Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (264): Kabeh Carita Pan Ana

Pada (bait) ke-264, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Nora susah amirungga,
mungguh tindhaking satriya.
Carita kabeh pan ana,
kang nistha lan kang utama,
kang asor kang luhur padha.
Miwah lakuning nagara,
pan kabeh aneng carita,
ala becik sira weruha

Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Tidak hanya mengkhususkan,
bagi perilaku ksatria.
Semua ceritera ada,
kang hina dan utama,
yang rendah dan yang mulia.
Serta jalannya negara,
semua ada dalam ceritera,
buruk dan baik ketahuilah.


Kajian per kata:

Nora (tidak) susah (perlu) amirungga (mengkhususkan), mungguh (bagi) tindhaking (perilaku) satriya (ksatria). Tidak hanya mengkhususkan, bagi perilaku ksatria.

Tidak perlu mengkhususkan bagi perilaku ksatria saja, dalam babad selain cerita-erita tentang kepahlawanan dari para ksatria zaman dahulu juga ada kisah-kisah lain yang perlu diketahui.

Carita (ceritera) kabeh (semuanya) pan ana (ada), kang (yang) nistha (hina) lan (dan) kang (yang) utama (utama), kang (yang) asor (rendah) kang (yang) luhur (mulia) padha (sama).  Semua ceritera ada, kang hina dan utama, yang rendah dan yang mulia.

Semua ceritera ada, termasuk yang hina, kisah hidup orang-orang yang tidak perlu dicontoh. Ini juga ada di dalam kitab-kitab babad sebagai bahan pelajaran agar yang membaca tidak menirunya. Dalam belajar tentang baik dan buruk, kita harus mempelajari semua, yang baik diketahui untuk ditiru, yang buruk diketahui untuk dihindari.

Miwah (serta) lakuning (jalannya) nagara (negara), pan kabeh (semua) aneng (ada dalam) carita (ceritera), ala (buruk) becik (baik) sira (engkau) weruha (ketahuilah). Serta jalannya negara, semua ada dalam ceritera, buruk dan baik ketahuilah.

Juga ada kisah tentang jalannya sebuah negara, berdirinya dan jatuhnya, masa suramnya dan masa keemasannya. Baik dan buruknya negara itu juga perlu diketahui sebagai bekal pengetahuan jika kelak meniti karir sebagai politikus. Agar nantinya tidak hanya menjadi tukang pidato, tetapi juga mahir mengelola negara.

Itulah isi dari kitab-kitab yang dapat kita petik pelajaran darinya. Selain membaca kitab, serat, babad, suluk dan karya tulis lain, kita juga dapat menambah pengetahuan dengan banyak bertanya kepada yang ahli. Karena tidak semua ahli dapat menulis atau sempat menulis kitab karena kesibukannya. Namun apabila kita dapat mengambil pelajaran dengan bertanya, yang demikian lebih bagus karena bisa berinteraksi dengan sumber ilmu secara langsung. Bait berikutnya berisi anjuran untuk bertanya kepada yang sudah mengetahui tentang segala sesuatu. 


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-264-kabeh-carita-pan-ana/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...