Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (256): Duraka Yen Maidowa

 Pada (bait) ke-256, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Pan iku saking Hyang Suksma,
miwah ta ing umurira,
ingkang cedhak lan kang dawa.
Wus pinasthi ing Hyang Suksma,
duraka yen maidowa,
miwah yen kurang panrima.
Ing lohkil makpul punika,
tulisane pan wus ana.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Memang sudah dari Yang Maha Suci,
serta dalam ketetapan umurmu,
yang pendek dan yang panjang.
Sudah pasti pada Yang Maha Suci,
durhaka kalau menyangkal,
serta kalau kurang menerima.
Di Lauhil Mahfuz itulah,
catatannya sudah ada.


Kajian per kata:

Pan (memang)  iku (itu) saking (dari) Hyang (Yang) Suksma (Maha Suci), miwah (serta) ta ing (dalam) umurira (umurmu), ingkang (yang) cedhak (pendek) lan (dan) kang (yang) dawa (panjang). Memang sudah dari Yang Maha Suci, serta dalam ketetapan umurmu, yang pendek dan yang panjang.

Semua ketetapan itu sudah dari Yang Maha Suci, jadi pastilah bebas dari kesalahan. Dalam umurmu, yang pendek atau yang panjang, semua itu sudah ada ketentuannya. Namun demikian  kita sebagai manusia diberi sedikit ruang bebas untuk berkreasi ikut menentukan panjang pendeknya umur kita, melalui apa yang disebut sebagai ikhtiyari. Jangan disalahartikan kata ikhtiyari adalah usaha, namun yang tepat adalah memilih ketentuan yang lebih baik bagi kita. Misalnya begini, jika kita memilih gaya hidup buruk, minum minuman keras, madat, begadang tiada arti, dll maka kita sedang memilih umur pendek. Jika kita selalu menjaga kebugaran, menjaga makanan, menjauhi pola konsumsi tak sehat, artinya kita sedang memilih umur panjang. Kedua hal itu telah ditakdirkan bagi kita, dan kita diberi ruang sempit untuk memilih yang mana yang akan kita pakai. Dalam wilayah sempit itulah kita diberi kebebasan.

Wus (sudah) pinasthi (pasti) ing (pada) Hyang (Yang) Suksma (Maha Suci), duraka (durhaka) yen (kalau) maidowa (menyangkal), miwah (serta) yen (kalau) kurang (kurang) panrima (menerima). Sudah pasti pada Yang Maha Suci, durhaka kalau menyangkal, serta kalau kurang menerima.

Jadi dalam ketetapan-ketetapan itulah kita harus menerima. Tidak perlu durhaka dengan menolak ketetapan untuk kita. Apabila masih ada peluang bagi kita untuk memilih yang lebih baik, maka ambillah. Jika kita bersungguh-sungguh memanfaatkan peluang itu Insya Allah kita akan mendapat pertolongan.

Ing (di) lohkil (lauhil) makpul (mahfudz) punika (itulah), tulisane (catatannya) pan wus (sudah) ana (ada). Di Lauhil Mahfuz itulah, catatannya sudah ada.

Dalam lauhil mahfudz sudah ada ketetapan untuk kita, sejak lahir sampai mati semuanya sudah tertulis. Namun juga tertulis kebebasan sempit yang kita terima tadi, tempat kita mewujudkan peran sebagai manusia yang telah diberi kesempatan untuk memilih dua jalan. Jadi jangan berpandangan bahwa kita bebas di dunia ini, karena apapun pilihan kita, tetaplah tidak lepas dari jalanNya.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-256-duraka-yen-maidowa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...