Translate

Minggu, 18 Agustus 2024

Kajian Wedatama (50): Sarengate Elok-elok

Bait ke-50, Pupuh Gambuh, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Inguni uni durung,

Sinarawung wulang kang sinerung,

Lagi iki bangsa kas ngetokken anggit,

Mintokken kawignyanipun,

Sarengate elok-elok.


Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:

Dahulu kala belum pernah,

Dikenalkan dengan pelajaran tersembunyi,

Baru sekarang kelompok yang bersemangat memperlihatkan angan-angannya,

Memeperlihatkan kemampuannya,

Dengan tata cara yang aneh-aneh.


 Kajian per kata:

Inguni (ing uni, pada dahulu) uni (dulu) durung (belum). Sinarawung (dikenalkan)  wulang (pelajaran) kang (yang) sinerung (tersembunyi, rahasia). Pada jaman dahulu kala belum pernah dikenalkan pelajaran yang tersembunyi.

Ini masih berkaitan dengan macam-macam sembah yang disebutkan pada bait ke-48, bahwa jaman sebelum ini belum pernah dikenalkan dengan pelajaran yang tersembunyi, kita sebut saja ilmu batin (wulang kang sinerung). Yang dimaksud adalah pelajaran tentang tiga sembah yang terakhir, yakni sembah cipta, jiwa dan rasa.

Yang sudah diketahui umumnya baru apa yang terlihat jelas, yakni hanya sembah raga saja. Amalan-amalan yang dilakukan baru sebatas amalan tubuh, yang karenanya cukup mudah dipahami. Amalan-amalan batin belum diperkenalkan karena memang kemauan untuk mempelajari hal itu belum kuat, belum ada semangat untuk itu.

Lagi iki (baru sekarang) bangsa (kelompok) kas (kemauan, semangat) ngetokken (memperlihatkan) anggit (rekaan, angan). Baru sekarang kelompok yang bersemangat memperlihatkan angan-angannya.

Hal ini sangat mungkin merujuk pada kondisi waktu serat ini digubah. Ada semangat untuk mempelajari hal-hal spiritual pada sebagian kalangan anak muda. Namun karena belum ada piwulang yang dapat dipakai sebagai pedoman maka banyak yang masih menduga-duga, hanya berangan-angan saja (anggit).

Mintokken (memperlihatkan) kawignyanipun (kemampuannya), sarengate (tatacara, aturan) elok–elok (aneh-aneh). Memeperlihatkan kemampuannya dengan tata cara (syariat) yang aneh-aneh.

Orang-orang yang bersemangat tadi tidak ragu-ragu memperlihatkan kemampuannya dalam mengamalkan laku spritual, namun karena sesungguhnya mereka adalah para pemula banyak dari mereka yang justru memperlihatkan keanehan-keanehan. Ini tampak pada tatacara ibadah mereka yang mungkin tak biasa bagi orang awam.

Frasa sarengate elok-elok di atas menujukkan praktik tatacara ibadah yang tak lazim. Kata elok dalam bahasa Jawa berarti ajaib, atau di luar nalar yang sudah dipahami secara umum, membuat orang keheranan.

Apa saja praktik ibadah yang aneh itu? Bait berikutnya akan sedikit mengungkap satu contoh yang ada di jaman itu. Akan lebih baik dari segi keruntutan pengertian apabila kajian bait ini disatukan dengan bait berikutnya. Namun karena kita konsisten untuk mengkaji per bait, maka kita cukupkan dulu sampai di sini. Jangan ketinggalan pada kajian selanjutnya.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/08/22/kajian-wedatama-50-sarengate-elok-elok/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...