Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (269): Aja Sumelang Ing Nala

 Pada (bait) ke-269, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Padha uga den pracaya,
aja sumelang ing nala.
Kabeh pitutur punika,
mapan wahyuning Hyang Suksma,
kang dhawuh marang ing sira,
jalarane saking bapa.
Hyang Suksma paring nugraha,
maring anakingsun padha.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Harap percayalah juga,
jangan khawatir dalam hati.
Semua nasihat ini,
memang perintah Yang Maha Suci,
yang memerintah kepadamu,
melalui ayahandamu.
Yang Maha Suci memberi anugrah,
kepada anakku semua.


Kajian per kata:

Padha (harap) uga (juga) den pracaya (percayalah), aja (jangan) sumelang (khawatir) ing (dalam) nala (hati). Harap percayalah juga, jangan khawatir dalam hati.

Harap juga percayalah dengan semua nasihat ini, jangan ada keraguan dalam hati. Mantapkan untuk mematuhi nasihat ini dengan hati yang bulat dan tekad yang kuat.

Kabeh (semua) pitutur (nasihat) punika (ini), mapan (memang) wahyuning (perintah) Hyang (Yang) Suksma (Maha Suci), kang (yang) dhawuh (memerintah) marang ing (pada) sira (engkau), jalarane saking (melalui) bapa (ayahandamu). Semua nasihat ini, memang perintah Yang Maha Suci, yang memerintah kepadamu, melalui ayahandamu.

Semua nasihat ini juga merupakan perintah Allah Yang Maha Suci, yang memberi perintah kepadamu anak cucuku melalui ayahandamu.

Gatra ini menegaskan bahwa apa yang beliau nasihatkan adalah semua yang diperintahkan Allah juga. Jadi jangan ada keraguan dalam melaksanakannya. Hanya saja memang dibingkai dalam ajaran leluhur dalam format bahasa Jawa sesuai dengan bahasa yang dipakai sehari-hari. Apalagi pengamalan agama Islam yang dianut PB IV, penggubah serat ini, memang bercorak kejawen. Itu pula yang menjadi sebab beliau banyak mengerahkan para pujangga untuk menggali kearifan lokal sejak zaman Majapahit. Ada banyak karya sastra zaman Majapahit yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Jawa baru oleh pujangga keraton seperti Ki Yasadipura I dan II. Beliau sendiri juga terlibat dalam hajat besar itu. Selain menulis serat Wulangreh ini beliau juga menulis kitab yang sekarang sangat terkenal yakni Serat Centhini.

Hyang (Yang) Suksma (Maha Suci) paring (memeberi) nugraha (anugrah), maring (kepada) anakingsun (anakku) padha (semua).  Yang Maha Suci memberi anugrah, kepada anakku semua.

Oleh karena nasihat ini juga merupakan perintah Allah, semoga Allah Yang Maha Suci memberi anugrah kepadamu sekalian anak cucuku. Dimudahkan dalam memahami, dibukakan hati untuk menerima, dan diberi kekuatan fisik untuk menjalankannya.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-269-aja-sumelang-ing-nala/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...