Translate

Senin, 22 Juli 2024

Ringkasan Serat Menak (1): Kitab Adam Makna

 Pengantar dari penerjemah

Ringkasan Serat Menak ini merupakan pengantar dari serangkaian seri Serat Menak yang akan diterjemahkan di blog kita ini. Serat Menak versi merupakan karya Raden Ngabei Yasadipura I. Serat ini menjadi babon dari pakeliran Wayang Menak yang dulu pernah populer. Juga menjadi babon cerita kethoprak yang juga cukup populer. Salah satu ikon yang dulu banyak dikenal masyarakat adalah tokoh Umar Maya dan Umar Madi. Banyak yang mengira keduanya adalah kakak-beradik. Padahal bukan. Yang bersaudara sepupuan justru Amir Ambyah dan Umar Maya.

Nah melalu terjemahan Serat Menak yang akan kita kerjakan ini, penulis harap ingatan kita dibongkar kembali. Pernah ada sebuah faset budaya bernama serat Menak yang melegenda. Kita akan mengenangnya kembali.

Adapun sumber yang dipakai sebagai acuan dalam penerjemahan ini adalah Serat Menak yang dikeluarkan balai Pustaka. Ada beberapa judul yang terdiri dari beberapa jilid sebagai berikut:

1. MENAK SAREHAS, dimulai dari adanya Sêrat Kadam Makna sampai lahirnya Wong Agung.

2. MENAK LARE, 4 jilid, Wong Agung mulai terlihat kesaktiannya, lalu mulai menaklukkan para ksatria dan raja-raja.

3. MENAK SÊRANDIL, Wong Agung diutus Prabu Nusirwan menaklukkan Prabu Lamdahur di Sêrandil.

4. MENAK SULUB, 2 jilid, Wong Agung menaklukkan Raja Yunan, Ngêrum dan Mêsir, namun kemudian menemui sengsara dipenjara di pulau Sulub.

5. MENAK NGAJRAK, menikahnya Wong Agung dengan Dèwi Ismayawati, putri jin di Ngajrak.

6. MENAK DÊMIS, Prabu Nusirwan mengungsi ke Dêmis. Raja Dêmis lalu bermusuhan dengan Wong Agung.

7. MENAK KAOS, Wong Agung menduduki negeri Kaos, Dèwi Muninggar melahirkan anak lelaki bernama Kobat Sarehas.

8. MENAK KURISTAM, Wong Agung menaklukkan Kuristam, lalu mendirikan pemerintahan di Kuparman.

9. MENAK BIRAJI, Wong Agung bermusuhan dengan Raja Biraji Prabu Aspandriya.

10. MENAK KANIN, Wong Agung diperdaya oleh Raja Bahman, disabet pedang di di atas telinga, lalu dibawa ke Kalisahak, mengungsi ke sebuah desa bernama: Sahsiyar, di situ dirawa sampai sembuh.

11. MENAK GANDRUNG, Dèwi Muninggar tewas dalam paprangan, Wong Agung lalu menderita syok.

12. MENAK KANJUN, Wong Agung bermusuhan dengan Raja Kanjun, lalu menikah dengan putri Parangakik.

13. MENAK KANDHABUMI, Wong Agung menikah dengan Dèwi Marpinjun, adik Dèwi Muninggar.

14. MENAK KUWARI, Wong Agung menyerang negeri Kuwari.

15. MENAK CINA, 5 jilid, putri Cina melamar Wong Agung, tapi tak diterima, putri Cina tewas.

16. MENAK MALEBARI, 5 jilid, Wong Agung berbesanan dengan Prabu Bawadiman di Kusniya Malebari.

17. MENAK PURWAKANDHA, 3 jilid, Wong Agung menyerang ke negeri Purwakandha.

18. MENAK KUSTUP, 2 jilid, takluknya negeri Kustup oleh para raja bawahan Wong Agung.

19. MENAK KALAKODRAT, 2 jilid, tewasnya Patih Bêstak lan Prabu Nusirwan.

20. MENAK SORANGAN, 2 jilid, Wong Agung menyerang negeri Sorangan.

21. MENAK JAMINTORAN, 2 jilid, Pangeran Kelan akan menikah dengan Dèwi Julu Sulasikin, rajaputri di Jamintoran.

22. MENAK JAMINAMBAR, 3 jilid, Wong Agung menyerang Prabu Rabus Samawati di negeri Jaminambar, yakni raja yang mengaku sebagai Tuhan.

23. MENAK TALSAMAT, Wong Agung menaklukkan negeri Mukabumi, Pildandani dan Talsamat, lalu pulang ke Madinah, menjadi sahabat Kangjêng Nabi Rasul.

24. MENAK LAKAT, 3 jilid, Kangjêng Nabi bermusuhan dengan Raja Lakat dan Raja Jênggi. Wong Agung gugur dalam perang. Dèwi Kuraisin menikah Bagendha Ngali, lalu mempunyai anak bernama Muhamad Kanapiyah, raja di Ngajrak.

Ke-24 serat Menak di atas tidak semuanya penulis miliki. Sambil terus mengumpulkan bahan penulis akan mulai dari yang sudah ada dahulu. Untuk tahap pertama penulis akan terjemahkan Ringkasan Serat Menak dari Buku Serat Menak karya Resowidjoyo, terbitan Balai Pustaka 1941 M. Semoga ringkasan Serat Menak ini dapat menjadi pengantar bagi mereka yang ingin mempelajari lebih jauh.

 

Ringkasan Serat Menak (1): Kitab Adam Makna

Prabu Sarehas dari Medayin bertapa di dasar samudera untuk meminta kesaktian seperti yang dimiliki Nabi Sulaiman. Nabi Kidlir mendatangi Prabu Sarehas lalu memberikan sebuah kulit kayu. Kulit kayu tersebut bila dimakan punyai kasiat dapat mengetahui semua bahasa makhluk. Oleh Prabu Sarehas kulit kayu diberikan kepada juru masak bernama Ki Nimdahu untuk diolah menjadi apem. Setelah apem masak apem tadi ditukar oleh Lukman Hakim, anak si juru masak Nimdahu. Untuk Sang Raja Lukman Hakim memberikan apem biasa saja. Setelah menyantap apem Prabu Sarehas tidak menunjukkan perubahan apapun.

Sementara itu Lukman Hakim yang memakan apem kulit kayu menjadi orang yang bijaksana dan mengetahui bahasa semua makhluk. Bahasa jin, lelembut, hewan dan semua makhluk dia ketahui karena dikira keturunan Nabi Sulaiman. Lukman Hakim lalu bisa berkomunikasi dengan seekor raja jin mukmin. Oleh raja jin tersebut Lukman Hakim diajarkan semua pengetahuan. Semua yang diajarkan oleh raja jin dicatat hingga menjadi sebuah kitab dan diberi nama Adam Makna. Kasiat dari kitab tersebut dapat menghidupkan orang yang sudah mati, membuat muda orang yang sudah tua, dan lain sebagainya.

Malaikat Jibril tidak senang karena ada manusia yang punya kemampuan seperti Lukman Hakim. Kitab lalu direbut oleh Jibril. Dua pertiga kitab bisa diambil. Sepertinya kitab dibuang ke dasar laut, sepertiganya lagi dibuang ke negeri Ngajrak dan diterima oleh Asan Asil. Ketika Lukman Hakim mati, dia meninggalkan seorang anak bernama Bekti Jamal. Prabu Sarehas juga telah mangkat dan digantikan oleh Prabu Kobatsah. Patih Abujantir juga telah meninggal, dan diganti anaknya yang bernama Patih Akhlas Wajir.

Ada seorang juragan di Benggala bernama Tambi Jumiril. Dia ingin menjadi seorang raja. Maka dia bertapa dengan tubuh terbalik di gunung Endragiri. Namun keinginannya tidak diterima. Dia hanya diberi anugerah kelak anak keturunannya menjadi prajurit pilihan. Jumiril lalu mengabdi kepada Baginda Asim, adipati Mekkah yang masih keturunan Bani Hasim. Jumiril diangkat menjadi patih dan diambil menantu dengan dijodohkan dengan Siti Mahya. Ketika Baginda Asim wafat kedudukan adipati Mekkah digantikan oleh putranya yang bernama Abdul Muthalib.

Sementara itu di Medayin, Bektijamal menemukan harta karun. Dia lalu menceritakannya kepada Patih Akhlas Wajir. Ki Patih punya keinginan menguasai harta karun tersebut. Bektijamal kemudian dibunuh. Kala itu istri Bektijamal sedang mengandung. Ketika si bayi lahir diberi nama Betaljemur. Si Betaljemur ini mendapat peninggalan sisa kitab yang dulu direbut oleh Jibril, yang masih sepertiga. Maka meski hanya mendapat sepertiga isi kitab tersebut membuat Betaljemur menjadi orang yang pintar. Patih Akhlas Wajir pun iri hati. Betaljemur hendak dibunuh, tetapi tak pernah berhasil. Justru Patih Akhlas Wajir yang kemudian tewas. Betaljemur lalu mengabdi kepada Sang Raja Medayin.

Patih Akhlas Wajir meninggalkan dua orang anak perempuan. Seorang kemudian dinikahi pangeran dari Ngabesi. Seorang lagi kemudian diambil istri oleh Betal Jemur. Selain itu Akhlas Wajir juga meninggalkan seorang anak laki-laki yang bernama Bestak.

Ketika Prabu Kobatsah mangkat, tahta diduduki seorang putranya yang bernama Raden Yayi lang lalu bergelar Prabu Nusirwan. Bestak lalu diangkat menjadi patih. Adapun Betaljemur karena kepintarannya kemudian diangkat menjadi penasihat kerajaan.

Prabu Nusirwan

Di Mekkah Abdul Muthlib mempunyai seorang anak bernama Ambyah. Di saat yang hampir bersamaan Patih Jumiril juga mempunyai anak dan diberi nama Umar Maya. Kedua anak dari Mekkah tersebut kemudian diambil sebagai anak angkat oleh Betaljemur. Ki Betaljemur sangat mengasihi keduanya. Ada ramalah bahwa keduanya kelak akan menjadi prajurit pilihan.

Ambyah dan Umarmaya selalu bermain bersama sejak kecil. Belajar bersama, bermain bersama, ke manapun keduanya terlihat selalu bersama. Ambyah mempunyai kelebihan kekuatan tubuh yang dahsyat. Tidak ada orang yang mampu mengalahkan kekuatan Ambyah. Kalau berkelahi sesama anak kecil pasti lawannya tewas, hancur dibantingnya.

Pada suatu hari kedua anak itu bermain sampai masuk ke dalam hutan. Di tengah hutan keduanya menemukan kuda berperabotan lengkap dan harta benda. Konon kuda itu peninggalan Nabi Ishaq. Si kuda tadi bernama Kalisahak. Kuda kemudian diambil dan dijadikan tunggangan oleh Ambyah.

Pada suatu hari Abdul Muthalib pergi ke Yaman hendak menghaturkan upeti. Ambyah dan Umar Maya ikut serta di belakang.  Di tengah perjalanan rombongan dari Mekkah dirampok oleh Raden Maktal, putra raja Ngalabani. Terjadi pertarungan antara Ambyah dan Raden Maktal. Ambyah berhasil menundukkan Raden Maktal. Harta upeti tak jadi diserahkan kepada Raja Yaman karena Raja Yaman berhasil ditaklukkan Ambyah.

Ketika sedang berada di Yaman itu, putri Raja Yaman mengadakan sayembara. Barangsiapa sanggup mengalahkan Dewi Umandhi Tahim maka dia akan diambil menjadi suami sang dewi. Banyak pra ksatria dan raja yang ikut sayembara, tetapi semua kalah oleh sang dewi. Ambyah kemudian ikut-ikutan. Akhirnya malah menang. Namun Ambyah tidak mau mengawini Dewi Umandhi Tahim. Sang dewi lalu diserahkan kepada Raden Tohkaran putra dari Absyah. Ambyah dan rombongan lalu pulang ke Mekkah.

Di Mekkah, kota itu kedatangan musuh bernama Raden Huksam dari Kebar. Ambyah menghadapi musuh yang menyerang Mekkah. Musuh berhasil ditewaskan. Tidak lama kemudian datang lagi musuh dari Kohkarib, namanya Prabu Umar Madi. Umar Madi pun dapat ditaklukkan Ambyah. Si raja Umar Madi beserta balatentaranya menyatakan tunduk dan patuh.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2022/08/31/ringkasan-serat-menak-1-kitab-adam-makna/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...