Pada (bait) ke-259, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Sunat (sunnat) lan (dan) parlu (fardu, wajib) punika (itu), prabot (perangkat) kanggo (untuk) saben (tiap) dina (hari), iku (itu) uga (juga) dipun padhang ( minta dijelaskan). Sunat dan fardu itu, perangkat untuk amalan setiap hari, itu juga mintalah dijelaskan.
Sunat dan parlu (fardu) adalah perabot bagi kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud perabot di sini adalah kelengkapan hidup. Tanpa kedua hal itu (dan tiga hukum lainnya, yakni mubah, makruh dan haram) niscaya manusia akan kesulitan mengarahkan hidupnya. Sedangkan kita tahu bahwa perbuatan buruk akan menjerumuskan ke neraka, dan perbuatan baik akan menghantar ke surga.
Mana kita tahu suatu perbuatan disebut baik atau buruk jika kita tak mempelajari dengan detail, namun karena ada fikih tadi kita menjadi mengerti suatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa harus sudah payah memperlajari sendiri dengan detail. Ilmu fikih yang disusun oleh ulama-ulama terdahulu telah memberi kita panduan yang mudah diterapkan. Jika kita mau berlajar atau berguru kepada ulama maka akan teranglah mana-mana perbuatan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Patakonira (pertanyaanmu) den (yang) terang (terang), lan (dan) aja (jangan) bosen (bosan) jagongan (bercakap), lawan (dengan) kang para (para) ulama (‘ulama). Pertanyaanmu yang terang, dan jangan bosan bercakap, dengan para ulama.
Agar hati menjadi terang dan hilang keraguan, maka kalau berguru atau bertanya harus jelas dan detail. Jangan bosan untuk bertanya, jangan malu bertanya lagi jika belum mengerti. Jangan pula bosan berkumpul dengan ulama. Dengan demikian kita dapat mengambil pelajaran dari percakapan dengan mereka sehari-hari.
Miwah (serta) wong (orang) kang (yang) wus (sudah) sampurna (sempurna), kawruhe (pengetahuan) marang (pada) Hyang (Yang) Suksma (Maha Suci). Dan orang-orang yang sudah sempurna, dalam pengetahuan pada Yang Maha Suci.
Serta juga jangan bosan untuk bertanya kepada orang yang sudah sempurna ilmunya, tentang ilmu-ilmu ketuhanan, para guru dan pejalan salik, yang dengan sepenuh hati dan jiwa berjalan di jalanNya. Begitulah cara kita menambah ilmu tentang Allah Yang Maha Suci.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-259-den-terang-sunat-lan-parlu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar