Pada (bait) ke-276, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Lah (nah) mugi (semoga) padha (semua) tirua (tirulah), kaya (seperti) leluhure (leluhurnya) padha (semua). Nah, semoga semua itu dapat ditirulah, seperti para leluhur semua.
Semoga dengan serat ini anak cucu menjadi mengerti tentang kepahlawanan para leluhur, hal-hal baik yang mereka lakukan dan larangan-larangan yang mereka sampaikan. Dengan demikian para anak keturunan dapat meniru apa-apa yang baik dari mereka.
Sudira (berani) betah (betah) atapa (bertapa), sarta (serta) waskitha (awas) ing (dalam) nala (hati), ing (dalam) kasampurnaning (kesempurnaan) gesang (hidup), kang (yang) patitis (tepat) nora (jangan) mamang (ragu-ragu). Berani dan betah bertapa, serta awas dalam hati, dalam kesempurnaan hidup, yang tepat jangan ragu-ragu.
Meniru dalam hal keberanian, meniru dalam hal kegigihan mereka bertirakat dengan mengurangi makan dan tidur. juga meniru kewaspadaan, kepekaan hati dalam menerima isyarat dari Yang Maha Suci. Meniru perilaku mereka yang selalu mengupayakan kesempurnaan hidup. Meniru sikap mereka yang mantap dalam hati, bulat dalam tekad dan menjauhi sikap keragu-raguan.
Iku (itulah) ta panedhaningwang (permintaanku), muga (semoga) ta kalampahana (dapat terlaksana). Itulah permintaanku, semoga dapat terlaksana.
Itulah permintaanku, semoga dapat terlaksana. Allah mengabulkan semuanya.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-276-muga-kalampahana/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar