Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (89) Sambekala Den Kaliling

 Bait ke-89, Pupuh Kinanthi, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Aywa mematuh nalutuh,

tanpa tuwas tanpa kasil,

kasalibuk ing srabeda.

Marma dipun ngati-ati,

urip keh rencananira,

sambekala den kaliling


Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Jangan membiasakan diri berbuat kotor,

itu tidak ada pahalanya dan tak ada hasilnya,

(justru) akan membuat diri terjerat oleh banyak rintangan.

Oleh karena itu harap berhati-hati,

dalam hidup banyak rencana-rencanamu,

segala halangan hendaklah dilihat dengan cermat.


Kajian per kata:

Aywa (jangan) mematuh (membiasakan diri) nalutuh (berbuat kotor), tanpa (tanpa) tuwas (buah,  pahala, bayaran) tanpa (tanpa) kasil (hasil). Kasalibuk (terjerat) ing (oleh) srabeda (banyak rintangan). Jangan membiasakan diri berbuat kotor, itu tidak ada pahalanya dan tak ada hasilnya. (Justru) akan membuat diri terjerat oleh banyak rintangan.

Jangan membiasakan diri berbuat kotor. Nalutuh adalah mengeluarkan tlutuh (getah), maksudnya berbuat yang tidak menyenangkan orang. Hal itu tidak ada pahalanya, dan tak ada hasilnya. Tuwas atau pituwas adalah buah dari perbuatan (yang berkonotasi baik), bisa berarti pahala (ganjaran) atau bayaran.

Kasil atau asil adalah perolehan yang diakibatkan oleh suatu perbuatan, biasanya berupa materi. Kedua hal itu tak akan kita peroleh dari pebuatan kotor, perbuatan yang tidak menyenangkan orang. Justru yang akan kita peroleh adalah banyak masalah, satu persatu akibat dari perbuatan tersebut akan membuat kita terjerat (kasalibuk) dalam banyak rintangan hidup (srabeda).

Tetapi mengapa seseorang bisa melakukan perbuatan tercela atau kotor itu? Sekali lagi inilah hasil dari hawa nafsu yang tidak didisiplinkan. Tidak dijaga dalam batas yang sewajarnya. Sekali hawa nafsu diperturutkan akan mengajak bala tentaranya, yakni segala sifat buruk bersarang di dalam hati, dan outputnya adalah perbuatan tercela.

Marma (oleh karena itu) dipun (harap) ngati–ati (berhati-hati),urip (hidup) keh (banyak) rencananira (rencana-rencanamu), sambekala (segala halangan) den (harap) kaliling (dilihat dengan cermat). Oleh karena itu harap berhati-hati, dalam hidup banyak rencana-rencanamu, segala halangan hendaklah dilihat dengan cermat.

Oleh karena akibat perbuatan buruk tadi akan membuat kita banyak halangan, maka kita harus berhati-hati dalam merencanakan hidup. Apa saja halangan yang mungkin timbul, yang bisa terjadi karena akibat perbuatan kita sendiri di masa lalu. Misalnya seseorang yang mau mencalonkan gubernur, eh kok tiba-tiba gagal karena ternyata dahulu pernah memalsukan umur ketika melamar pekerjaan.

Pada waktu melamar pekerjaan tidak terbersit sedikitpun kekhawatiran kalau perbuatan curangnya yang hanya sepele itu akan membuat dirinya tersandung kelak, lha wong dia juga tidak mengira kalau bakal ada kesempatan maju sebagai calon gubernur. Tetapi begitulah yang terjadi kadang kesempatan kita menjadi sempit karena di masa lalu pernah melakukan sesuatu yang tidak baik. Maka alangkah baiknya jika kita mulai menjaga diri dengan sungguh-sungguh agar tak terpaksa berbuat curang, siapa tahu kelak kita mendapat kesempatan bagus dalam hidup ini sehingga modal moral kita cukup untuk mengemban setiap tugas.

Selain hal di atas, sebaiknya kita mengenali dulu halangan-halangan apa saja yang mungkin kita temui sebelum membuat rencana-rencana. Sambekala adalah segala sesuatu yang bisa membuat kita terganggu dalam mewujudkan suatu rencana. Itu bisa berupa banyak hal, yang diuraikan di atas adalah salah satunya. Selain itu halangan dan rintangan juga bisa datang dari banyak pihak luar, lingkungan atau orang lain. Kaliling adalah melihat dengan jelas dari dekat. Ada istilah ngliling bayi, yakni melihat dengan adu pandangan agar sang bayi bisa melihat kita dengan jelas sehingga tertawa atau berhenti nangis. Sambekala den kaliling, artinya melihat potensi halangan dengan cermat sedetail-detailnya agar semua potensi yang merintangi rencana itu dapat diketahui.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/26/kajian-wedatama-89-sambekala-den-kaliling/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...