Translate

Senin, 22 Juli 2024

Ringkasan Serat Menak (4): Amir Ambyah bermusuhan dengan negeri Medayin

 Di Mesir, Ambyah mendengar kalau Raja Jobin berusaha mengganggu gebetannya. Pihak Medayin pun tampaknya juga menyambut keinginan Raja Jobin dan mengabaikan Ambyah. Ambyah segera membawa pasukannya ke Medayin. Di istana Medayin saat itu sedang sepi karena para pembesar negeri sedang menjamu Raja Jobin. Ambyah langsung masuk ke istana, menikahi Dewi Muninggar lalu menjarah isi istana.

Para wanita dan harta benda di istana Medayin dibagi-bagi kepada pasukan Ambyah, lalu mengungsikan mereka semua ke tanah Arab. Pasukan Ambyah lalu menyerang pondokan Raja Jobin. Terjadi pertempuran sengit antara pasukan Ambyah dan pasukan Raja Jobin. Pada suatu kesempatan Raja Jobin berhasil membokong Ambyah dari belakang. Pedang Raja Jobin menebas Ambyah dan terkena pelipisnya. Beruntung prajurit Ambyah segera dapat merebut tuannya dan membawanya lari ke tanah Arab. Setelah diobati Umar Maya, Ambyah pun sembuh.

Pasukan Raja Jobin dan pasukan Medayin lalu bersekutu mengepung negeri Mekkah. Hal itu membuat penduduk Mekkah mengalami paceklik. Bahan pangan amat langka. Suatu ketika Dewi Muninggar akan membuat bubur untuk suaminya Ambyah. Namun di toko-toko tak lagi ditemukan gandum. Dewi Muninggar sampai harus mencuri di kemah musuh untuk mendapatkan gandum.

Patih Bêstak

Umar Maya adalah ksatria Tasik Waja, dia adalah pentolan maling sejagad raya. Pada suatu malam Umar Maya masuk ke perkemahan musuh. Prabu Nusirwan, Patih Bestak dan Raja Jobin diberi racun melalui hidung. Seketika mereka pingsan. Oleh Umar Maya kemudian mereka diserahkan kepada Ambyah. Namun Ambyah menyuruh membawa mereka kembali ke perkemahannya. Di tengah jalan Umar Maya memperdaya ketiganya. Mereka dicukur plenthas sehingga menjadi lelucon. Patih Bestak sakit hati kepada Ambyah dan selalu mencari cara untuk mencelakainya.

Alkisah di negeri Ngajrak, raja jin yang bernama Taminasar baru saja kalah perang melawan para raksasa. Patih Asan Asil yang mempunyai sepertiga kitab Adam Makna yang dia dapat ketika dibuang Jibril, memberi tahu kepada Raja Taminasar bahwa dia harus meminta tolong Ambyah dari tanah Arab. Raja Taminasar kemudian mengutus Patih Asan Asil dan putranya yang bernama Raden Sadat Satir. Sadat Satir merupakan saudara sepersusuan Ambyah. Asan Asil dan Sadat Satir berhasil menemui Ambyah di Mekkah. Ketika berada di Mekkah Sadat Satir melihat musuh mengepung kota itu. Sadat Satir meminta izin kepada Ambyah untuk menyingkirkan musuh. Ambyah pun mengizinkan. Kedua jin tersebut kemudian mengamuk di perkemahan pasukan Jobin dan Medayin. Pasukan kedua negeri itu bubar berlarian. Mekkah lepas dari pengepungan.

Ambyah lalu dibawa oleh Asan Asil ke Ngajrak. Dalam perjalanan ketika sampai di kota Emas Ambyah ditemui Nabi Kidlir. Ambyah diberi pelajaran cara mengalahkan raksasa. Sungguh, ilmu dari Nabi Kidlir dipraktikan Ambyah. Akhirnya Ambyah dapat mengalahkan para raksasa yang menyerang negeri Ngajrak. Hanya sedikit saja yang selamat dan kemudian mengungsi mencari hidup.

Prabu Taminasar sangat berterima kasih kepada Ambyah. Prabu Taminasar lalu memberi hadiah sebuah cambuk peninggalan Nabi Sulaiman. Ambyah juga diambil menantu dengan dinikahkan dengan Dewi Ismaya. Kedua pengantin hidup rukun dan mempunyai anak bernama Dewi Kuraisin. Setelah beberapa lama Ambyah lalu minta pamit kembali ke Mekkah. Ketika sampai di Mekkah ternyata kota itu kembali dikepung pasukan Medayin. Namun berkat upaya Betaljemur Dewi Muninggar dapat diselamatkan ke negeri Katijah.

 Dalam perjalanan menuju Mekkah Ambyah ditemui Nabi Kidlir dan diberi pusaka. Di sepanjang perjalanan Ambyah selalu diganggu raksasa yang dulu lari dari Ngajrak. Ambyah sampai kewalahan menghadapi para raksasa.

Di Ngajrak, telah terdengar kabar Mekkah dikepung pasukan Medayin lagi. Patih Asan Asil lalu menyusul Ambyah bersama Dewi Kuraisin. Atas bantuan Dewi Kuraisin para raksasa yang menganggu Ambyah berhasil dihancurkan. Sang Dewi lalu disuruh kembali ke Ngajrak.

Ada seorang raksasa yang berhasil lolos, namanya Ranes. Si Ranes bertemu dengan Ambyah dan menggendongnya ke angkasa. Dari angkasa Ambyah lalu dijatuhkan ke laut. Beruntung ada malaikat yang menolong Ambyah sehingga jatuh dengan selamat. Ketika kembali bertemu Ranes, Ambyah berniat membunuhnya. Namun Ranes menghiba-hiba minta hidup. Bahkan Ranes minta dikawinkan dengan seekor peri. Terlaksana Ranes menikah dengan peri dan mempunyai anak seekor kuda bernama Sekar Diyu. Si kuda kemudian diambil sebagai tunggangan Ambyah. Namun rupanya dendan Ranes kepada Ambyah tidak reda. Pada suatu kesempatan Ranes hendak menikam Ambyah, tetapi tiba-tiba Sekar Diyu menyepaknya hingga tewas. Ambyah lalu meneruskan perjalanan ke Mekkah. Ambyah bertemu dengan seorang Arab bernama Ayub dan Balul. Kedua orang mengabarkan kalau Mekkah dikepung musuh.

Sementara itu Dewi Muninggar dan para punggawa Arab yang sedang mengungsi di Katijah menderita kekurangan pangan. Umar Madi lalu pergi ke Karsinah untuk mencari bantuan pangan. Sesampai di Karsinah Umar Madi diangkat sebagai raja dan menikah dengan putri dari Karsinah. Tidak lama kemudian sang putri wafat. Menurut tatacara yang berlalu di Karsinah kalau seorang istri meninggal suaminya harus ikut dikubur hidup-hidup. Umar Madi melawan, lalu dikejar pasukan Karsinah. Dalam pelarian Umar Madi bertemu dengan Ambyah. Oleh Ambyah tatacara di Karsinah lalu diubah. Ambyah lalu melanjutkan perjalanan ke Katijah dan bertemu dengan Dewi Muninggar.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2022/09/03/ringkasan-serat-menak-4-amir-ambyah-bermusuhan-dengan-negeri-medayin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...