedale fonem, konsonan utawa vocal kudu cetha supaya ora dadi samar
karepe amarga anane tembung-tembung kang arep padha pangucapane
3. Unjal ambegan utawa jeda kudu pener.Semana uga karo dawa lan cendhake
jeda.Biasane pamaca pawarata migunakake tandha ( / ) kanggo mandheg sedela,tandha
( // ) kanggo mandheg suwe, tandha ( - ) kanggo pungkasan baris kang ora kena
mandheg.
4. Wirama utawa dhuwur cendhek swara selang-seling supaya gampang dibedakake
antarane bagian kang penting lan ora penting
5. Anggone maca ora kena cepet banget utawa rendhet banget. Tempo kang cepet banget
ngangelke anggone nampa, suwalike menawa rendhet banget bakal mbosenake kang
ngrungokake.
6. Bantere swara cukup, saengga cetha ditampa.
7. Menawa maca pawarta, sikep /solah bawa pamaca kudu katan wajar, ora kaku, utawa
ora sakarepe dhewe. Pandeleng ora kena mung katuju marang naskah. Iku sabenere
pamaca pawarata ing TV migunakake teleprompter, yaiku alat kang mirip TV kang
isine teks pawarata. Alat iki diselehake ing ngisor kamera saengga pamaca pawarta
kaya-kaya mung delengi kamera lan katan apal teks pawarta.
lihat selengkapnya
Selasa, 24 Maret 2015
MATERI GEGURITAN
Tembung guritan asale saka tembung “gurit” kang tegese:
** Kidung utawa tembang
** Tulisan awujud tatanan kanthi paugeran tartamtu
Nggurit tegese ngarang tembang, kidung utawa rerepen.
Carane nggurit kuna:
• Cacahing gatra ora ajeg nanging sithik-sithike papat
• Cacahing wanda ing gatra siji-sijine kudu padha
• Tibaning swara kudu runtut
• Sangarepe guritan, diwiwiti tembung “sun nggurit” utawa “sun nggegurit”
Ana ing guritan anyar, katamtuan iku wis ora lumaku.
Kang kudu digatekake maos geguritan:
lihat selengkapnya
** Kidung utawa tembang
** Tulisan awujud tatanan kanthi paugeran tartamtu
Nggurit tegese ngarang tembang, kidung utawa rerepen.
Carane nggurit kuna:
• Cacahing gatra ora ajeg nanging sithik-sithike papat
• Cacahing wanda ing gatra siji-sijine kudu padha
• Tibaning swara kudu runtut
• Sangarepe guritan, diwiwiti tembung “sun nggurit” utawa “sun nggegurit”
Ana ing guritan anyar, katamtuan iku wis ora lumaku.
Kang kudu digatekake maos geguritan:
lihat selengkapnya
MATERI CRITA RAKYAT (2)
I. Unggah-ungguhing Basa Jawa
Miturut cak-cakane, basa Jawa kaperang dadi loro, yaiku :
A. Basa Ngoko
Basa ngoko yaiku bahasane wong kang ora pati ngurmati kang diajak guneman
Basa ngoko ana rong werna :
1. Ngoko lugu
Wujude tembung ngoko, ora ana tembung kang krama inggil tumrap wong kang di
ajak guneman. Yen ana, mung tumrap marang wong sing digunem.
Kanggone : omongane bocang karo bocah sing kulina, omongane wong tuwa karo
wong enom, yen lagi ngunandhika.
2. Ngoko alus
Basa ngoko kang alus utawa luwig diajeni. Wujude yaiku basa ngoko kanthi
tembung krama inggil tumrap wong kang di jak guneman
Kanggone : ibu marang bapak, adhi marang kangmase utawa mbakyune, bisa uga
kangmas utawa mbakyu marang adhi kang diajeni merga pangkate luwih dhuwur,
anak marang wong tuwa, guru padha guru kang wis akrab/ kulina
lihat selengkapnya
Miturut cak-cakane, basa Jawa kaperang dadi loro, yaiku :
A. Basa Ngoko
Basa ngoko yaiku bahasane wong kang ora pati ngurmati kang diajak guneman
Basa ngoko ana rong werna :
1. Ngoko lugu
Wujude tembung ngoko, ora ana tembung kang krama inggil tumrap wong kang di
ajak guneman. Yen ana, mung tumrap marang wong sing digunem.
Kanggone : omongane bocang karo bocah sing kulina, omongane wong tuwa karo
wong enom, yen lagi ngunandhika.
2. Ngoko alus
Basa ngoko kang alus utawa luwig diajeni. Wujude yaiku basa ngoko kanthi
tembung krama inggil tumrap wong kang di jak guneman
Kanggone : ibu marang bapak, adhi marang kangmase utawa mbakyune, bisa uga
kangmas utawa mbakyu marang adhi kang diajeni merga pangkate luwih dhuwur,
anak marang wong tuwa, guru padha guru kang wis akrab/ kulina
lihat selengkapnya
MATERI CRITA RAKYAT
Cerita rakyat yaiku sawijining prosa lawas sing urip ing masyarakat lan anggone
nyebarake turun-temurun nganggo bahasa lisan. Crita rakyat kasebut kacritakake ing maneka
warna kahaanaan, ana ing sajroning kumpulan, utawa pinangka crita paamancing impen llan
sapiturute. Tumpraping bocah-bocah, crita rakyat uga bisa migunani pinangka pendhidhikan
budi pekerti amarga ana ing sajroning critaa kasebut akeh pesen-pesen moral kang bisa dadi
lantaran nandurake budi pekerti luhur tumprap bocah-bocah.
Déné crita rakyat kuwi wujudé kapérang dadi 2 (loro), kayata :
lihat selengkapnya
nyebarake turun-temurun nganggo bahasa lisan. Crita rakyat kasebut kacritakake ing maneka
warna kahaanaan, ana ing sajroning kumpulan, utawa pinangka crita paamancing impen llan
sapiturute. Tumpraping bocah-bocah, crita rakyat uga bisa migunani pinangka pendhidhikan
budi pekerti amarga ana ing sajroning critaa kasebut akeh pesen-pesen moral kang bisa dadi
lantaran nandurake budi pekerti luhur tumprap bocah-bocah.
Déné crita rakyat kuwi wujudé kapérang dadi 2 (loro), kayata :
lihat selengkapnya
MATERI CRITA PENGALAMAN PRIBADHI
Pengalaman mono wujude maneka werna. Ana pengalaman pribadi, ana kedadeyan
kang dialami dening masyarakat/ bangsa. Kedadeyan penting kang dialami dening
sawenehing bangsa kanthi bukti kang nyata dadi sejarah. Pengalaman pribadi yaiku
pengalaman sing dilakoni/ dirasakake dening manungsa dhewe. Nitik saka isi ceritane,
pengalaamaan ana kang wujud pengalaman kang lucu, ana uga pengalamaan kang ngayelake,
gawe trenyuh lan sapanunggalaane.
Pengalaman ateges apa-apa kang wis nate dialami. Pangerten wis dialami ora banjur
kudu awake dhewe kang ngalami, nanging uga bisa dening wong liya, lumantar dicritani
utawa maca pengalamane wong liya. Saben wong duwe crita pengalaman kang maneka
warna. Pengalaman kuwi ana kang ndadekake senenging ati, gawe ati lara, gawe susahe ati,
gawe guyu lsp.
lihat selengkapnya
kang dialami dening masyarakat/ bangsa. Kedadeyan penting kang dialami dening
sawenehing bangsa kanthi bukti kang nyata dadi sejarah. Pengalaman pribadi yaiku
pengalaman sing dilakoni/ dirasakake dening manungsa dhewe. Nitik saka isi ceritane,
pengalaamaan ana kang wujud pengalaman kang lucu, ana uga pengalamaan kang ngayelake,
gawe trenyuh lan sapanunggalaane.
Pengalaman ateges apa-apa kang wis nate dialami. Pangerten wis dialami ora banjur
kudu awake dhewe kang ngalami, nanging uga bisa dening wong liya, lumantar dicritani
utawa maca pengalamane wong liya. Saben wong duwe crita pengalaman kang maneka
warna. Pengalaman kuwi ana kang ndadekake senenging ati, gawe ati lara, gawe susahe ati,
gawe guyu lsp.
lihat selengkapnya
CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI BAHASA JAWA KELAS X
1. “Bocah-bocah, suk dina setu tanggal 25 Oktober 2005 raport bakal didumake. Sing
mundhut kudu wong tuwane dhewe, ora kena diwakilke.”
Kangge nanggepi wara-wara punika, murid-murid anggenipun matur dhateng tiyang sepuh
ingkang leres…
a. “Pak/ Bu, dipun aturi tindak dhateng sekolah, saperlu mundhut raport, benjang
tanggal 25 Oktober.”
b. “Pak/ Bu, raportipun sampun saged dipun pundhut tanggal 25 Oktober.”
c. “Pak/ Bu, kon menyang sekolahan njupuk raport semesteran suk tanggal 25 Oktober.”
d. “Pak/ Bu, tanggal 25 Oktober raportan, ken mundhut piyambak boten angsal
diwakilke.”
e. “Pak/ Bu, diutus mendhet raport teng sekolah tanggal 25 Oktober.”
Wara-wara
Wara-wara iki katujokake kanggo para siswa anyar kelas X. Kabeh siswa anyar kelas X
supaya ngumpul ing:
dina : Kemis
tanggal : 19 Juli 2007
wanci : jam 12.00 wib
panggonan : kelase dhewe-dhewe
kaperluan : ngrembug bab kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah
Wara-wara iki penting banget, mula kanggo para siswa anyar kelas X prayogane kabeh
bisa nekani patemon iku.
2. Sapa kang menehi pengumuman kuwi?
a. Kepala sekolah
b. Ketua OSIS SMA XI
c. Baskoro kembar
d. Wakil Ketua OSIS
e. Siswa anyar
3. Manut isine, wara-wara kuwi saperlu kanggo ngrembug bab apa?
a. Kerja bakti
b. Kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah
c. Kumpul ing kelase dhewe-dhewe
d. Para siswa anyar supaya kumpul
e. Pengumuman saka OSIS
lihat selengkapnya
mundhut kudu wong tuwane dhewe, ora kena diwakilke.”
Kangge nanggepi wara-wara punika, murid-murid anggenipun matur dhateng tiyang sepuh
ingkang leres…
a. “Pak/ Bu, dipun aturi tindak dhateng sekolah, saperlu mundhut raport, benjang
tanggal 25 Oktober.”
b. “Pak/ Bu, raportipun sampun saged dipun pundhut tanggal 25 Oktober.”
c. “Pak/ Bu, kon menyang sekolahan njupuk raport semesteran suk tanggal 25 Oktober.”
d. “Pak/ Bu, tanggal 25 Oktober raportan, ken mundhut piyambak boten angsal
diwakilke.”
e. “Pak/ Bu, diutus mendhet raport teng sekolah tanggal 25 Oktober.”
Wara-wara
Wara-wara iki katujokake kanggo para siswa anyar kelas X. Kabeh siswa anyar kelas X
supaya ngumpul ing:
dina : Kemis
tanggal : 19 Juli 2007
wanci : jam 12.00 wib
panggonan : kelase dhewe-dhewe
kaperluan : ngrembug bab kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah
Wara-wara iki penting banget, mula kanggo para siswa anyar kelas X prayogane kabeh
bisa nekani patemon iku.
2. Sapa kang menehi pengumuman kuwi?
a. Kepala sekolah
b. Ketua OSIS SMA XI
c. Baskoro kembar
d. Wakil Ketua OSIS
e. Siswa anyar
3. Manut isine, wara-wara kuwi saperlu kanggo ngrembug bab apa?
a. Kerja bakti
b. Kerja bakti reresik ing lingkungan sekolah
c. Kumpul ing kelase dhewe-dhewe
d. Para siswa anyar supaya kumpul
e. Pengumuman saka OSIS
lihat selengkapnya
MATERI NULIS CERKAK
Wacana narasi yaiku karangan kang nyritakake saweneh prastawa kanthi runtut,
jlentreh, ceritane kranalogis, cetha paraga lan latare darta alure.
Ancase karangan narasi yaiku nritakake pengalaman uripe wong ing saperangan
wektu utawa bisa uga karangan kang minangka asiling rekadaya pikirane pangripta. Mula
supaya bisa nggambarake kaya kasunyatane ing karangan narasi kudu an paraga, papan,
swasana, urutan kedadeyan lan sapanunggalane.
MATERI CERKAK (3)
Miturut wong kang ora kangelan mangerteni tembung-tembung ing basa Jawa, maca
cerkak kalebu kagiyatan kang nyenenorae. Maca kanthi seru (membaca nyaring) kudu
cetha, nengenake ing kaendahan lan paugeraning tembung. Jiwa sajroning maca cerkak
uga kudu digatekake. Sabanjure kang wigati liyane yaiku intanasi, cendhak dhuwure
pangucapan. Kabeh mau kanggo nggambarake kaya kahanan sanyatane paraga utawa
takoh lan setting.
lihat selengkapnya
cerkak kalebu kagiyatan kang nyenenorae. Maca kanthi seru (membaca nyaring) kudu
cetha, nengenake ing kaendahan lan paugeraning tembung. Jiwa sajroning maca cerkak
uga kudu digatekake. Sabanjure kang wigati liyane yaiku intanasi, cendhak dhuwure
pangucapan. Kabeh mau kanggo nggambarake kaya kahanan sanyatane paraga utawa
takoh lan setting.
lihat selengkapnya
MATERI CERKAK (2)
Cerkak yaiku wacan kang kalebu crita narasi lan isine nyritakake prastawa kang
dialami paraga kanthi urutan wektu tinamtu.
Titikane cerkak yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu
kedadeyan. Cerita cerkak utawa cerkak (basa Indonesia: Cerpen) klebu gancaran utawa
prosa sastra. Cerkak bisa di rembug mawa dhiskusi. Diskhusi uga bisa diarani wawan
rebug/ musyawarah kanthi tujuan lan arah kang cetha. Sajroning diskusi para anggota
utawa panyarta diskusi kudu aktif kabeh.
lihat selengkapnya
dialami paraga kanthi urutan wektu tinamtu.
Titikane cerkak yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu
kedadeyan. Cerita cerkak utawa cerkak (basa Indonesia: Cerpen) klebu gancaran utawa
prosa sastra. Cerkak bisa di rembug mawa dhiskusi. Diskhusi uga bisa diarani wawan
rebug/ musyawarah kanthi tujuan lan arah kang cetha. Sajroning diskusi para anggota
utawa panyarta diskusi kudu aktif kabeh.
lihat selengkapnya
MATERI CERKAK
CERKAK
Pasinaon nyemak cerkak yaiku kang nyemak kudu waspada lan ngerti marang
tembung lan isi crita., kenal marang lakon lan paraga crita, kahanan, sarta setting lan liya-
liyane.
Cerkak yaiku wacan kang kalebu crita narasi lan isine nyritakake prastawa kang
dialami paraga kanthi urutan wektu tinamtu.
Titikane cerkak yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu
kedadeyan.
Unsur-unsur intrinsik cerkak :
a. Tema yaiku saripatine kang diandharake utawa kang dicritakake. Tema uga bisa diarani
underan utawa punjeraning crita. Tema kuwi wujude saka satembung utawa rong
tembung. Tema-tema kang asring ana ing cerkak, kayata: pribadi, sosial, kesehatan,
sosial budaya, lan sapiturute.
Minggu, 22 Maret 2015
MATERI AKSARA JAWA
AKSARA JAWA
Aksara Jawi ha ngantos nga makaten punika ing jagating basa kawastanan aksara
ingkang gadhah sipat silabis ‘wanda, suku kata’. Liripun aksara setunggal lan setunggalipun
manawi kagandheng saged mujudaken tembung. Aksara Jawa ingkang tanpa sandhangan
dipunwastani legena, sampun ngemu swara “a”.
MATERI WARA-WARA
WARA-WARA
Pengumuman utawa wara-wara digawe bisa lumantar tulisan utawa sarana
dipocapake. Pengumuman mujudake informasi sing dituju ora mung pribadhi, nanging sipate
sapa-sapa kena. Tuladhane nalika kowe arep ngleboni SMA kene, kowe maca pengumuman
“Penerimaan Siswa Baru”. Coba jenengmu mesthi ora ana. Sing ana mung sing nanggung
jawab sing gawe pengumuman. Ana maneh ngrungokake pengumuman lumantar mesjid
perkara sesuk sing arep nindakake shalat Idul Fitri. Terkadhang pengumuman kerja bakti apa
kumpulan RT cukup nganggo loudspeaker masjid. Iki srana nekakake pengumuman sing
paling prasaja, uga nganggo papan pengumuman sing amadya ing sekolah, RT, Kelurahan lan
sapanunggalane (Fokus, kaca 68).
Wara-wara mujudake salah sawijining basa kang duweni tenger:
a. Basane komunikatif, maksude basane cukup saperlune wae, nganggo tetembungan
kang prasaja bae, supaya gampang ditampa dening kang maca utawa sing
ngrungokake.
b. Isine ringkes, maksude ngemot bab-bab kang wigati (penting) bae.
c. Perangane jangkep, maksude sanajan ringkes, ananging kudu lengkap. Saka wara-
wara mau bisa diwangsuli pitakon: apa, sapa, kapan, neng endi, kenapa, kepriye lan
pitakonan liyane.
SILABUS BASA JAWA KELAS X KTSP
Nama Sekolah : SMK Tunas Harapan Pati
Mata Pembelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : XI/Gasal
Standar Kompetensi : Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa Jawa.
Kode Kompetensi : 1
Alokasi waktu : 6x45 menit
lihat selengkapnya
Mata Pembelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : XI/Gasal
Standar Kompetensi : Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa Jawa.
Kode Kompetensi : 1
Alokasi waktu : 6x45 menit
lihat selengkapnya
MATERI SENI TEATER KELAS X KTSP
SENI TEATER
1. Definisi Teater
Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya
tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata
teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan
demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk,
wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-
anaknbermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain sebagainya. Selain itu,
teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan
masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-
unsur teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan perluasan
definisi teater itu bisa terjadi.
Tetapi batasan tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut:“tidak ada
teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di layar maupun
pertunjukan langsung yang dihadiri penonton, serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”,
(Harymawan, 1993). Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas
pentas dan disaksikan oleh penonton. Namun, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang
berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang
berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan
lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah.
MATERI SENI TARI KELAS X KTSP
PENGERTIAN SENI TARI
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi
unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-
maksud tertentu dari koreografer.
Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya
menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di
Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa
gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran
dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi
symbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral
maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman
prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan
tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.
Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu,
sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan
beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi
suatu upacara keagamanaan atau ritual.
Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual
yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam
setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya
mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari
jenis kesenian yang lahir pada zaman modern.
MATERI SENI MUSIK KELAS X KTSP
I. PENGERTIAN SENI MUSIK
Seni musik adalah hasil gagasan isi hati yang diekspresikan dalam bentuk suara dan
dikeluarkan secara teratur, menghasilkan keindahan dalam bentuk bahasa bunyi yang
dapat dihayati pendengarnya (audio). Kata musik berasal dari bahasa Inggris music,
bahasa Belanda muziek. Bangsa Yunani mengenal musik dengan sebutan musae yang
artinya sekumpulan dewi kesenian.
Seni musik Indonesia pada jaman dahulu banyak berakar pada kepercayaan dunia leluhur
atau pemikiran mistik. Perubahan lebih banyak ditentukan oleh benturan budaya Hindu
dan Budha, Arab, Portugis dan Spanyol, Jepang dan budaya pop Barat.
II. SEJARAH MUSIK BARAT DAN TIMUR
Musik muncul karena tuntutan yang menyertai manusia dalam pelafalan mantra agar
mampu menimbulkan suasana magis. Musik digunakan sebagai salah satu sarana dalam
upacara ritual masyarakat pra-sejarah. Peradaban manusia kian berkembang, musik
digunakan sebagai simbol dan tanda untuk suatu aktivitas. Musik digunakan untuk
memanggil orang agar berkumpul, digunakan sebagai tanda dalam peperangan, iringan
tertentu dan sebagainya. Jenis musik pada saat itu lebih banyak musik-musik ritmis
daripada melodis.
MATERI SENI RUPA KELAS X KTSP
I. PENGERTIAN SENI RUPA
Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan
rupa (visual) sebagai medium pengungkapan gagasan seni dengan penghayatan indera mata
(dilihat) bentuk atau wujudnya. Macam – macam karya seni rupa antara lain seperti seni
lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, seni kaligrafi, seni membetik, seni ukir, seni
kerajinan dan sebagainya.
A. Seni Rupa Menurut Fungsi/Tujuan
Seni rupa dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu :
1. Seni Rupa Murni (Fine Art)
Seni rupa ini diciptakan dengan bebes tanpa mempertimbangkan segi fungsi atau
kegunaanya, biasanya hanya untuk kenikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan
praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni ini dapat kita temukan dalam bentuk
lukisan, patung, grafik dan sebagainya.
2. Seni Rupa Pakai / Terapan (Applied Art)
Seni rupa ini diciptakan untuk kegunaan dan fungsi praktis sebuah karya seni dalam
kehidupan sehari-hari yang juga lazim dikenal sebagai seni kriya (craff).
Hampir setiap barang/kebutuhan disekitar kita berhubungan dengan seni rupa.
Contoh :
- Bangunan rumah yang indah - Taman yang asri
- Gelas dan piring yang cantik - Candi yang megah
- Mobil mewah - Dekorasi rumah
lihat selengkapnya
Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan
rupa (visual) sebagai medium pengungkapan gagasan seni dengan penghayatan indera mata
(dilihat) bentuk atau wujudnya. Macam – macam karya seni rupa antara lain seperti seni
lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, seni kaligrafi, seni membetik, seni ukir, seni
kerajinan dan sebagainya.
A. Seni Rupa Menurut Fungsi/Tujuan
Seni rupa dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu :
1. Seni Rupa Murni (Fine Art)
Seni rupa ini diciptakan dengan bebes tanpa mempertimbangkan segi fungsi atau
kegunaanya, biasanya hanya untuk kenikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan
praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni ini dapat kita temukan dalam bentuk
lukisan, patung, grafik dan sebagainya.
2. Seni Rupa Pakai / Terapan (Applied Art)
Seni rupa ini diciptakan untuk kegunaan dan fungsi praktis sebuah karya seni dalam
kehidupan sehari-hari yang juga lazim dikenal sebagai seni kriya (craff).
Hampir setiap barang/kebutuhan disekitar kita berhubungan dengan seni rupa.
Contoh :
- Bangunan rumah yang indah - Taman yang asri
- Gelas dan piring yang cantik - Candi yang megah
- Mobil mewah - Dekorasi rumah
lihat selengkapnya
SILABUS SENI BUDAYA KELAS X KTSP
SILABUS
Nama Sekolah : Smk Tunas Harapan Pati
Mata Pelajaran : Seni Budaya (seni rupa)
Kelas/Semester : X / 1
Standar Kompetensi : Mengapresiasi karya seni rupa
Kode : 1
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
lihat selengkapnya
Selasa, 17 Maret 2015
RPP SENI TEATER KELAS XI KTSP (2)
|
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :
SMK Tunas Harapan Pati
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Kompetensi Keahlian : Semua
Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester :
XI / I
Pertemuan Ke : 14
Alokasi Waktu :
1 x 45 menit
Standart Kompetensi :
Mengapresiasikan Karya Seni Teater.
Kode Standart Kompetensi : 4
Kompetensi Dasar : Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap unsur
estetis pertunjukan teater
Indikator : 1. Estetika pertunjukan teater
dijelaskan sesuai dengan unsur – unsur
pembentuk seni teater
2. Unsur – unsur teater dipadukan
secara estetis dan dicobakan dalam
pertunjukan teater kelas
3. Sikap apresiatif
ditunjukkan dengan menyaksikan contoh pertujukan teater secara tertib dan
memberikan tanggapan setelah pertunjukan selesai
A.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses
pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan dan menjelaskan harmonisasi, estetis
dan aspek kerja teater.
2. Membedakan dan menjelaskan langkah-langkah berkarya teater sederhana.
B. Materi Pembelajaran :
1. Definisi, unsur – unsur dan bentuk seni
teater
2. Role play (bermain peran)
C. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah,
2. Praktek,
3. Demonstrasi,
4. Penugasan.
D.
Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberikan motivasi tentang pertunjukan teater.
b. Guru memberi informasi awal mengenai harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru memberikan pre test secara lisan.
2. Kegiatan Inti (30 menit)
a. Eksplorasi
1)
Guru
menggugah rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan pokok bahasan
tentang harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2)
Peserta didik
bekerja
keras dan disiplin memahami harmonisasi, estetis dan aspek kerja
teater.
b. Elaborasi
1)
Peserta didik disiplin
memperhatikan penjelasan guru tentang harmonisasi, estetis dan aspek kerja teater.
2)
Peserta didik
bekerja keras mendengarkan dan mencatat hal-hal penting terkait
dengan harmonisasi, estetis dan
aspek kerja teater.
c.
Konfirmasi
1) Guru membimbing siswa dalam memahami harmonisasi,
estetis dan aspek kerja teater.
2) Guru dan peserta didik secara kreatif menyimpulkan
bersama-sama dengan demokratis dari apa yang sudah dipelajari.
3) Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru bersama dengan peserta didik
mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Penenangan.
c. Guru memberi tugas terstruktur dan tidak terstruktur sebagai pengayaan materi tentang
harmonisasi,
estetis dan aspek kerja teater
E.
Alat dan Bahan, Sumber Belajar :
1. Alat dan Bahan :
a. LCD Projektor
b. Laptop
c. Power Point
2. Sumber
Belajar :
a.
Arini, Sri Hermawati Dwi. Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
b. Buku Seni Teater (A. Kasim Achmad)
c. Buku Dramaturgi (RMA. Harymawan)
d. VCD Pentas seni teater
e. Buku Seni Peran (Japi Tambajong)
f. Buku cerita
F. Penilaian :
1. Kecakapan non akademik meliputi kecakapan
sosial, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi sesama teman, berani
mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru
2. Kecakapan akademik meliputi tugas kelompok maupun individu dan ulangan harian
Mengetahui, Pati,
15 Juli 2013
Kepala Sekolah Guru
Pengampu
Ir.
Eny Wahyuningsih, M.Pd Dika Agung
Marlianto, S.Pd
Tugas terstruktur dan
tidak terstruktur
KD Menunjukkan sikap apresiatif terhadap
unsur estetis pertunjukan teater
A.
Tugas Terstruktur
1.
Apa yang anda ketahui tentang
drama?
2.
Apa yang dimaksud denan naskah?
3.
Sebutkan dan jelaskan pembagian
naskah
4.
Apa perbedaan antara drama dan
teater?
5.
Sebutkan teknis menulis drama!
B. Tugas Tidak Terstruktur
Carilah di
internet, video permainan
drama sederhana
RPP SENI TARI KELAS XI KTSP (4)
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :
SMK
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Kompetensi Keahlian : Semua
Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester :
XI / I
Pertemuan Ke : 12
Alokasi Waktu :
1 x 45 menit
Standart Kompetensi :
Mengapresiasikan Karya Seni Tari
Kode Standart Kompetensi : 3
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi Jenis, peran
dan perkembangan
tari
Indikator :
1. Tari diidentifikasi jenis, peran dan
perkembangannya.
2.
Hasil identifikasi diaplikasikan dalam bentuk
dan diperagakan.
3.
Hasil identifikasi tari
ditampilkan dengan sikap gerak dasar yang benar.
A.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti
proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat :
1. Memahami pola dasar tari
2. Memperagakan bentuk gerak dasar
tari.
B. Materi Pembelajaran :
1. Aplikasi hasil identifikasi jenis dan
peran tari.
2. Penampilan gerak dasar tari.
C. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah,
2. Praktek,
3. Demonstrasi,
4. Penugasan.
D.
Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberikan motivasi tentang tentang bentuk gerak dasar tari.
b. Guru memberi informasi awal mengenai bentuk gerak dasar tari.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru memberikan pre test secara lisan.
2. Kegiatan Inti (30 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menggugah rasa ingin tahu peserta
didik dengan memberikan pokok bahasan tentang bentuk gerak dasar tari.
2) Peserta didik bekerja keras dan bersungguh-sungguh memahami
bentuk gerak dasar tari.
b. Elaborasi
1) Peserta didik bersungguh-sungguh memperhatikan
penjelasan dan praktek guru tentang bentuk
gerak dasar tari.
2) Peserta didik bekerja keras mendengarkan dan mencatat
hal-hal penting terkait dengan bentuk gerak dasar tari.
c.
Konfirmasi
1) Guru membimbing siswa dalam memahami bentuk gerak
dasar tari.
2) Guru dan peserta didik secara kreatif menyimpulkan
bersama-sama dengan demokratis dari apa yang sudah dipelajari.
3) Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru bersama dengan peserta didik
mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Penenangan.
c. Guru memberi tugas terstruktur dan tidak terstruktur sebagai pengayaan materi tentang
pola dasar tari
E.
Alat dan Bahan, Sumber Belajar :
1. Alat dan Bahan :
a. LCD Projektor
b. Laptop
c. Power Point
2. Sumber
Belajar :
a.
Arini, Sri Hermawati Dwi. Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
b. Buku pengetahuan tari
c. Sejarah tari Indonesia
d. Buku komposisi tari
F. Penilaian :
1. Kecakapan non akademik meliputi kecakapan
sosial, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi sesama teman, berani
mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru
2. Kecakapan akademik meliputi tugas kelompok maupun individu dan ulangan harian
Mengetahui, Pati,
15 Juli 2013
Kepala Sekolah Guru
Pengampu
Ir.
Eny Wahyuningsih, M.Pd Dika Agung
Marlianto, S.Pd
Tugas terstruktur dan
tidak terstruktur
KD Mengidentifikasi Jenis, peran dan
perkembangan tari
A.
Tugas Terstruktur
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1.
Apa yang anda ketahui tentang
tari primitif?
2.
Berikan contoh beberapa tari
klasik!
3.
Apakah yang dimaksud dengan
tari tradisional/tradisi?
4.
Apakah yang dimaksud tari
klasik?
5.
Sebutkan peranan seni tari!
B. Tugas Tidak
Terstruktur
1. Carilah di
internet, pola dasar dan gerak dasar tari yang ada di nusantara!
Langganan:
Postingan (Atom)
Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi
Pada (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...
-
Wayang kulit wis lumrah kasumurupan umum. Kerajinan sungging wayang walulang uga akeh tinemu ing saperangan laladan Yogya lan Solo. Nangin...
-
Standar Kompetensi : Mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai keterampilan da...