Pada (bait) ke-199, Pupuh ke-11, Asmarandana, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Poma-poma (perhatikan) wekas (pesan) mami (aku), anak (anak) putu (cucu) aja (jangan) lena (terlena), aja (jangan) katungkul (terpaku) uripe (hidupnya). Perhatikan pesanku, anak cucu jangan terlena, jangan terpaku hidupnya.
Perhatikanlah! Ingat-ingatlah! Pesanku ini. Kepada anak cucu jangan terpaku hidupnya pasa sesuatu sehingga melupakan yang lain. Arti ketungkul adalah terlalu memusatkan perhatian kepada sesuatu sampai yang lain terabaikan. Contoh, ketungkul nonton TV nganti sing nggoreng tempe gosong. Ketika dekat penggorengan ada TV menyala kemudian menampilkan acara yang bagus sehingga perhatiannya tertuju ke acara TV itu sampai tak sadar tempe di wajan sudah gosong. Yang seperti ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan. Berilah porsi pada masing-masing kehidupan agar hidupmu seimbang.
Lan (dan) aja (jangan) duwe (punya) kareman (kegemaran), marang (terhadap) pepaes (gelebyar) dunya (dunia). Dan jangan mempunyai kegemaran, terhadap gelebyar dunia.
Dan jangan dibiasakan mempunyai kegemaran terhadap barang dunia dalam bentuk apapun. Kegemaran ini berpotensi besar membuat manusia ketungkul sehingga melalaikan urusan lainnya yang lebih penting. Orang yang gemar akan burung misalnya, pasti yang diangankan dalam benaknya hanya burung saja setiap saat. Urusan lain dia tidak ingat. Kalau ada burung bagus pasti berupaya membeli dengan mengorbankan anggaran lain. Yang demikian ini jangan dilakukan.
Pepaes dunya, artinya barang atau sesuatu yang indah di dunia ini. Bisa apa saja selain burung di atas, bisa lukisan, bisa batu akik, atau bisa juga wanita kalau hanya mengagumi tubuh fisiknya saja. Kegemaran dibolehkan asal dalam hal-hal spiritual, seperti gemar beribadah, gemar belajar, gemar membaca, dll. Itupun harus dilakukan tanpa mengabaikan urusan kewajibannya yang lain. Dalam satu riwayat Nabi melarang sahabatnya yang terlalu gemar beribadah sehingga lalai akan kewajiban rumah tangga, menggauli istrinya.
Siang (siang) dalu (malam) dipun (di) emut (ingat), wong (orang) urip (hidup) manggih (akan menemui) antaka (mati). Siang malam diingat, orang hidup akan menemui mati.
Hendaknya siang malam diingat, bahwa orang hidup akan menemui kematian. Upayakan agar segala urusan selesai sesuai tugas dan kewajiban yang harus dipikul. Bagilah waktu agar tidak terfokus ke satu urusan, hingga urusan lainnya terbengkelai.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/10/kajian-wulangreh-199-aja-karem-pepaes-ndonya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar