Translate

Senin, 30 September 2024

Kajian Wulangreh (275): Amung Ninggal Wuruk

 Pada (bait) ke-275, Pupuh ke-13, Girisa, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Mulane sun muruk marang,
kabeh atmajaningwang.
Sun tulis sun wehi tembang,
darapon padha rahaba,
enggone padha amaca,
sarta ngrasakken carita.
Aja bosen den apalna,
ing rina wengi elinga

Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Maka dari itu aku mengajarkan kepada,
semua anak-anakku.
Kutulis dan kuberi bentuk tembang,
supaya semua gemar,
dalam membaca,
serta menghayati ceritanya.
Jangan bosan harap hapalkan,
di siang malam ingatlah.


Kajian per kata:

Mulane (maka dari itu) sun (aku) muruk (mengajarkan) marang (kepada), kabeh (semua) atmajaningwang (anak-anakku). Maka dari itu aku mengajarkan kepada, semua anak-anakku.

Oleh karena menyadari bahwa waktunya tinggal sebentar maka sang penggubah serat ini perlu untuk meninggalkan wasiat kepada anak cucu beliau sebagai wujud perhatian dan cinta kasih kepada mereka. Serat Wulangreh inilah wujud dari wasiat itu, maka patuhilah nasihat yang ada didalamnya.

Sun (aku) tulis (tulis) sun (aku) wehi (beri bentuk) tembang (tembang), darapon (supaya) padha (semua) rahaba (gemar), enggone (dalam) padha (sama) amaca (membaca), sarta (serta) ngrasakken (menghayati, merasakan) carita (ceritera). Kutulis dan kuberi bentuk tembang, supaya semua gemar, dalam membaca, serta menghayati ceritanya.

Nasihat-nasihat itu beliau tulis dalam bentuk tembang, supaya semua anak cucu gemar membacanya, tidak bosan dan jenuh. Mudah dihapal karena susunan kata-katanya yang indah. Jika dilagukan akan meresap ke dalam hati, terpatri dalam sanubari. Semua itu dengan maksud agar mendapat perhatian dari anak cucu semua.

Aja (jangan) bosen (bosan) den (harap) apalna (hapalkan), ing (di) rina (siang) wengi (malam) elinga (ingatlah). Jangan bosan harap hapalkan, di siang malam ingatlah.

Oleh karena itu jangan bosan untuk menghapalnya. Di siang dan malam ingat-ingatlah selalu. Bacalah dalam berbagai acara dan kesempatan. Bila perlu dilagukan karena memang bentuknya tembang. Juga bisa dipakai dengan iringan gamelan, suluk pedalangan, panembrana, dll. Semua itu agar isi serat ini akrab terdengar di telinga sehingga pesan-pesannya masuk ke dalam hati. Inilah harapan sang penggubah serat Wulangreh ini, Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/12/13/kajian-wulangreh-275-amung-ninggal-wuruk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...