Translate

Rabu, 04 September 2024

Babad Tanah Jawi (180): Sang Raja Pakubuwana menggelar pertunjukan tayub bagi para punggawa dan para opsir

Pagi hari itu segenap punggawa Kartasura telah hadir bersama para mantri-mantri mereka. Juga para kerabat dan para opsir Kumpeni. Semua sudah lengkap berjajar di Pancaniti. Tidak lama kemudian Sang Raja keluar ke bangsal Pangapit. Para punggawa duduk berjajar di hadapan Sang Raja. Para opsir duduk di kursi di samping Sang Raja. Kapten Hohendorff duduk paling depan tepat di samping Sang Raja. Juga para kerabat duduk di kursi di samping Sang Raja. Tidak lama kemudian jamuan keluar dari istana. Pagi itu Sang Raja berkenan mengadakan jamuan makan bersama para punggawa, para kerabat dan opsir Kumpeni. Sepanjang acara jamuan Hohendorff tak henti melayani Sang Raja. Setelah Sang Raja dan para yang hadir selesai santap pagi, makanan segera dibagikan kepada para prajurit yang hadir. Dari depan sampai belakang semua sudah kebagian makan.

Selesai makan pertunjukkan tayub segera digelar. Susana menjadi semarak dan meriah. Para yang hadir sudah mengepung arena melingkar seperti gelang. Minuman dibagikan berputar merata. Suara gamelan ditabuh ringan membuat suasana semakin hidup. Banyak dari para punggawa yang ikut menari dengan tingkah polah masing-masing. Ada pula yang sampai mabuk. Setelah puas menyaksikan tayub Sang Raja berkenan masuk ke puri. Para punggawa yang masih ingin menari melanjutkan pertunjukkan sampai puas.

Tidak berapa lama kemudian datang Raja Ternate di Kartasura dengan membawa pasukan sejumlah seratus prajurit. Kapten Hohendorff kemudian melaporkan kedatangan Raja Ternate kepada Sang Raja.

Berkata Kapten Hohendorff, “Tuan Komisaris mengirim bantuan kepada paduka. Raja Ternate dan seratus pasukannya telah datang. Saya punya usul agar paduka besok saja menerima Raja Ternate itu.”

Sang Raja menurut usulan Kapten Hohendorff. Pada pisowanan hari Senin Sang Raja bertahta di bangsal Pangrawit. Raja Ternate dipersilakan menghadap. Sang Raja kemudian berjabat tangan dengan Raja Ternate. Setelah bersalaman Raja Ternate mundur dan duduk di kursi samping Kapten Hohendorff. Mereka kemudian minum arak bersama.

Raja Ternate kemudian berbisik kepada Hohendorff, “Tuan, katakan kepada Sang Raja. Saya hendak berjoged perang di hadapan Sang Raja. Ini sebagai tanda kesanggupan saya. Kedatangan saya ke sini agar saya diadu perang melawan musuh Sang Raja. Apapun perintah Sang Raja akan saya laksanakan.”

Kapten Hohendorff lalu menyampaikan kepada Sang Raja apa yang dibisikkan Raja Ternate tadi. Sang Raja mengizinkan. Raja Ternate lalu berdiri dan menarik keris kecilnya. Di hadapan Sang Raja Kartasura si Raja Ternate menari perang sambil menyatakan kesiapan menjalankan perintah. Setelah Si Raja Ternate menari lalu para pasukannya ikut menari. Setelah puas mereka duduk kembali.

Sang Raja lalu bermaksud mengimbangi tarian perang orang Ternate. Seorang bocah cebol abdi kesayangan Sang Raja dipanggil untuk menari perang. Namanya si Thoreng. Tarian si bocah cebol tak kalah heboh. Lagi pula si Thoreng agak mabuk. Jadi tariannya semakin menjadi-jadi. Semua yang bersorak gembira. Namun Raja Ternate merasa malu karena tariannya sebagai seorang raja diimbangi tarian seorang bayi. Setelah puas bersuka-suka Sang Raja kemudian masuk ke puri. Raja Ternate kembali ke pondokannya. Para opsir kembali ke pondokannya masing-masing.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2023/01/19/babad-tanah-jawi-180-sang-raja-pakubuwana-menggelar-pertunjukan-tayub-bagi-para-punggawa-dan-para-opsir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...