Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (85): Kekes srabedaning budi

Bait ke-85, Pupuh Kinanthi, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Pangasahe sepi samun,

aywa esah ing salami.

Samangsa wis kawistara,

lelandhepe mingis-mingis.

Pasahe wukir reksamuka,

kekes srabedaning budi.


Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Penajamannya dengan menyendiri di tempat sepi,

jangan sampai putus selamanya.

Apabila sudah terlihat (hasilnya),

bagian tajamnya berkilat-kilat (tanda telah tajam).

Dapat memotong gunung reksamuka,

maka lenyaplah semua penghalang.


 Kajian per kata:

Pangasahe (penajamannya) sepi (sepi) samun (samar, masuk ke dalam), aywa (jangan) esah (putus) ing salami (selamanya). Penajamannya dengan menyendiri di tempat sepi, jangan sampai putus selamanya.

Pada bait-bait awal serat Wedatama, terutama pada Pupuh Sinom sudah banyak dibahas tentang cara menajamkan rasa, yakni dengan cara menyepi. Di tempat sepi penglihatan menjadi tajam, seperti tajamnya penglihatan di kamar gelap. Hati menjadi peka terhadap mobah mosiking kahanan, awas terhadap marabahaya yang akan datang, eling terhadap potensi diri yang dapat terseret nafsu angkara.

Ini adalah sebentuk latihan yang harus dilakukan terus menerus, jangan sampai terputus sepanjang hidup. Seperti pemain bola profesional, walau sudah sangat mahir tetap harus latihan, kalau tidak kemampuan bisa menghilang, refleks tubuh bisa melemah, kecepatan dan akurasi menurun.

Samangsa (apabila) wis (sudah) kawistara (terlihat), lelandhepe (ujungnya, mata) mingis–mingis (berkilat-kilat). Apabila sudah terlihat (hasilnya), bagian tajamnya berkilat-kilat (tanda telah tajam).

Apabila sudah terlihat hasil dari latihan menajamkan budi tersebut maka akan terlihat bagian  tajamnya mingis-mingis. Mingis-mingis adalah kata yang sering dipakai untuk menyebut keadaan mata pisau atau pedang yang selesai diasah, terlihat putih berkilat-kilat. Kesan tajamnya sudah terlihat dari pandangan sekilas. Seperti itulah perumpamaan akal budi yang diasah, tajam sekali, mingis-mingis.

Pasah (dapat memotong) wukir (gunung) reksamuka (penghalang), kekes (lenyap) srabedaning (semua penghalang) budi (budi). Dapat memotong gunung reksamuka, maka lenyaplah semua penghalang.

Pasah artinya tedhas, mampu memangkas, mampu memotong, tidak tumpul atau patah ketika dipakai untuk memotong, dapat diandalkan. Reksamuka adalah nama gunung dalam pewayangan yang medannya penuh rintangan. Srabeda, kabeh rubeda, semua rintangan.

Ini kiasan bahwa tajamnya akal budi yang sudah diasah tadi bahkan mampu memotong rintangan sebesar gunung. Maka lenyapnyah, hancurlah segala penghalang kehidupan.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/25/kajian-wedatama-84-kekes-srabedaning-budi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...