Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (242): Prasapane Ki Ageng Tarub

 Pada (bait) ke-242, Pupuh ke-12, Sinom, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Wiwitan ingkang prasapa,
Ki Ageng ing Tarup weling.
Iing satedhak turunira,
tan rinilan nganggo keris,
miwah waos tan keni,
kang awak waja puniku.
Lembu tan kena dhahar,
daginge lan nora keni,
anginguwa marang wong wandhan tan kena.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Pertama kali yang mengucap prasapa,
adalah Ki Ageng di Tarub yang berpesan.
Bahwa anak-keturunannya,
tak diijinkan memkai keris,
serta tumbak juga tak boleh,
yang berbahan baja.
Lembu tak boleh dimakan,
dagingnya dan tidak boleh,
memelihara orang yang bisu tak boleh juga.


Kajian per kata:

Wiwitan (pertama kali) ingkang (yang) prasapa (prasapa), Ki Ageng (Ki Ageng) ing (di) Tarup (Tarub) weling (berpesan). Pertama kali yang mengucap prasapa, adalah Ki Ageng di Tarub yang berpesan.

Yang pertama kali melakukan prasapa adalah Ki Ageng Tarub, yang mempunyai pesan-pesan larangan kepada anak cucu agar mereka menjauhi larangan tersebut.

Ki Ageng Tarub adalah nenek moyang raja Mataram. Silsilahnya sebagai berikut: Ki Ageng Tarub berputri Dewi Nawangsih yang kemudian diperistri Bondan Kejawan. Dari Bondan Kejawan secara urut kemudian  berputra Ki Ageng Getas Pandawa, berputra Ki Ageng Sela, berputra Ki Ageng Enis, berputra Ki Ageng Pemanahan, berputra Panembahan Senopati raja pertama Mataram. Jadi Panembahan Senopati adalah keturunan ke-6 dari Ki Ageng Tarub.

Ing (pada) satedhak turunira (anak-keturunannya), tan (tak) rinilan (dijinkan) nganggo (memakai) keris (keris), miwah (serta) waos (tumbak) tan (tak) keni (boleh), kang (yang) awak (berbahan) waja (baja) puniku (itu). Bahwa anak-keturunannya, tak diijinkan memkai keris, serta tumbak juga tak boleh, yang berbahan baja.

Larangan Ki Ageng Tarub adalah: yang pertama, anak keturunannya tidak diijinkan memakai keris, serta tumbak yang berbahan baja. Yang dimaksud adalah bahan baja saja tanpa campuran unsur lain. Sedangkan keris yang berbahan meteor yakni yang memakai pamor tidak termasuk dalam larangan itu.

Lembu (sapi) tan (tak) kena (boleh) dhahar (dimakan), daginge (dagingnya) lan (dan) nora (tidak) keni (boleh), anginguwa (memelihara) marang (pada) wong (orang) wandhan tan (tak) kena (boleh). Lembu tak boleh dimakan, dagingnya dan tidak boleh, memelihara orang wandhan tak boleh juga.

Yang kedua, anak keturunan Ki Ageng Tarub tidak boleh memakan daging sapi. Dan yang ketiga tidak boleh memelihara orang wandhan. Kami belum mendapat informasi yang valid tentang mengapa Ki Ageng Tarub sampai mengucapkan ujaran prasapa ini. Kelak apabila sudah mendapati sumber yang terpercaya akan kami tambahkan informasi mengenai hal ini.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/12/kajian-wulangreh-242-prasapane-ki-ageng-tarub/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...