Translate

Minggu, 18 Agustus 2024

Kajian Wedatama (46): Lumuh Ingaran Luput

Bait ke-46, Pupuh Pucung, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Sakeh luput, ing angga tansah linimput,

Linimpet ing sabda,

Narka tan ana udani,

Lumuh ala ardane ginawa gada.


Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:

Segala kesalahan, dirinya selalu ditutupi,

Disembunyikan dalam alasan,

Mengira tak ada yang tahu,

Tak mau disebut jelek, angkaranya dipakai memukul.


Kajian per kata:

Sakeh (segala) luput (kesalahan) ing (di) angga (badan, diri) tansah (selalu) linimput (ditutupi). Segala kesalahan dirinya selalu ditutupi.

Ini adalah watak orang nylekunthis (pengecut), tidak ksatria. Selalu menutupi kesalahan diri sendiri. Tidak mau berterus terang mengakui kesalahannya. Selalu menutup-nutupi agar tak terlihat orang lain.

Linimpet (disembunyikan) ing (dalam) sabda (perkataan, alasan). Disembunyikan dalam alasan

Setiap tindakan salah yang dilakukannya selalu dicari-carikan pembenaran. Kesalahannya disembunyikan dalam berbagai alasan. Dengan perkataan yang mempesona, berusaha menghindar dari tuduhan. Seolah-olah suatu kesalahan adalah hal sangat tabu sehingga disimpan rapat-rapat.

Narka (mengira) tan (tak) ana (ada) udani (telanjang, maksudnya tahu yang sebenarnya). Mengira takkan ada yang tahu.

Dia mengira bahwa dengan menyembunyikan kesalahan takkan ada yang tahu. Dia tak sadar bahwa sebenarnya orang lain pun pasti curiga dengan cara-caranya mencari alasan yang dibuat-buat itu.

Lumuh (tak mau) ala (jelek) ardane (angkara) ginawa (dipakai) gada (senjata gada, memukul). Tak mau disebut jelek, angkaranya dipakai memukul.

Tak mau kelihatan kurang, tak mau disebut jelek, jika ada yang menyebutnya seperti itu tindak angkaranya keluar untuk membungkan dengan kekerasan.

Kesimpulan:

Bait ini menggambarkan watak orang berjiwa kerdil, berpikiran sempit. Tandanya adalah selalu menyembunyikan kesalahan diri, tak mau dikoreksi, harus selalu tampil benar. Orang ini mengira dengan memberi alasan untuk menutupi kesalahan, orang lain tak mampu melihat kelemahannya. Padahal alasan yang dibuat-buat akan tampak terang benderang kebohongannya.

Dan jikalau ada yang menunjuk kelemahan alasannya dia tidak mau mengalah. Ogah terlihat jelek, tak mau terlihat salah. Senjata terakhirnya jikalau semua alasannya dipatahkan adalah memukul. Penthuuuung…..!!!


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/08/20/kajian-wedatama-46-lumuh-ingaran-luput/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...