Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (196): Den Lakoni Sakuwasane

 Pada (bait) ke-196, Pupuh ke-11, Asmarandana, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Kudu uga den lakoni,
rukun lelima punika.
Apan ta sakuwasane,
nanging aja tan linakwan.
Sapa tan ngalakanana,
tan wurung nemu bebendu.
Mula padha estokena.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Harus juga dilaksanakan,
Rukun yang lima itu.
Memang hanya semampunya,
tapi jangan tidak dilakukan.
Siapa tidak melaksanakan,
tidak urung mendapat hukuman.
Maka harap patuhilah.


Kajian per kata:

Kudu (harus) uga (juga) den (di) lakoni (laksanakan), rukun (Rukun) lelima  (yang lima) punika (itu). Harus juga dilaksanakan, Rukun yang lima itu.

Oleh karena rukun yang lima itu menjadi perabot yang utama, besar atau sangat penting bagi orang hidup maka harus dilaksanakan. Melaksanakannya bukan saja sebagai bentuk ketundukan kepada Yang Kuasa, tetapi juga membuat hidup lebih mudah.

Apan ta (walau) sakuwasane (semampunya), ning (tapi) aja (jangan) tan (tidak) linakwan (dilakukan). Memang hanya semampunya, tapi jangan tidak dilakukan.

Walau hanya semampunya, tetapi lakukanlah. Semampunya di sini dalam arti tidak boleh melakukan di luar kesanggupan badannya. Misalnya orang berpuasa jika sedang sakit, bisa diganti di lain hari. Jika sakitnya permanen dan membahayakan kesehatannya, boleh tidak puasa namun diganti dengan fidyah. Kewajiban naik haji jika belum mampu tidakklah harus dipaksakan. Demikian juga shalat, jika tidak kuat berdiri sambil duduk, atau berbaring. Zakat pun demikian, jika tak punya harta benda tidaklah wajib berzakat, dll.

Ada banyak keringanan sehingga seluruh manusia dapat melakukan semua rukun ini dengan bertahap sampai akhirnya terlaksana semua. Bilamana tak cukup kemampuan atau umur tak sampai maka tidaklah menghalangi untuk berislam. Niatkanlah dahulu dengan tulus ikhlas, adapun tercapainya adalah semata-mata kehendak Allah. Jangan karena merasa tidak mampu kemudian putus asa. Janganlah demikian, tetapi niatkanlah dahulu untuk melakukan semuanya.

Sapa (siapa) tan (tidak) ngalakanana (melaksanakan), tan (tak) wurung (urung) nemu (mendapat) bebendu (hukuman). Siapa tidak melaksanakan, tak urung mendapat hukuman.

Karena yang tidak melaksanakan, lebih-lebih bagi yang sudah mempunyai kemampuan berarti dia abai, atau sengaja membangkang. Tak urung akan terkena hukuman Tuhan jika berlaku seperti itu.

Mula (maka) padha (harap) estokena (patuhilah). Maka harap patuhilah.

Maka harap semua mematuhi dengan sepenuh hati. Pertama niatkan dahulu, kedua upayakan sesuai kemampuan, ketiga jika sudah mampu segera laksanakan. Jika terpaksa tidak mampu memenuhi kelima rukun, setidaknya sudah berusaha semampunya. Soal tercapai atau tidak adalah kehendak Allah.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/10/kajian-wulangreh-196-den-lakoni-sakuwasane/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...