Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (97): Cinancang Pucuking Cipta

 Bait ke-97, Pupuh Kinanthi, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Yeku ilapating wahyu,

yen yuwana ing salami.

Marga wimbuh ing nugraha,

saking heb Kang Maha suci.

Cinancang pucuking cipta,

nora ucul ucul kaki.


Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Itulah isyarat dari wahyu (Tuhan),

kalau ingin selamat selamanya.

Jalan untuk memperbanyak pahala,

sesuai dengan sabda Yang Maha Suci.

Diikat diujung cipta (pikiran),

takkan pernah lepas lagi.


 Kajian per kata:

Yeku (itulah) ilapating (isyarat, tanda-tanda) wahyu (wahyu, pentunjuk Tuhan), yen (kalau) yuwana (selamat) ing salami (selamanya). Itulah isyarat dari wahyu (Tuhan), kalau ingin selamat selamanya.

Sikap itulah yang sesuai dengan isyarat pentunjuk wahyu dari Tuhan, yakni Al Quran, hendaklah diamalkan terus menerus bila ingin selamat selam-lamanya. Sudah selayaknya jika orang yang berilmu agama memegang teguh budi luhur, akhlakul karimah, karena itulah buah dari ilmu yang sejati. Jika agamawan hanya panda berkutbah saja hanya akan menjadi tukang dongeng, tetapi jika dapat mencontohkan dengan keteladanan, itulah ulama yang lurus.

Marga (jalan) wimbuh (bertambahnya) ing nugraha (pahala, nikmat), Saking (dari) heb (sabda) Kang Maha suci (Yang Maha Suci). Jalan untuk memperbanyak pahala, sesuai dengan sabda Yang Maha Suci.

Ilmu yang diamalkan dalam tindakan serta mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan juga adalah perbuatan yang baik, yang akan menambah pahala. Bagi orang yang berilmu dan berbudi luhur berbuat baik adalah keniscayaan, sebagai buah dari ilmu dan amal. Mereka takkan berbuat kotor seperti kita juga takkan pernah minum air comberan karena merasa jijik, perumpamaannya seperti itu. Tetapi bagi siapapun yang melakukan kebaikan tetap akan mendapat pahala. Itulah yang sudah dituliskan Yang Maha Suci dalam sabdaNya, Al Quran.

Cinancang (diikat) pucuking (diujung) cipta (cipta), nora(takkan) ucul ucul (pernah lepas) kaki (anakku). Diikat diujung cipta (pikiran), takkan pernah lepas lagi.

Kalimat di atas adalah kiasan dari akidah. Akidah adalah pokok-pokok kepercayaan yang diikat dalam pikiran, dalam suatu pandangan dunia tertentu. Akidah yang sudah kuat, hasil dari pemikiran dan pengkajian yang mendalam takkan mudah goyah dan telepas, walau oleh bujukan, rayuan, paksaan, intimidasi, agitasi, dan aneka perlakuan tak ilmiah lainnya. Akidah yang kuat melahirkan ketetapan hati (keimanan), dan keimanan yang kuat akan berbuah perbuatan terpuji.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/27/kajian-wedatama-97-cinancang-pucuking-cipta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...