Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (81): Aja kongsi kabasturon

 Bait ke-81, Pupuh Gambuh Lanjutan, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Istingarah tan metu,

lawan istingarah tan lumebu,

dene ing njero wekasane dadi njawi.

Rasakna kang tuwajuh,

Aja kongsi kabasturon


 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Dipastikan tak keluar,

dan dipastikan tak masuk,

adapun (kenyataanya) yang di dalam akhirnya menjadi di luar.

Rasakan dengan seksama,

jangan sampai lalai.



Kajian per kata:

Istingarah (dipastikan) tan (tak) metu (keluar), lawan (dan) istingarah (dipastikan) tan (tak) lumebu (masuk), dene (adapun) ing (yang) njero (di dalam) wekasane (akhirnya) dadi (menjadi) njawi (di luar). Dipastikan tak keluar dan dipastikan tak masuk, adapun (kenyataanya) yang di dalam akhirnya menjadi di luar.

Masih tentang pengamatan terhadap proses menetasnya telur tadi. Semua sudah dipastikan bahwa kedua elemen, putih dan kuning tadi terpisah letaknya, dengan posisi masing-masing, tetapi kemudia ternyata bertukar tempat dengan sendirinya. Juga dalam terjadinya anak ayam yang berproses amat singkat, terdapat tanda-tanda campur tangan Tuhan di dalamnya.

Fenomena alam seperti ini banyak terjadi, dan memerlukan pengamatan yang mendalam. Demikian juga yang terjadi pada hukum-hukum sosial dan sejarah. Ada banyak golongan, maupun individu yang posisinya saling dipertukarkan. Yang tadinya berkuasa dan menguasai atas sebagian lain, kelak bisa saja berganti posisi sebagai yang tertindas. Yang semula menjadi warga pingggiran suatu saat dapat berkuasa.

Walau dilihat sepintas seperti tak masuk akal, hukum-hukum sejarah juga berlaku atas umat manusia. Pergantian peran dan posisi senantiasa mewarnai pergerakan politik, ekonomi dan sosial. telah banyak bangsa-bangsa kuat menjadi runtuh dan digantikan oleh kekuatan yang muncul tiba-tiba. Majapahit jatuh digantikan Demak yang tadinya belum ada. Demak surut diganti Pajang yang semula wilayah bawahan. Ketika Pajang telah menemui masa-nya, Mataram yang tadinya hanyalah tanah hadiyah menyeruak ke panggung kekuasaan.

Rasakna (rasakan) kang (yang) tuwajuh (seksama, sungguh-sungguh), aja (jangan) kongsi (sampai) kobasturon (alpa, lalai). Rasakan dengan seksama, jangan sampai lalai.

Itulah sunatullah, hukum alam yang berlaku tetap sepanjang masa. Bagi orang-orang yang telah mengetahui wekasing dumados, hal tersebut tidak menjadi sebab dari kelalaian atas hukum-hukum Tuhan yang berlaku di alam. Malah dengan pengamatan yang seksama mereka dapat menyesuaikan diri dan mengambil sikap yang tepat, tidak kentir ing obyaking swasana.

Kita cukupkan kajian bait ini. Kelak apa yang telah kita pelajari selama ini akan kita pakai untuk bekal berbuat yang lebih bagi kemanusiaan, atau memayu hayuning bawana.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/24/kajian-wedatama-81-aja-kongsi-kabasturon/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...