Pada (bait) ke-273, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Dinohna (dijauhkan) saking (dari) duraka (durhaka, perbuatan buruk), winantua (selalu penuh) ing (dengan) nugraha (anugrah). Dijauhkan dari perbuatan buruk, selalu penuh anugrah.
Walau keadaan yang digambarkan dalam bait sebelumnya sudah sangat baik, mukti wibawa, namun belum sempurna kalau belum mendapatkan satu anugrah yang satu ini. Yakni terhindar dari perilaku durhaka, perbuatan buruk dan su’ul adab atau tidak tahu tatakrama. Ini pun juga merupakan pemberian Allah ta’ala yang tidak sembarang orang dikaruniai. Memang semua orang pasti tak mau berbuat buruk, namun kenyataannya banyak yang terjerumus. Oleh karena itu dalam siang dan malam jangan lupa memohon agar nikmat hidup ini selalu menyertai kita.
Sakeh (semua) anak (anak) putu (cucu) padha (sama), ingkang (yang) ngimanaken (mempercayai) uga (juga), marang (kepada) pituturing (nasihat) bapa (ayahanda). Semua anak cucu, yang mempercayakan, kepada nasihat ayahanda.
Gatra ini merupakan dorongan semangat kepada anak cucu semua yang mempercayai kepada nasihat yang disampaikan sang penggubah serat ini. Ada kabar baik bagi mereka atas apa yang akan mereka kerjakan itu.
Allah (Allah) kang (yang) nyembadanana (mengabulkanlah), ing (pada) pandhonganingsun (permohonanku) iya (juga), ing (dalam) tyas (hati) ingsun (aku) wus (sudah) rumasa (merasa). Allah yang mengabulkan, pada permohonanku juga, dalam hati aku sudah merasa.
Yakni, Allah akan mengabulkan apa yang menjadi keinginan mereka. Itu pun tertuang dalam permohonan sang penggubah serat ini kepada Allah Sang Pencipta. Kabar baiknya beliau merasa bahwa itu akan menjadi kenyataan, semoga anak cucu juga mempunyai sikap optimis seperti ini.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-273-dinohna-saking-duraka/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar