Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Babad Prayud (12): Gubernur Ubrus Mengunjungi Surakarta dan Yogyakarta

Para tumenggung utusan dari kedua negeri berada di Semarang selama sepuluh hari. Bersamaan mereka kemudian mohon diri. Oprup Beiman dan Mayor Dungkur turut kembali ke penugasan masing-masing.

Para punggawa Surakarta sekembalinya dari Semarang langsung masuk ke keraton untuk menyerahkan surat dari Gubernur yang baru. Surat sudah dibaca dan dihormati dengan tembakan meriam. Selang sehari kemudian Oprup Beiman mengadakan pesta perayaan pengangkatan Gubernur Semarang. Pangeran Mangkunagara juga turut hadir. Salah seorang adik Sang Raja yang bernama Raden Mas Grebeg baru saja diangkat sebagai pangeran dengan nama Pangeran Arya Danupaya. Sang pangeran kemudian juga turut berpesta. Para punggawa Surakarta semuanya hadir, membuat suasana menjadi meriah. Adipati Mangkunagara membawa gamelan pelog dan penari badhaya. Tak henti-henti minuman disajikan. Banyak para adipati dan kerabat minum sampai mabuk. Seharian mereka berpesta, menjelang senja baru bubar.

Sementara itu tanpa diduga datangnya, negeri mengalami paceklik. Diawali tahun Je. Pada hari Sabtu Legi tanggal tiga belas Syawal, tahun Dal, pukul lima sore, musibah bertambah lagi dengan meninggalnya Pangeran Juru. Jenazah dimakamkan di Pasar Gedhe. Sultan mengirim utusan ke Surakarta untuk memberi tahu kepada Sang Raja dan Pangeran Mangkunagara. Semua kaget karena Pangeran Juru adalah sesepuh kedua negeri.

Tidak lama dari peristiwa tersebut, Gubernur yang baru hendak mengunjungi Surakarta. Surat pemberitahuan sudah datang. Para punggawa yang sedang berperang disuruh untuk pulang. Yang berjaga di medan perang tinggal para bupati mancanagara. Para wadana mancanagara Yogya dan Surakarta juga dipanggil menghadap ke keraton. Kedatangan Tuan Gubernur pada tanggal tujuhbelas Syawal, hari Selasa Wage. Sang Raja Surakarta menyambut di Kleca. Para punggawa ikut serta. Tak ketinggalan Pangeran Mangkunagara. Sebelumnya Adipati Mangkupraja telah menyambut Tuan Gubernur di Boyolali bersama Tumenggung Jayanagara.

Kedatangan Ideler Ubrus di Kleca disambut Sang Raja. Keduanya bersalaman lalu berangkulan. Tak ketinggalan sang kakak Pangeran Mangkunagara turut menyambut. Setelah beramahtamah mereka pun duduk untuk menikmati jamuan ringan. Segera setelah melepas penat para pembesar melaju ke Surakarta. Peristiwa ini ditandai sengkalah: pandhita sarira anggana bumi.

Sesampai di alun-alun Surakarta, terdengan alunan gamelan monggang menyambut sang tamu agung. Para pembesar kemudian masuk ke puri. Terdengar gelegar meriam kehormatan menyambut. Bersahutan dari Sitinggil dan Loji. Langit seolah terbelah.

Ideler Ubrus tidak lama berada di puri. Ubrus minta untuk istirahat dulu di Loji. Sang Raja sudah mengizinkan. Pangeran Mangkunagara diminta untuk mengantar. Keduanya lalu keluar dari istana. Setelah mengantar Ubrus ke Loji Pangeran Mangkunagara pamit pulang.

Pagi hari berikutnya, Ideler Ubrus dipanggil masuk ke istana bersama para opsir, para bupati pesisir dan para adipati Surakarta. Setelah semua menghadap lalu jamuan dikeluarkan. Pesta berlangsung meriah. Adipati Mangkunagara memandu acara bersuka-suka sampai puas.

Gubernur Ubrus sangat suka melihat Oprup Beiman tampak sudah satu hati dengan Sang Raja serta Adipati Mangkunagara. Pukul sebelas malam acara bersuka-suka baru selesai. Gubernur kembali ke pondokannya.

Hari berikutnya, Ideler Ubrus menyerahkan oleh-oleh untuk Sang Raja. Berbagai perhiasan beraneka macam. Lalu gantian Adipati Mangkunagara menyerahkan hadiah untuk Ideler Ubrus. Juga para adipati di Surakarta. Semua menyerahkan kain beludru, cinde dan kain berenda.

Pada hari berikutnya Sang Raja berkenan mengunjungi Loji. Semua punggawa dibawa serta, termasuk lurah para punggawa yakni Adipati Mangkunagara. Di Loji sudah disiapkan jamuan. Mereka pun kembali bersuka-suka. Sang Raja berkenan menari bersama Adipati Mangkunagara. Tampak mereka menari dengan jenaka sehingga pesta semakin menambah meriah oleh gelak tawa para punggawa. Ideler Ubrus dan para opsir memuji kepiawaian Sang Raja dalam menari. Mereka juga berharap Pangeran Mangkunagara dapat melayani sang adik dan dapat menyenangkan Kumpeni.

Setelah Sang Raja selesai menari bersama Pangeran Mangkunagara, ganti Tuan Ideler Ubrus membawa para opsir untuk tampil. Diiringi irama biola para pembesar Kumpeni berdansa. Lalu giliran para punggawa dan bupati pesisir. Pukul setengah dua belas acara baru selesai. Sang Raja masuk istana, Adipati Mangkunagara dan para punggawa kembali ke kediaman masing-masing.

Selama tiga belas hari Ideler Ubrus berada di Surakarta. Selama itu pula jamuan dan makanan tak henti mengalir. Juga penghormatan dan berbagai acara bersuka-suka tak henti-henti. Ada acara rampogan, yakni mengadu macan melawan kerbau. Semua acara diadakan untuk dipersembahkan kepada Ideler Ubrus.

Pada hari Sabtu, dua puluh Syawal, Ideler dan para opsir serta bupati pesisir diundang untuk bersuka-suka di kediaman Pangeran Mangkunagara. Adipati Mangkupraja datang bersama para punggawa. Juga para kerabat hadir dengan dipimpin Pangeran Mangkuningrat dan Pangeran Natanagara. Pangeran Mangkunagara menjamu tamu dengan sangat hormat. Kedatangan Ideler disambut dengan tembakan kehormatan dari kesatuan prajurit wanita. Ideler heran dan geleng-geleng melihat sepak terjang prajurit wanita yang ketangkasannya mengalahkan prajurit pria. Ideler sampai merogoh kocek, sejumlah seratus rupiah diberikan kepada segenap prajurit wanita.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tarian ketangkasan oleh para prajurit. Lalu berikutnya oleh para penari badhaya. Tidak lama kemudian yang ditunggu-tunggu pun muncul, makan besar. Setelah bersantap seorang biduanita muncul mempersilakan para tamu menari. Para punggawa pun bergantian menari. Pesta baru selesai setelah pukul sebelas. Ideler dan para opsir minta pamit. Adipati Mangkunagara mengantar sampai pintu luar. Sementara para punggawa lain masih meneruskan bersuka-suka sampai pukul setengah tiga sore.

Pagi hari Sang Raja memberi hadiah tiga rakit kuda kepada Tuan Gubernur Ubrus. Juga dua kodi kain, yang sempit dan yang lebar. Serta uang senilai seribu riyal. Adipati Mangkunagara memberi serakit kuda. Ada pula dari kerabat yang memberi seekor kuda, yakni Pangeran Mangkuningrat, Pangeran Nitinegara, Pangeran Adiwijaya, Pangeran Danupaya. Para punggawa yang memberi seekor kuda adalah Raden Patih Mangkupraja dan beberapa adipati. Semua hadiah sudah diterima oleh Tuan Gubernur Ubrus. Tuan Sekretaris juga diberi hadiah seekor kuda dan uang seratus riyal.

Sore hari Sang Raja berkenan turun ke arena latihan keprajuritan. Ideler Ubrus turut serta menyaksikan latihan bersama para bupati pesisir. Terlihat Ideler Ubrus sangat suka hati. Setelah latihan selesai, malam hari Ideler dan para opsir masuk ke istana untuk kembali berpesta. Jam setengah tiga baru bubaran.

Pada hari Selasa, Tuan Gubernur Ubrus berangkat ke Yogya, pada tanggal dua puluh tiga Syawal. Adipati Mangkupraja mengantar Ideler sampai ke pondokan di Dersanan. Lalu rombongan berangkat ke Yogya dikawal Tumenggung Mangkuyuda. Rombongan Ideler berhenti semalam di Tangkisan Patih Adipati Danureja sudah menunggu di Tangkisan bersama seorang bupati, Ki Tumenggung Natayuda. Pagi hari berikutnya rombongan Tuan Gubernur melanjutkan perjalanan ke Yogya.

Pada hari Kamis, rombongan Gubernur masuk ke Yogya. Sultan menyambut di desa Widara. Kedua pembesar bersalaman dan berangkulan. Sultan sangat suka melihat kedatangan Ideler Ubrus. Teringat kembali kenangan sewaktu masih berperang bersama. Jamuan lalu dikeluarkan untuk menyambut tamu. Setelah beristirahat sejenak rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Yogya.

Masih di hari yang sama, Kamis, dua puluh enam Syawal, Gubernur Ubrus tiba di alun-alun. Tembakan meriam terdengar bergemuruh menyambut sang tamu. Gending monggang terdengar nyaring dari Sitinggil. Sultan mengandeng Ideler masuk ke puri. Jamuan kembali dikeluarkan. Tidak lama kemudian Ideler minta pamit ke pondokan untuk beristirahat. Pertemuan akan kembali dilanjutkan esok pagi.

Pagi hari berikutnya, serombongan pasukan dari Surakarta datang. Mereka membawa putri Sultan, Kangjeng Ratu Bendara. Putri sulung Sultan itu telah menikah dengan sepupu sendiri, yakni Adipati Mangkunagara. Kedatangan Ratu Bendara diantar seorang wadana dalam, Tumenggung Puspakusuma. Ikut serta mengantar Pangeran Mangkuningrat. Ratu Bendara langsung masuk ke puri untuk menjumpai sang ayah, sang ibu dan para kerabat sesepuh Yogya.

Pada saat bersamaan Tuan Gubernur dipersilakan masuk ke istana. Ideler Ubrus masuk diiringi Tuan Sekretaris dan para opsir. Para bupati pesisir turut mengiringi. Punggawa dari Surakarta yang ikut juga turut menghadap, yakni Tumenggung Mangkuyuda. Termasuk dua pengantar Ratu Bendara, yakni Tumenggung Puspakusuma dan Pangeran Mangkuningrat. Para alperes juga ikut serta menikmati jamuan Sultan.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2024/02/05/babad-prayud-12-gubernur-ubrus-mengunjungi-surakarta-dan-yogyakarta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...