Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (200): Aja Ngganggo Watak Ala

 Pada (bait) ke-200, Pupuh ke-11, Asmarandana, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Lawan aja angkuh bengis,
lengus lanas calak lancang,
langar ladak sumalonong.
Aja ngidak aja ngepak,
lan aja siya-siya,
aja jahil dhemen padu,
lan aja para wadulan.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Dan jangan angkuh, bengis,
mudah tersinggung, berangasan, mendahului perkataan, mendahuli perintah,
galak, sombong, mendahului bertindak.
Jangan menginjak, jangan meremehkan,
dan jangan menyia-nyiakan,
jangan usil, suka bertengkar,
dan jangan suka mengadu.


Kajian per kata:

Lawan (dan)  aja (jangan) angkuh (angkuh) bengis (bengis), lengus (mudah tersinggung) lanas (lantap, berangasan) calak (suka mnendahului perkataan) lancang (mendahului perintah), langar (lantap, galak) ladak (sombong) sumalonong (mendahului bertindak). Dan jangan angkuh, bengis, mudah tersinggung, berangasan, suka mendahului perkataan, suka mendahuli perintah, galak, sombong, mendahului bertindak.

Bait ini seolah berisi ensiklopedia watak buruk. Penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia tidak memberi arti yang sama dengan bahasa asalnya disebabkan perbedaan artinya yang terlalu halus antara satu dengan yang lain sehingga sulit dicari padanannya. Marilah kita kupas satu persatu agar lebih jelas dari sekedar terjemahan.

Angkuh, adalah sikap sombong yang berciri tidak mau mengenal orang lain. Atau juga pura-pura tidak kenal dengan teman atau tetangga disebabkan suatu alasan. Bengis, atau sering juga dilafalkan wengis, adalah sifat kejam, tegaan, tidak mengenal belas kasih. Lengus, sifat gampang tersinggung lalu mogok atau mutung. Tidak bisa mendengar perkataan yang sedikit menyinggung.

Lanas, sikap berangasan dalam perkataan, biasanya dipakai untuk menyebut perempuan yang gampang marah-marah. Calak, sifat suka mendahului perkataan, takut didahului lantas mendahuli berkata tak pantas. Lancang adalah mendahuluio perintah, sebelum diperintah sudah berani bertindak.

Langar, hampir sama dengan lanas, perkataannya buruk dan suka memaki-maki. Ladak, sombong, suka meremehkan orang, hampir sama dengan angkuh. Sumalonong, suka mendahului bertindak, tidak mau kedahuluan orang lain.

Aja (jangan) ngidak (menginjak) aja (jangan) ngepak (meremehkan), lan (dan) aja (jangan) siya-siya (menyia-nyiakan), aja (jangan) jahil (usil) dhemen (suka) padu (bertengkar), lan (dan) aja (jangan) parawadulan (suka mengadu). Jangan menginjak, jangan meremehkan, dan jangan menyia-nyiakan, jangan usil, suka bertengkar, dan jangan suka mengadu.

Jangan menginjak, ini kiasan untuk menghilangkan peluang orang lain. Jika pada gatra sebelumnya sifat buruk bersifat pribadi, pada gatra ini sudah menganggu orang lain. Ada banyak macam dan jenisnya yang juga tak dapat diterjemahkan secara tepat karena perbedaan yang amat tipis artinya dalam bahasa masing-masing.

Ngepak, meremehkan. Siya-siya artinya menyia-nyiakan orang lain, tidak menghargai orang lain. Jahil artinya suka usil atau mengganggu. Dhemen padu adalah suka bertengkar dan terakhir parawadulan adalah sifat suka mengadu.

Itu semua sifat buruk yang mesti dihindari.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/10/kajian-wulangreh-200-aja-ngganggo-watak-ala/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...