Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (226): Berkah Wuruke Wong Tuwa

 Pada (bait) ke-226, Pupuh ke-12, Sinom, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Nanging padha ngestokena,
pitutur kang muni tulis.
Yen sira nedya raharja,
anggonen pitutur iki.
Nggoningsun ngeling-eling,
pitutur wong sepuh-sepuh.
Mugi padha bisaa,
anganggo pitutur becik,
ambrekati wuruke wong tuwa-tuwa.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Tetapi bagi semua patuhilah,
nasihat yang tertulis ini.
Kalau engkau ingin semalat,
pakailah nasihat ini.
Yang kuingat-ingat,
dari nasihat orang tua-tua.
Semoga semua bisa,
memakai nasihat ini,
agar mendapat berkah dari ajaran orang tua-tua.


Kajian per kata:

Nanging (tetapi) padha (sama) estokena (patuhilah), pitutur (nasihat) kang (yang) muni (bunyi) tulis (tertulis). Tetapi bagi semua patuhilah, nasihat yang tertulis ini.

Walau sang penggubah serat ini sudah merasa, menyadari, akan kebodohannya dan sudah menyatakan dengan jelas, beliau masih berharap bahwa apa yang ditulisnya ini sungguh-sungguh dipatuhi. Karena beliau meyakini bahwa apa yang disampaikan ini adalah nasihat yang baik-baik isinya.

Yen (kalau) sira (engkau) nedya (ingin) raharja (selamat), anggonen (pakailah) pitutur (nasihat) iki (ini). Kalau engkau ingin selamat, pakailah nasihat ini.

Nasihat ini akan menyelamatkan kehidupanmu kelak, jangan ditolak tapi ambilah pelajaran darinya, karena apa yang disampaikan ini juga bukan dari dirinya sendiri.

Nggoningsun (yang ku) ngelingeling (ingat-ingat), pitutur (nasihat) wong (orang) sepuhsepuh (tua-tua). Yang kuingat-ingat, dari nasihat orang tua-tua.

Namun dari pesan-pesan para orang tua yang beliau dengar dan diingatnya. Nasihat-nasihat yang beliau dengar tentu amat banyak, cerita-cerita yang beliau dengar juga beragam, maka tak ada salahnya beliau berbagi kepada orang lain yang mungkin membutuhkannya.

Mugi (semoga) padha (semua) bisaa (bisa), anganggo (memakai) pitutur (nasihat) iki (ini), ambrekati (mendapat berkah) wuruke (ajaran) wong (orang) tuwatuwa (tua-tua). Semoga semua bisa, memakai nasihat ini, agar mendapat berkah dari ajaran orang tua-tua.

Semoga cerita dan nasihat ini dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah nasihat yang baik dan pitutur yang luhur, ajaran mulia dari para orang-orang tua. Dengan mematuhinya semoga kita mendapat berkah dari perjuangan para leluhur itu yang telah merintis amalan-amalan baik sehingga kita tak kesulitan mencari tauladan.

Adapun jika ada kekurangan atau ada yang tidak benar menurut keadaan zaman sekarang, berulangkali penggubah serat ini menekankan dalam berbagai kesempatan, bahwa yang buruk tidak perlu dipakai dan selayaknya ditinggalkan saja.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/12/kajian-wulangreh-226-berkah-wuruke-wong-tuwa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...