Translate

Jumat, 16 Agustus 2024

Kajian Wedatama (99): Nulad Mrih Utami

Bait ke-99, Pupuh Kinanthi, Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV:

Pantes tinulad tinurut,

laladane mrih utami.

Utama kembanging mulya,

kamulyaning jiwa dhiri.

Ora ta yen ngeplekana,

lir leluhur nguni-uni.


 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

(Mereka) pantas diteladani dan diikuti,

usahanya meraih keutamaan.

Perbuatan utama adalah bunga dari kemuliaan,

kemuliaannya jiwa sendiri.

Tak usah kalau sama persis,

seperti yang dilakukan para leluhur di jaman dahulu.


Kajian per kata:

Pantes (pantas) tinulad (diteladani) tinurut (diikuti), laladane (usahanya) mrih (agar) utami (utama). (Mereka) pantas diteladani dan diikuti, usahanya meraih keutamaan.

Sesungguhnya meraih keutamaan dalam hidup itu sulit dan amat berat rintangannya. Orang-orang yang telah disebutkan watak dan perilakunya dalam bait-bait sebelumnya adalah mereka yang sudah berhasil mencapai tahap itu. Oleh karena itu mereka pantas diteladani dan diikuti langkah-langkahnya dalam usaha meraih keutamaan.

Utama adalah sesuatu yang lebih tinggi derajatnya dari baik. Perbuatan utama adalah perbuatan yang lebih baik dari perbuatan baik. Dalam usaha untuk meraih yang utama pertimbangannya sangat banyak, mulai dari niat, cara dan tujuan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya harus dicermati agar tidak menimbulkan sesuatu yang kurang baik.

Walau secara teoritis hal-hal yang baik sudah lengkap di dalam kitab suci (Quran) dan pentunjuk Nabi (Hadits), tetapi jika tanpa melihat contoh langsung di lapangan seseorang tetaplah sulit untuk mencapai kebaikan, apalagi jika dia tak puas dan mengejar keutamaan, akan jauh lebih sulit lagi. Hal demikian karena urusan moral tidak bisa mengambil bentuk baku yang sama antar jaman dan antar tempat, semua bersifat kontekstual. Dalam hal ini kebijaksanaan amat berperan dalam menentukan sebuah tindakan. Hal-hal yang demikian ini akan lebih mudah dilakukan jika kita belajar langsund dari para guru, atau para orang-orang jaman dahulu.

Utama (utama) kembanging (adalah bunganya) mulya (kemuliaan), kamulyaning (kemuliaannya) jiwa (jiwa) dhiri (sendiri). Perbuatan utama adalah bunga dari kemuliaan, kemuliaannya jiwa sendiri.

Dalam sejarah telah lahir banyak orang-orang yang menapak jalan kemuliaan, menjaga diri dari tindak angkara, teliti dan wara dalam memenuhi kebutuhan hidup, berhati-hati dalam keinginan dan tidak menonjolkan kedirian. Inilah jalan kemuliaan yang melahirkan keutamaan.

Utama disebut sebagai bunganya kemuliaan karena memang hanya dapat lahir dari jiwa yang mulia, seperti halnya padi hanya dapat berbuah dari pohon padi, tidak dari ilalalang.

Ora ta (tidak usah) yen (kalau) ngeplekana (sama persis), lir (seperti) leluhur (para leluhur) nguni–uni (di jaman dulu). Tak usah kalau sama persis seperti yang dilakukan para leluhur di jaman dahulu.

Kepada orang-orang yang telah berhasil meraih keutamaan tadi, hendaklah kita mencontoh dan mengikuti perbuatan mereka, laku dan amalan mereka. Tidak harus sama persis dengan para leluhur di jaman dahulu, yang penting sudah berusaha keras untuk itu. Karena para leluhur telah melakukan hal-hal yang luar biasa, sehingga meneladani mereka pun sulit, walau demikian kita seharusnya bersyukur mendapat teladan yang bagus. Oleh karena itu dengan sekuat tenaga hendaknya mengikuti jalan mereka.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/27/kajian-wedatama-99-nulad-mrih-utami/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...