Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (75): Kabukaning Kijabullah

 Bait ke-75, Pupuh Gambuh Lanjutan, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Dadya wruh; iya dudu,

Yeku minangka pandaming kalbu,

Ingkang buka ing kijabbullah agaib,

Sesengkeran kang sinerung,

Dumunung telenging batos.


 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Menjadi paham: baik dan buruk.

Yaitu sebagai penerang hati.

Yang membuka hijab Allah yang ghaib.

Sesuatu yang tersembunyi di dalam,

letaknya ada di pusat kedalaman batin.


Kajian per kata:

Dadya (menjadi) wruh (paham); iya (boleh, baik) dudu (bukan, buruk). Menjadi paham: baik dan buruk.

Iya, dudu, kata ini merujuk kebiasaan orang jawa dalam menyebut suatu perbuatan. Perbuatan jahat sering disebut tumindak dudu, artinya perbuatan yang tidak diajarkan oleh syariat. Sebaliknya kata iya, berati boleh dilakukan. Nah, orang yang bersikap prasaja, ringan dalam memberi maaf dan menghindari hasrat yang membara seperti yang diuraikan pada bait sebelumnya, Sumimpang Ing Laku Dur,  akan menjadi teranglah hatinya, sehingga menjadi paham: tentang apa yang boleh (iya) dan tidak boleh (dudu).

Yeku (yaitu) minangka (sebagai) pandaming (penerang) kalbu (hati). Yaitu sebagai penerang hati.

Hati yang terang seperti disebut di atas laksana mendapat cahaya dari lampu yang bersinar (pandam), sehingga menjadi jelas apa isi yang ada di dalam hati tersebut.

Ingkang (yang) buka (membuka) ing kijabbullah (hijab Allah) agaib (yang ghaib). Yang membuka hijab Allah yang ghaib.

Cahaya yang bersinar menerangi hati tadi menjadi pengusir hijab kegelapan antara si pelaku dan Allah SWT, sehingga tersingkaplah rahasia ketuhanan dengan mata kepala sendiri.

Sesengkeran (Sesuatu di dalam) kang (yang) sinerung (tersembunyi), dumunung (letaknya) telenging (di dalam) batos (batin, hati). Sesuatu yang tersembunyi di dalam, letaknya ada di pusat kedalaman batin.

Maka terlihatlah sesuatu yang selama ini terkurung menjadi rahasia yang tersembunyi di pusat kedalaman batin manusia. Di situlah letak rahasia ketuhanan. Bagi orang awam rahasia ini terhijab oleh perilaku buruk. Yang kuat dalam menjalani laku sampai pada tahap sembah rasa akan memperoleh cahaya terang yang akan membuat isi hati menjadi kelihatan sehingga tersingkirlah hijab kegelapan di dalam hati. Maka tampaklah: Tuhan Allah Yang Maha Suci.

Pokok bahasan yang panjang dan melelahkan ini sebenarnya sederhana, sesuai dengan sabda Nabi, “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya!”


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/22/kajian-wedatama-75-kabukaning-kijabullah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...