Translate

Minggu, 18 Agustus 2024

Kajian Wedatama (44): Inguger Graning Jajantung

Bait ke-44, Pupuh Pucung, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Bathara gung, inguger graning jajantung,

Jenek Hyang Wisesa,

Sana pasenedan suci,

Nora kaya si mudha mudhar angkara.


Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Yang Maha Besar, ditempatkan dalam jantung,

Yang Maha Kuasa Kerasan,

Di tempat peristirahatan yang suci,

Tidak seperti si muda yang menuruti angkara.


Kajian per kata:

Bathara (Tuhan) gung (besar), inguger (diikat, ditempatkan) graning (gra ing, di pucuk)  jajantung (jantung). Yang Maha Besar, ditempatkan dalam jantung.

Ini bermakna bahwa Tuhan Yang Maha Besar selalu diingat namanya dalam hati, menjadi motivasi dari setiap aliran darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Maknanya menjadi alasan dari setiap perbuatan, hanya karena Tuhan kita berbuat. Seorang yang telah mencapai paripurna dalam ilmu dan amal, akan selalu menempatkan Tuhan Yang Maha Besar sebagai motif setiap tindakan. Dalam bahasa agama, semua dilakukan ikhlas lillahi ta’ala.

Jenek (kerasan) Hyang (Yang) Wisesa (Kuasa), sana (di tenpat) pasenedan (tempat peristirahatan) suci (suci). Yang Maha Kuasa Kerasan di tempat peristirahatan yang suci.

Apabila sedang tidak berkarya selalu mengingat Tuhan Yang Maha Kuasa. Ketika sedang beristirahat atau sedang menyepi senantiasa tenggelam dalam zikir, mengingat Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitulah watak dan kebiasaan dari orang-orang yang telah mencapai ilmu rasa sejati. Motif dari semua tindakan dan diamnya hanyalah Allah semata-mata. Tidak ada dalam kamusnya keinginan untuk mengikuti hawa nafsu atau praduga angan-angannya sendiri. ini jauh dari sifat orang muda yang belum gaduk (sampai) ilmunya.

Nora (tidak) kaya (seperti) si mudha (si muda) mudhar (menuruti, mengumbar) angkara (angkara). Tidak seperti si muda yang menuruti angkara.

Amatlah jauh, sangat berkebalikan, dengan perbuatan seorang muda yang baru menapak ilmu kehidupan. Masih sering tergelincir mengumbar nafsu angkara. Menuruti angan-angan tanpa ilmu, bertindak atas dasar duga-duga tanpa klarifikasi, menyebar kabar hoax tanpa verifikasi. Asal komentar tanpa berpikir soal kepantasan, nyinyir asal njeplak tanpa proporsi, suka-dan benci atas dasar nafsu semata, dll. Yang begini pun sering kita temui di dunia maya, lebih-lebih lewat medsos. Jangan ditiru, nak! Jangan!………


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/08/20/kajian-wedatama-44-inguger-graning-jajantung/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...