Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (263): Mrih Wruh Ing Carita

 Pada (bait) ke-263, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Miwah lelakon nalika,
kang para wali sadaya,
kang padha oleh nugraha,
asale saking punapa.
Sarta kang para satria,
kang digdaya ing ayuda,
lakune sira tirua,
lelabetan kang utama

Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Serta kisah ketika,
para wali semua,
yang mendapatkan anugrah,
asal-muasalnya bagaimana.
Serta yang para satria lakukan,
yang sakti di peperangan,
perilakunya engkau tirulah,
juga jasa-jasanya yang utama.


Kajian per kata:

Miwah (serta) lelakon (kisah) nalika (ketika), kang para (para) wali (wali) sadaya (semua), kang (yang) padha oleh (mendapatkan) nugraha (anugrah), asale (asal-muasalnya) saking (dari) punapa (bagaimana). Serta kisah ketika, para wali semua, yang mendapatkan anugrah, asal-muasalnya bagaimana.

Melalui babad dan serat kita dapat mengetahui kisah para wali semua. Perjuangan mereka dalam meraih ridha Allah, cobaan yang mereka terima, ujian yang mereka jalani hingga akhirnya mencapai derajat tinggi di sisi Allah ta’ala. Juga dapat diketahui tentang asal-muasal pertobatan mereka, hijrah yang mereka jalani menuju jalan terang. Seperti kisah sunan Tembayat yang menempuh jarak, menggapai cita, meninggalkan segala kemewahan dunia untuk mencari ridha Ilahi.

Sarta (serta) kang (yang) para (para) satria (satria), kang (yang) digdaya (saktu) ing (di) ayuda (peperangan), lakune (perilakunya) sira (engkau) tirua (tirulah), lelabetan (jasa-jasanya) kang (yang) utama (utama). Serta yang para satria lakukan, yang sakti di peperangan, perilakunya engkau tirulah, juga jasa-jasanya yang utama.

Juga kisah para ksatria agung negeri ini, Raden Patah, Pati Unus, Hadiwijaya,Senapati, Sultan Agung, Surapati, Mangkubumi, Sambernyawa, Dipanegara, Sentot, Kyai Mojo, dll. Itu semua ada kisahnya dalam babad dan ceritera masa lalu. Selain serat dan babad, di Jawa juga dikenal sastra suluk, biasanya berisi kisah yang penuh hikmat dari para wali atau penganjur agama Islam di Jawa.

Dalam karya-karya itu tercantum keteguhan hati, kegigihan cita-cita, keberanian di medang perang, ketangguhan mereka di medan laga, dan kemantapan jiwa mereka yang pantang menyerah dalam mempertahankan prinsip. Itu semua tirulah semampunya sesuai dengan penerapannya di zaman kini, juga ingat-ingatlah jasa-jasa mereka, jadikan sebagai inspirasi kehidupanmu.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-263-mrih-wruh-ing-carita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...