Translate

Minggu, 22 September 2024

Babad Tanah Jawi (91): Raja Amangkurat mengirim pasukan Kartasura ke Pasuruan

 Sang Raja memanggil sang adik Pangeran Adipati Puger. Yang dipanggil segera manghadap di istana.

Berkata Sang Raja, “Dinda, bagaimana sebaiknya. Sindureja sudah berjanji kepada Kumendur bahwa aku akan menyerang Pasusuran dan meminta bantuan Kumpeni. Dan sudah dikatakan aku menugaskan punggawaku di Sampang dan Surabaya.”

Pangeran Puger berkata, “Karena sudah ada kesanggupan sebaiknya segera dijalankan. Dua adipati segera berangkat dari Kartasura, nanti bertemu di tujuan. Karena Kumpeni kalau sungguh berangkat pasti melalui laut.”

Sang Raja berkata pelan, “Kehendakku Dinda, sesungguhnya aku ingin kedua orang itu melakukan upaya sandi seperti ketika di Jepara. Belum beruntung ketika di Jepara dulu karena kelakuan si Jiwaraga yang tak dapat dipercaya. Dia telah membuat malu negara. Sungguh aku telah melakukan kesalahan besar menunjuknya sebagai tumenggung. Sesungguhnya nista bagi seorang raja bila mengangkat punggawa yang takut mati. Watak orang yang takut mati pasti berani ingkar janji. Perkataan para bijak, orang seperti itu belum mantap tekad dalam mengabdi kepada raja. Yang namanya manusia sesungguhnya tak bisa memilih bagaimana caranya mati. Beda dengan Surapati yang sudah masyhur bisa menyelesaikan masalah. Menurut perkiraanku tidak akan terbongkar rencanaku.”

Pangeran Puger berkata, “Benar, siapa yang berani membocorkan rahasia raja. Kalau demikian segeralah paduka panggil si Adipati Sampang dan Adipati Surabaya agar mereka menyiapkan pasukan.”

Sang Raja segera mengirim utusan memanggil Raden Sindureja, Adipati Surabaya dan Adipati Sampang. Tidak lama ketiganya telah menghadap Sang Raja.

Sang Raja berkata, “Hai Dinda Adipati Madura dan Adipati Surabaya. Kalian siapkan pasukan kalian untuk menyerang Pasuruan. Kerahkan para prajurit pesisir dan bawalah sepertiga prajurit Kartasura.”

Kedua punggawa menyembah, kepada mereka sudah diberitahukan rencana Sang Raja seperti yang sudah terjadi ketika Surapati hendak ditangkap Kapten Tack. Bahwa penyerangan ke Pasuruan hanyalah berpura-pura. Tujuan utamanya adalah mengadu Kumpeni dengan Surapati.

Sang Raja berkata, “Kalau sampai di Pasuruan, berjagalah saja. Jangan berperang dulu kalau Kumpeni belum datang.”

Kepada Arya Sindureja Sang Raja berpesan, “Hai Sindureja, sekarang Jepara aku berikan lagi kepada Secanegara. Kalau Secanegara berangkat ke Jepara bawakan serta surat pemberitahuan kepada Kumendur bahwa aku telah memberangkatkan pasukan ke Pasuruan. Dan Secanegara kalau sudah sampai di Jepara segeralah menyusul ke Pasuruan.”

Sang Raja sudah selesai memberi pesan-pesan kepada punggawa yang akan berangkat. Pangeran Puger, Adipati Surabaya, Adipati Madura dan Raden Sindureja menyembah dan segera mundur dari hadapan Sang Raja.

Sesampai di kediaman masing-masing dua adipati segera menyiapkan pasukannya. Raden Arya Sindureja memanggil Ki Secanagara dan menyampaikan perintah Sang Raja bahwa tanah Jepara dikembalikan kepadanya. Secanagara segera bersiap berangkat ke Jepara untuk kembali menjabat bupati. Kepadanya telah dibawakan surat dari Sang Raja kepada Kumendur Jepara.

Adipati Madura dan Adipati Surabaya telah bersiap berangkat. Sepertiga pasukan Kartasura bergabung dengan pasukan kedua adipati. Jumlah prajurit menjadi sangat banyak. Pasukan berangkat dari Kartasura layaknya gelombang manusia. Perjalanan pasukan dari Kartasura dibagi menjadi dua bagian. Pasukan dari pesisir berangkat melalui pesisir utara, dengan pimpinan seorang putra Madura bernama Raden Demang Pasisir. Adapun pasukan mancanegara berangkat melalui mancanegara dipimpin kedua adipati.

Di Jepara, Ki Tumenggung Secanagara telah bertemu dengan Kumendur. Surat dari Sang Raja sudah disampaikan. Kumendur sangat suka hati mendengar Sang Raja telah memberangkatkan pasukan ke Pasuruan. Kumendur juga sudah menyiapkan pasukan Kumpeni, tetapi masih harus menunggu tambahan pasukan dari Betawi sehingga sedikit terlambat.

Sementara itu Tumenggung Secanagara tak lama berada di Jepara. Setelah menyiapkan pasukan dari Jepara Ki Secanagara segera menyusul ke Pasuruan melalui laut. Beruntung Secanagara mendapat angin sehingga perjalanannya cepat sampai. Pasukan dari Kartasura sudah berkumpul di Gentong, Secanagara pun segera bergabung. Namun  mereka sampai lama menunggu pasukan Kumpeni tak segera datang. Adipati Sampang kemudian mengirim surat kepada Sang Raja. Yang dituju adalah kediaman Patih Sindureja. Isi suratnya meminta perintah selanjutnya karena pasukan Kumpeni yang ditunggu tak segera datang.  Oleh Patih Arya Sindureja surat segera dihaturkan kepada Sang Raja. Sang Raja segera memerintahkan Patih Sindureja untuk membalas surat.

Sang Raja berkata, “Hai Patih, segeralah balas surat ini. Jangan sampai si utusan menunggu lama. Perintahkan pasukan jangan pulang dulu ke Kartasura. Tunggulah dulu di Gentong.”

Utusan segera kembali ke Gentong membawa perintah Sang Raja. Di barisan Gentong Adipati Cakraningrat Madura setiap tahun mendapat upeti dari Raden Surapati untuk diteruskan ke Sang Raja. Upeti disampaikan secara rahasia sehingga tak ada yang mengetahui kalau Surapati memberi upeti karena melalui tangan Adipati Sampang.


https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2022/08/28/babad-tanah-jawi-91-raja-amangkurat-mengirim-pasukan-kartasura-ke-pasuruan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Wulangreh (165;167): Bener Luput Den Esthi

  Pada   (bait) ke-165;167, Pupuh ke-9, Pucung, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV. Ing sabarang prakara dipun kadulu, wiwi...